Bagian 3

418 36 2
                                    

Hai - hai maaf ya bila kalian semua menunggu cerita yang membosankan ini. tanpa banyak kata 'SELAMAT MEMBACA'


"Seiji, kau harus tau kalau kau adalah pewaris sah Klan Matoba. Jadi rubah sikap kekanak – kanakanmu dan jadilah kuat, buang sifat belas kasihanmu itu, sebelum kau tersingkirkan dari hak waris Utamamu."

Otou-san, nande...

"Ahh inikah anak simpanan itu, sungguh memalukan untuk mempunyai anak yang lemah semacam ini."

"Benar, mengapa pemimpin Klan tak mencari kandidat lain yang pantas untuk menjadi pewaris Klan terkenal ini."

Apakah memang aku tak sepantas itu...

"Hahaha bukankah kau anak yang lemah..."

"Apanya yang calon pemimpin Klan, sungguh tak pantas pecundang sepertimu mendapatkan tempat yang istimewa itu."

"Ha..ha.. anak yang lemah."

"Anak yang lemah."

"Anak yang lemah."

Apa tau kalian tentang aku lemah atau tidak, hiks... taukah kalian aku juga ingin lebuh kuat...

Okaa-san...

Hiks...hiks.. jangan tinggalkan aku sendiri. Otou-san dan semuanya jahat. Merekahanya menganggap aku sebagai barang saja.. hiks.. Okaa-san, aku muak dengan ini semua...

Bayang – bayang wajah dan suara semua orang yang meremehkannya, merendahkan dan menghinanya berputar dalam benak Seiji..

Sungguh ingin rasanya Seiji menguliti jah mereka, hingga mereka malu dan tak pernah keluar lagi mencemooh orang seenaknya.

"Ughh pergi, pergi. Jangan ganggu aku hiks.. apa salahku hiks.."

"Hei, ningen bangun. Ada apa denganmu."

Suara seseorang yang tak dikenalnya membangunkan Seiji dari mimpi yang membelengguhnya selama ini.

"Hahh...Hahh arigatou."

"Hai, ada apa denganmu ningen." Menghiraukan pertanyaan seseorang disampingnya, Seiji segera mengedarkan pandangannya pada sekitarnya. Sebuah ruangan minimalis bernuansa sederhana, dengan dinding berwarna krem dan lantai yang beralaskan tatami. Disebelah kanannya ada meja belajar yang berkaki pendek dengan berisi beberapa buku dan kuas yang berjejer rapi. Menoleh kebelakang ada jendela berkusen ganda yang berhembus angin sepoi – sepoi. Disebelah kirinya ada lemari pakaian yang lumayan besar dengan dua pntu diantaranya terdapat kaca yang berukuran full body.

Setelah puas melihat semuanya, barulah Seiji mengalihkan pandanganya ke samping kanannya. Meskipun Seiji tau bila ada seseorang yang berada kamar tempatnya berbaring, namun Seiji menyampingkan itu dulu untuk melihat – lihat sekitarnya. Barulah setelah puas Seiji akan menatap sang pemilik kamar yang sah. Meski terkesan tidak sopan, namun karena kurangnya ajaran sewaktu dirinya di manor Matobalah yang membuatnya menjadi seperti sekarang.

"Apa?."

"Sudah puas meneliti kamarku."

"Sudah."

Jawaban yang super Irit dan wajah datar yang terkesan cuek itu membuat Natsume cemberut. 'Dasar manusia tidak tau terima kasih.' Batin Natsume bersungut – sungut serta bibir yang bergumam tidak jelas, membuat Seiji sedikit menyunggingkan bibirnya membentuk senyum yang tipis, bahkan bila tak memakai kaca pembesar tak akan kelihatan. 'Ah anak yang manis. Aku ingin memilikinya.'

Kruuyuukk

Bunyi suara perur yang keroncongan berbunyi cukup keras di kamar yang sunyi ini. Keheningan menyelimuti kamar Natsume setelah mendengar bunyi yang berasal dari manusia didepannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang