one and only

353 33 1
                                    

Tuk

Tuk

Langkah kaki jenjangnya yang dibalut heels berwarna senada dengan gaun sederhana yang melekat ditubuh mungilnya memecahkan keheningan  sepanjang lorong yang berjajar pintu-pintu bercat putih gading.

Hari ini adalah hari dimana ia seharusnya berbahagia karena sahabatnya atau lebih tepatnya seseorang yang telah menemaninya sepanjang 24 tahun umurnya.

Ya pria itu akan menikah hari ini, haruskah ia senang? Haruskah ia bahagia?

Tak ada sedikitpun kebahagiaan terpancar dari wajah cantiknya. Malah hanya ekspresi hampa yang terlihat.

Sepanjang hidupnya ia tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi padanya, tak pernah terfikirkan olehnya mereka akan berakhir seperti ini. Haruskah ia ungkapkan semua perasaan yang telah ia pendam selama  ini padanya? Pada lelaki yang sangat dicintainya, pada sahabatnya, pada lelaki yang beberapa jam kedepan akan menjadi milik orang lain.

Disinilah ia berada sekarang menatap kosong sebuah pintu yang berwarna senada dengan pintu lainnya tetapi didepannya tertulis "Ruang Pengantin Pria" didepannya.

'Kuat lah Ong Seungwoo, jangan tunjukkan wajah sedihmu padanya. Tersenyumlah yang manis didepannya dan berbahagialah untuknya, untuk sahabatmu, dan untuk lelaki yang sangat kau cintai'
Gadis cantik dengan rambut hitam bergelombang dan tiga titik indah dipipi kirinya itu ternyata bernama Ong Seungwoo.

Nama yang indah seperti orangnya, begitulah pendapat orang ketika pertama kali bertemu dengannya.

Kenapa indah? Karena memang hanya kata itu yang cocok mengambarkan sosoknya yang cantik saat terdiam, manis saat tersenyum, lucu saat bibir tipisnya mencebik ataupun saat pipinya menggebung kesal benar- benar sangat indah. Belum lagi saat tawa riangnya yang mengalun merdu saat ia tertawa.

Baiklah kembali kepada seungwoo yang sedang berdiri didepan pintu kamar pengantin pria.

Seungwoo mengatur nafasnya perlahan dengan kedua tangan mengepal kuat dikedua sisi tubuhnya mencoba menguatkan diri sebelum menemui sosok yang berhasil mengambil hatinya secara diam-diam, sosok yang selalu berada didepannya menjadi tameng pelindungnya, sosok yang selalu ia pandangi dan ia kagumi diam-diam.

Setelah merasa kuat dan telah menyiapkan ekspresi apa yang ditunjukkanya didalam tangannya terangkat mengetuk pintu didepannya.

Tokk

Tokk

'Masuklah' 

Suara husky yang seungwoo ketahui milik lelakinya, ah masih bisakah ia menyebut lelaki kesayangannya itu dengan sebutan "Lelakinya"? Oh ingatlah ia akan menjadi milik orang lain sebentar lagi.

Cklek

Seungwoo membuka pintu bercat putih tersebut dan bergerak masuk.

Pemandangan pertama yang didapatnya saat memasuki kamar tersebut adalah tubuh tegap seorang lelaki --oh ataukah kita sebut dengan pria? Karna sebentar lagi lelaki tersebut akan melepas masa lajangnya--dengan punggung lebar dibalut tuxedo hitam membalut tubuh yang menjadi idaman setiap kaum hawa termasuk seungwoo.

Pria itu berdiri membelakanginnya menghadap sebuah cermin panjang seukuran tubuhnya, entah apa yang tengah dilakukannya seungwoo juga tak tau.

'Niel..' suara seungwoo mengalun merdu dan bahkan terdengar tenang berbanding terbalik dengan hatinya yang sedang bergemuruh kuat apalagi ketika sosok yang dipanggilnya membalikkan badan menatapnya dengan pandangan kosong.

Destiny | Ongniel GS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang