Dream 1 : Pertemuan

16 2 0
                                    

Aku ingin sekali merasakan yang namanya C-I-N-T-A

Apakah seindah birunya air laut?
Atau sesakit pedang yang menancap ditubuhmu?

Aku ingin memiliki seorang pangeran layaknya tokoh dongeng. Yang bisa mencintaiku apa adanya dan membuat hidupku bahagia

Apa.., akan terkabul?

Entah yang ada di hatiku ini sekedar rasa suka atau hanya sekilas hawa nafsu masa puber?

Itu masih menjadi teka-teki sampai sekarang dan membuatku menjadi sesosok gadis yang sensitif terhadap cowok

Dan memendam perasaanku terhadap cowok yang kusukai











































"Gita!!" Panggil seorang wanita paruh baya didapur

"Iya ibu aku turun!" Jawabku juga dengan berteriak

Aku merapihkan pakaianku dengan bantuan cermin lemari panjang yang ada didepanku

Aku bergumam "semoga aku bisa berinteraksi dengan teman baru"

Ya! Aku akan masuk sekolah pada masa orientasi murid baru. Aku masih kelas 10 SMA dan umurku masih 16 tahun

Flasback on
Dari dulu diriku ini adalah seorang anak yang sangat pendiam. Sampai" banyak orang yang tidak tahu bagaimana suaraku ketika berbicara. Disaat aku duduk dengan orang lain dan aku tidak akrab dengannya dipastikan aku akan duduk termenung dan memilih untuk diam daripada berbicara tapi tidak ditanggapi sama sekali

Semua cowok yang ada dikelasku merasa kalau aku adalah cewek ansos (anti sosial) padahal itu semua tidak benar. Mereka hanya tidak tahu kalau alasanku sebenarnya tidak memulai pembicaraan terlebih dahulu karena aku bingung harus memulai pembicaraan dari mana dan berakhir dengan kecanggungan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk diam
Flasback off

"Gita!! Ayo cepat turun apa kau ingin terlambat ke sekolah barumu!!" Teriak seorang wanita paruh baya itu lagi

"Iya...., astaga tidak sabaran sekali ibuku ini?" Sambil mendengus kesal

Aku pun keluar kamarku dengan tas yang sudah berada di punggungku. Aku keluar pintu dan menuruni anak tangga satu persatu, terlihat seorang wanita paruh baya tadi yang bukan lain adalah ibuku sendiri

Beliau adalah orang yang selalu mengerti aku ketika aku dalam masalah sulit sekalipun. Dia juga pernah memarahi seorang anak laki" yang pernah menjahiliku dulu. Bagiku dia benar" malaikat tanpa sayap

Meskipun dia diceraikan oleh ayah, karena masalah perempuan lain itu tidak membuat ibukku pantang menyerah dalam merawatku

"Lama sekali sih, kamu ngapain aja dikamar?" Tanyanya

"Aku masih merapihkan bajuku ibu..." melihatnya dengan tatapan kesal

"Ya sudah, cepat makan dan berangkat ke sekolah. Ibu mau beres-beres dulu sebelum berangkat kerja"

Aku berdehem mengiyakan ucapan ibuku dan mengambil sarapan yang ada dimeja. Terdapat roti sandwich yang berisi selai strawberry kesukaanku

Selesai makan aku langsung meninggalkan meja makan dan berpamitan kepada ibukku untuk berangkat sekolah. Ini akan menjadi hari yang melelahkan

***

Di halte bus hanya terdapat keheningan dan rintikan daun yang jatuh dari pohonnya karena mengering. Aku menunggu bis biasa yang aku tumpangi untuk pergi ke sekolah. Untung saja, ini masih jam 6 lebih 15 menit jadi aku masih ada waktu untuk menunggu bis selama 30 menit kedepan

DREAM LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang