Di sebuah kelas terlihat seorang gadis dengan rambut pirang tengah asik mempoles wajahnya dengan bedak andalannya. Ia sangat fasih memainkan spon bedak di wajahnya, mulai dari pipi, jidad dan hidung. Entah apa tujuannya, mulutnya juga terlihat dimanyun-manyunkan.
Saat tengah memakai gincu pink-nya, tiba-tiba spidol melayang tepat kearah kacanya. Seketika gincu pink-nya meleset ke pipinya.
"Kamu niat kuliah apa gak Rasti?, berhenti membawa barang-barang yang tidak diperlukan seperti ini! Mengerti?!"Ya, gadis itu bernama Rasti. Rastanty Rasti Rahardjo, putri dari pemilik yayasan kampus Taruna, bapak Rahardjo. Walaupun ia anak pemilik kampus, tapi ia sama sekali tidak mencerminkan seorang gadis yang pintar. Justru ia sangat nakal, sering bolos, sering titip absen dan yang lebih parahnya ia sering mengulang mata kuliah lebih dari 3 kali. Bapak Rahardjo tidak mengistimewakan Rasti meski ia adalah putrinya sendiri.
Ditempat lain yaitu di perpustakaan kampus, seorang pria tengah duduk dengan ditemani setumpuk buku. Buku-buku itu berada di sisi kanan dan kirinya. Ia terlihat begitu menikmati setiap lembar kertas yang ia baca. Sudah hampir 4 jam ia duduk bersama tumpukan-tumpukan buku tanpa memerhatikan orang-orang disekitarnya.
Pria itu bernama Muhammad Rasya, pria terpintar di kampus Taruna. Rasya merupakan pria yang gemar membaca buku. Ia begitu menyukai dan mencintai buku. Semua genre buku hampir semuanya sudah ia baca.
Rasti dan Rasya adalah 2 mahasiswa yang memiliki kepribadian yang begitu berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bibliophile
Teen FictionKecintaan dan ketertarikan seorang pemuda terhadap buku menjadikannya sebagai mahasiswa terpintar di kampusnya. Pemuda itu bernama Rasya, ia terkenal dingin dan cuek. Setiap selesai kelas, ia selalu berada di perpustakaan. Karena kepintarannya, Rasy...