Part2🍁pingsan

203 14 8
                                    

Kamu adalah wanita pertama yang membuat jantung ku berdetak lebih kencang.

-Devan-

***

Afifah berjalan ke arah bangku pojok dekat dinding sambil menunduk.

Teman teman sekelas jadi memperhatikannya semenjak ia bertatap Dengan Devan tadi. Banyak tatapan membunuh dari para fans nya Devan.

Namun Afifah sebisa mungkin untuk tidak takut,karena baginya tidak ada yang perlu di takuti,selain allah

Afifah duduk sendiri an. Keysa pun merasa ibah dengan Afifah.Dia tidak punya teman dekat selain Keysa.

Keysa hendak duduk di samping Afifah.Namun ia sadar bahwa ia sedang marahan dengan Afifah.

"PINDAH!"
Keysa tersadar dari lamunannya setelah mendengar bentakan dari Devan.

Keysa menatap devan sambil mengernyitkan keningnya.

Kenapa dia harus pindah,toh dia yang duluan duduk disini ,Pikir Keysa.

"Lho budek ya! PINDAH!!"bentak Devan sekali lagi.

Keysa berdecak kesal,lalu ia pun berdiri dari tempat duduknya. Matanya mulai mencari bangku kosong.

Tidak ada bangku kosong lagi selain bangku yang ada di samping Afifah.Al-hasil Keysa pun berjalan ke bangku itu.

Hening..

Baik Keysa maupun Afifah sama sama diam.Hingga akhirnya seorang guru masuk .

"Pagi all" sapa buk Eva-guru paling killer di sekolah.

"Pagi!"

"Anjiirrr!!jangan sampai nih guru jadi wali kelas kita." Bisik Eko pada vino yang duduk di sebelahnya.

"Nggak papa bro.Dia cantik kok"

"Katarak mata lho"Eko menjitak kepala vino.

"Aw..sakit bego!"

"Anak anak disini ibuk akan jadi wali kelas kalian" ucap buk Eva membuat Eko berdecak kesal.

"Anjir..kenapa harus dia ya Robb.Kenapa gak buk Anis yang cantik itu aja yang jadi wali kelas hamba.." batin Eko.

Jijik.Ya mungkin semua orang akan merasa jijik jika mendengar ucapan eko-laki laki tampan dan konyol.

Buk Eva mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.Dan matanya berhenti di Afifah.

"Kamu.."buk Eva menunjuk Afifah.

Afifah gelagapan.
"Sa-saya buk"Afifah menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu! "

"Em-a ada apa ya buk"

"Kamu sekretarisnya."

Afifah membulatkan matanya.Pasalnya selama ini dia tidak pernah menjadi perangkat kelas.

"Dan kamu!"buk Eva menunjuk Devan.

Devan tak menjawab. Ia masih mempertahankan wajah datar nya.

"Kamu sekretaris dua" ucap buk Eva.

"Gak!"tolak Devan

"Devan! Kurang ajar ya kamu.Mau ibu hukum"

"Pokoknya kamu sekretaris 2.Tidak ada penolakan!"tegas buk Eva.

"Kenapa harus saya?"tanya Devan dingin

"Tulisan kamu rapi"

"Sok tau"batin Devan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ar-rohman Untuk AfifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang