Bagian 2

517 41 2
                                    


My Cute: "Hai, hai apa kabar.... Semoga kalian ndak kangen sama si Imut ini hehehe......"

Minna-tachi: "Udah dech gak usah banyak bacot, lanjutin aja gih ceritanya"

My Cute: "Ugh ya .. ya dasar mak – mak rempong,,,,,"

Minna-tachi: "Lu mau kita-kita sate ya"*menyeringkaisambilbawaobor"

My Cute: "q_q"*kabur*

.

.

.

.

.

.

.

.

Dibagian hutan yang lain, ada sebuah desa yang entah terlihat atau tidak karena adanya kekai transparan yang tidak bias ditembus oleh mata telanjang. Ditengah – tengah desa tersebut ada sebuah rumah yang besar nan mewah diantara perumahan lainnya.. biasanya para penduduk sekitar tersebut memanggil si pemilik rumah dengan sebutan Oyabun. Entah sang boss besar itu menakutkan atau bagaimana namun karena itu adalah keharusan yang wajib untuk setiap penduduk yang bermukim disana.

Dannn

Krik. . Krik . . Krik..

(Maaf si abang Jangkrik lagi berilklan . . . )

Ok Next kembali ke laptop ...eh salah kecerita

Dan sebuah teriakan menggelegar dan membahana menghancurkan ketenangan pagi yang sunyi penuh kedamaian ini.. apakah gerangan??

"SEENSEEIIIIII". Yap ini dia si pelaku peneriakan kita.. sebut aja neng Sume ups salah tapi nyonya Natsume*plak

Natsume: 'lu pingen gue bakar apa'

My Cute: 'ya maap atu neng,, aye kan Cuma mau bernarasi aje, gak usah sewot gitu kayak kagak pernah dibelai ama papi Toba aja'*elus2jidatyangkenatampae*

(api tiba-tiba kerkobar)Natsume: 'Ape loe kata Hahh'

My Cute: 'Mampus dech, si eneng ngamuk.'*kabur*

Terlihat seekor kucing gembul yang sedang berlari karena teriakan menggelegar yang seorang remaja yang sedang mengejarnya itu, sedangkan orang – orang di sekitar yang hanya bias menggeleng – gelengkan kepala melihat pemandanga yang sudah biasa biasa mereka saksiakan. Karena kelincahan lari kucung tersebut sang remaja yang bernama lengkap Naesume Takashi tersebut kehilangan sang kucing gembul aka senseinya.

Memang dibandingkan dirinya yang sebagai seorang hanyou dengan sang sensei yang seorang DaiYokai legendaris namun karena suatu kesalahan yang tak terduga sang DaiYokai tersrbur tersegel dalam tubuh seekor kucing yang gembul dan imut itu, maka sebagaian kekuatanya sebagian tersegel. Sungguh menggelikan bukan, namun jangan sekali – kali kalian membicarakan itu didepanya kalau tidak kamu akan terkena cakaran maut sang Oyabun aka kucing gembul.

" Oy Natsume, bias kau berhenti mengejarku. Tak bosan kah kau selalu berteriak – teriak seperti ini." Jawab sebuah suara yang menggema di sekitarnya.

Natsume tau bahwa senseinya itu ingin menghindar dari hukumanya dan tak mau menampakkan dirinya. Makanya dia membuat trik dengan ini. Sesaat Natsume sungguh lelah denagn kelakuan sensei gembulnya itu, padahal sebelum dia tersegel dalam wujudnya yang sekarang senseinya sangat tegas dan garang, sehingga hamper sebagian penghuni hutan ini takut padanya, tapi setelah tersegel sifat senseinya berubah bak kucing yang nakal yang suka mencari perhatian dari pemiliknya seperti, mencuri ikan, bersenang – senang dengan alcohol yang entah dapat dari mana padal selau setelah kepergok dirinya maka semua alcohol tersebut pasti akan dia amankan. Dan banyak lagi kelakuan aneh yang selalu tak terfirkan dalam hidupnya bila seandainya kelakuan senseinya lebih dari ini. Mungkin Natsume akan ngambek dan menghiraukan senseinya itu.

"Baiklah, semua terserah sensei saja, aku akan kembali saja kedesa dulu." Ucapan pasrah dari Natsume mengundang tawa bahagia dari Madara aka sensei aka kucing gembul.

Selang beberapa waktu Natsume berfikir bahwa dia akan kembali ke desa, tapi karena hari sudah siang maka sekalian dirinya berburu saja untuk hidangan makan siangnya bersama denagn senseinya itu.

Sambil berfikir apa yang akan dia hidangkan untuk nanti, Natsume sampai ke tengah hutan diluar kekainya. Merasa acuh Natsume terus berjalan hingga dia mencium adanya aroma darah, segara saja Natsume berlari melewati semak – semak dan pepohonan hingga dia mendengan suara perkelahian dan geraman binatang buas.

.

.

.

.

.

Beberapa waktu berlalu Matoba berdiam diri bagai patung, berfikir mencoba mencari cara untuk kabur dari Yokai serigala didepanya.

"Ggrrr"

Sreek sreek

Hanya bunyi geraman dan gesekan yang terdengar dari kesunyuan tersebut, semakin menambah suasana yang seram dan mencengkam.

'Ugghh sial, sial mengapa hidupku harus sesial ini. Coba aku membawa peralatan panahku, pasti Yokai busuk yang ada didepanya ini akan aku bakar habis tak bersisa.' Hanya rutukan tak terucab dari bocah bernama Matoba tersebut hingga dia tak sadar bahwa Yokai serigala tersebut sedang berlari kedepanya.

Mungkin karena refleknya yang bagus dan terlatih maka dia bias menghindari sergapa Yokai serigala tersebut, namun Karena cederanya yang sebelumya yang belum ada penanganan, maka Matoba malah terbentur semak berduri yang malah menambah luka – luka baru ditubuhnya.

"Akkh, iiiss sial sakit sekali." Gumam Matoba yanh melihat darah semakin mengalir dari lengannya.

Mencium bau darah manusia bukanya berhenti, malah membuat si Yokai serigala tersebut semakin menggebu – gebu ingin memangsa manusia yang berada didepanya tersebut.

"Gggrrr Aaauuu".

Matoba menutub matanya pasrah karna bila ini memang takdinya untuk mati maka dia akan menerima ini semua. Lagipula semenjak kematian ibunya, ayahnya tak pernah perduli padanya. Untuk apa hidup bila harus diabaikan.

Detik – detik sebelum kematiannya Matoba merasakan angin yang melewatinya. Menutup mata lebih lama tapi dia tak merasakan rasa sakit dari gigi tajamnya sang Yokai serigala malah sebuah suara lembut yang menyiratkan kekhawatiran padanya.

"Apa kau baik – baik saja?." Tanya Natsume denagn nada lembut dan menandung kekhawatiran pada sesosok bocah manusia didepanya tersebut.

Natsume heran mengapa ada anak manusia yang berkeliaran di tenagh hutan yang berbahaya ini. Namun dia menghapus pemikiran itu sekarang karena melihat anak manusia yang terluka di depanya.

Natsume mencoba mengulangi pertanyaannya pada anak manusia didepanya tersebut, "Hei apa kau mendengarku, apa kau terluka parah."

Karena tak ada balasan dari si bocah didepanya Natsume berasumsi bahwa si bocah sedang pingsan entah karena shok atau karena ketakutan.

"Hahh semoga saja sensei tak marah bila aku membawa pulang anak manusia ini." Gumam Natsume seraya menggengong sang bocah dan berbalik arah utuk pulang ke desanya., hingga melupakan niatnya untuk berburu tadi.

.

.

.

.

.

Tbc

Gimana, gimana menurut kalian seru ndak,, hehe ini pertama kalinya aku menulis hingga hampir 1000k lho. Hump capek banget rasanya, semoga kalian ndak bosen sama ceritaku yang terlalu berbelit – belit ini ya. Jangan lupa VOTE dan Komennya ya....

Bye bye,,,

17 JUNI 2019

Be Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang