Bandara Halim Perdana Kusuma (06:30 am)
Seorang pria mengenakan kemeja berwarna biru langit dengan lengan digulung ke siku sedang menatap hiruk pikuk yang terjadi di bandara. Ia membawa koper di tangan kanannya dan jas yang di tangan kirinya. Ia terlihat menghembuskan nafas lega.
Beberapa menit kemudian seorang pria paruh baya mengenakan setelan jas hitam dan kemeja berwarna putih menghampirinya."Maaf Tuan Muda anda menunggu lama karena tadi jalanan sangat macet" ucap pria paruh baya tersebut.
Sang Tuan tersenyum dan mengangguk sopan "Tidak apa-apa Pak. Mari, saya sudah tidak sabar mencicipi masakan Bunda." Ujarnya sambil berjalan menuju Range Rover yang terparkir gagah di luar bandara.Pria paruh baya itupun langsung mengambil alih koper Sang Tuan muda, untik diletakkannya ke dalam bagasi.
Di dalam mobil percakapan terus mengalir karena ini pertemuan mereka setelah sekian lama.
"Apa Tuan akan menetap disini sekarang?""Sepertinya. Saya sudah lama meninggalkan negara ini. Tidak ada salahnya untuk membuka cerita baru disini." Ia menjawab sambil terkekeh seperti ada yang mengganjal ketika ia memberikan jawaban tersebut. Sedangkan pria paruh baya tersebut hanya mengangguk.
Setelah beberapa jam membelah kemacetan kota ia telah sampai di sebuah rumah dengan desain Eropa modern tanpa meninggalkan kekhasan rumah Indonesia. Rumah itu terlihat sangat megah dengan 4 pilar berdiri kokoh di bagian depan rumah tersebut.
Sepasang suami-istri terlihat tersenyum bahagia menyambut kedatangan anak semata wayangnya.
"Welcome home anak Bunda, kamu sehat kan? Kamu makan makanan yang bergizi kan disana?" Ujar Sang Bunda sambil tetap memeluknya, tetapi tiba-tiba Sang Bunda menatap sinis anak semata wayangnya itu sambil bersedekap "Ada keberanian apa kamu pulang setelah 5 tahun ninggalin Bunda? Ha?""Bunda jangan mulai deh" potong Sang Papa.
"Lagian udah 5 tahun nggak pernah pulang."
"Tapi aku kan selalu ngabarin Bunda" Sang Anak langsung merangkul Bundanya. "Udah ah aku kangen masakan Bunda, aku laper."
"Hisshh dasar."
Ruang Makan Keluarga Hadinata
"Jadi gimana Ren? Udah siap mau nerusin disini lagi" Sang Papa membuka obrolan ketika mereka selesai makan.
Yap. Pria yang dipanggil "Ren" adalah Narendra Daffandra Hadinata putra semata wayang dari pasangan Ardra Hadinata dan Gayatri Putri Wijaya. Rendra melanjutkan kuliahnya di Jerman sekaligus menjalankan bisnis keluarganya yang berada disana. Hadinata Group merupakan bisnis keluarga tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang Real Estate, Property, Hotel, dsb merupakan perusahaan besar yang telah mempunyai cabang dimana-mana termasuk Eropa. Selama 5 tahun Rendra menetap di Jerman dan enggan pulang ke tanah kelahirannya, tapi hari ini dia telah memutuskan untuk kembali.
"Maybe, Rendra akan coba." Rendra menjawab sambil mengusap keningnya sendiri.
"Kalau belum siap Papa nggak maksa nak. Itu keputusanmu."
"Beri Rendra waktu ya Pa. Rendra mau beradaptasi disini dulu."
Sang Papa hanya menganggukan kepala.
"Ehmm Bun, Pa, bentar lagi Rendra mau keluar sebentar ya mau ketemu temen-temen"
"Kamu nggak istirahat dulu, baru pulang juga langsung mau ngeluyur." Hardik sang Bunda.
"Udah janjian Bun, nanti kangen-kangenan sama Bunda ya gantian dulu" Jawab Rendra sambil terkekeh.
"Dasar kamu ya" sang Bunda memasang muka sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Defense
RomanceKetika Sang Peluka masih belum siap menunjukkan perasaanya, karena ia tak bisa melupakan bagaimana ia melukai sekeping hati Tentang seorang gadis yang pernah melukai dan terlukai. Mengharuskan ia untuk membangun "defense" untuk dirinya sendiri. Menu...