Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ neng, wios naros? rama teh tukang seblak, ya? paingan mun ninggal eneng hate a'a sok seseblakan. ❞ ➴ 𝐀𝐛𝐝𝐚𝐫 𝐇𝐞𝐫𝐥𝐢𝐨𝐬 𝐁𝐚𝐬𝐤𝐚𝐫𝐚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ you're the sun and i'm your sunflower, mas juni. so, i took you and overflow.❞ ➴ 𝐁𝐚𝐥𝐪𝐢𝐬 𝐆𝐚𝐛𝐫𝐢𝐞𝐥𝐥𝐚 𝐊𝐡𝐚𝐧𝐬𝐚
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalian berdua saling suka, kan? Terus kenapa milih buat denial?"
Seutas garis senyuman manis Gabriel pamerkan kepada lawan bicaranya, atensinya sesekali tertuju pada Herlios yang berada di tengah-tengah lapangan basket. Ada segudang jawaban yang ingin sekali dikeluarkan, tetapi rasa ragu masih mendominasi jiwa dan raga. Intisari, bahwa Gabriel berhutang pada Herlios. Gabriel seringkali menerka-nerka, sebenarnya apa sih resep Mas Lios supaya keliatan happy virus gitu?sampai kewalahan sendiri. Gabriel berterima kasih banyak untuk hadirnya Herlios yang tidak pernah alpa, untuk memberi arti tanpa perlu kata, untuk menyayanginya dengan cara yang jauh berbeda. Gabriel hanya takut jika hubungan mereka melewati garis batas pertemanan, afeksi yang diberikan Herlios perlahan jarang ia dapat.
"Karena-"
"Neng!" seru Herlios, melambaikan telapak tangan kanannya melewati gaya gravitasi. "Bantuin!" Gabriel memicingkan kedua netra, sedangkan Herlios menunjukkan deretan giginya sambil menyisir beberapa helai rambut kebelakang. Akhirnya Gabriel menghampiri bangku Herlios setelah berpencar dari teman-temannya yang kelewat kepo itu. Tentu saja Gabriel tidak bergabung untuk mengistirahatkan bokongnya, gadis itu memiliki tugas lain; mengeringkan keringat Herlios menggunakan handuk kecil putih.
