Haidar 5

52 8 6
                                    


Hari minggu ke hari senin itu singkat. Tapi dari hari senin ke hari minggu, rasanya seperti berjalan dari sabang sampai merauke.

Banyak orang yang tidak suka dengan hari Senin. Biasanya karena sudah terlalu nyaman dengan liburan di hari minggu sehingga menjadi malas untuk beraktivitas dihari selanjutnya. Lain hal untuk umat muslim, yang menyadari akan banyaknya keutamaan dan kemuliaan hari Senin.

Dari hadis Abu Qatadah Radhiallahuanhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari senin, lalu Rasulullah menjawab

“hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan dan hari aku di utus atau di turunkannya Al-Quran kepadaku pada hari tersebut”

Abu bakar Radhiallahu’anhu bertanya pada Aisyah Radhiallahu’anha
“pada hari apa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat?”

Aisyah menjawab. “hari senin”

***

Banyak sekali kemuliaan dan keutamaan hari Senin. Maka dari itu, tidak sepantasnya sebagai umat muslim untuk bersikap malas pada hari Senin.

Shila memulai harinya seperti biasa.

Bangun tidur, saat alarm berbunyi yang ketiga kalinya.

Mandi. Bersiap siap. Shalat subuh. Sarapan lalu berangkat ke sekolah.

Cuaca pada pagi hari senin ini kurang mendukung. Mentari pagi tertutup oleh awan gelap dan rintik-rintik hujan.

“bunda, Shila berangkat” pamit Shila.

“hujan loh, bareng aja nanti sama ayah naik mobil” saran bunda.

“ngga deh bun. Hari ini aku jadwal piket.”

TOK! TOK! TOK!

Assalamualaikum

“waalaikumsalam” jawab Shila.
Shila membuka knop pintu. Terlihat Tsani dengan payungnya yang basah.

“loh.. kenapa kamu kesini?”

“ada siapa?” tanya bunda mendatangi Shila dan Tsani.

“Tsani bun.” Jawab Shila.

“disuruh tuh sama yang punya mobil. Katanya jemput Shila” jawab Tsani.

Terlihat setengah badan Haidar di dalam mobil. Haidar memang sudah cukup umur untuk memiliki SIM. Dan mobil itu adalah hadiah dari ayahnya saat Haidar menjadi Hafidz Quran 30 juz. Masyaallah, ingin rasanya Shila bisa menjadi hafizhah juga agar bisa memberikan mahkota yang indah untuk ayah dan bunda di syurga nanti. Aamiin.

“tumben”

“ya udah bun. Shila berangkat sama mereka ya. Assalamualaikum.” Pamit Shila.

“iya waalaikumsalam”
Shila dan Tsani masuk kedalam mobil Haidar.

“assalamualaikum Haidar” salam Shila.

“waalaikumsalam”

Canggung. Entah kenapa atmosfer bumi rasanya menipis. Hujan diluar menambah kesunyian. Tsani sibuk dengan handphone nya dan Haidar tentu fokus pada jalan.

Shila hanya bisa diam dan melempar pandangan ke arah luar jendela menatap gedung-gedung tinggi dan rintik rintik hujan.

Tidak ada pembicaraan dintara mereka bertiga. Hanya suara deru mesin dan rintikan air yang menemani kecanggungan segelintir manusia yang ada dalam mobil ini.

Karena merasa kurang nyaman, Haidar menjulurkan tangannya ke arah dashboard memutar salah satu komonen benda persegi yang terpasang disitu. Perlahan, alunan musik mulai terdengar. Haidar menyalakan radio.

Lagu Harris-J-Good life kini mendominasi suara di dalam mobil. Haidar tau, jelas lagu itu tengah menjadi salah satu lagu favorit Shila. Beberapa kali bibirnya ingin bersuara ikut menyanyikan lagu tersebut, tetapi terhalang rasa malu. Shila hanya bernyanyi tanpa suara. Tapi lama-lama Shila tidak tahan ingin mengeluarkan suaranya. Hingga saat bagian Reff, suara shila terdengar memecah keheningan.

“i know my life ain’t perfect
But i dont have to worry
Cause i’ve got all that i need
Right here in my in my life
I know my life ain’t perfect
But i like the way it’s going
Cause i’ve got all that i need
Right here in my in my life
Thank you for the good lige, good life
Allah i want to thank you for the good life”

MALU! Itulah yang dirasakan shila saat ini.

“HAHAHHA..” tawa Tsani dan Haidar pecah.
Memang suara Shila cukup indah untuk di dengar. Tapi menyanyi dengan tiba tiba itu membuat Haidar dan Tsani terkejut.

“ya elah, baru ngeluarin suara” ucap Haidar.

“ya abis, dari tadi canggung banget”

“suruh siapa canggung”

“tau ah”

“haha.. pas tadi lo belum ngeluarin suara, gue ngeliatin bibir lo komat kamit kayak mbah dukun lagi baca mantra” ledek Haidar.

“haha.. salah Dar, bukan mbah dukun tapi mbok dukun.” Timpal Tsani.

“HAHAHA” tawa mereka berdua, sedangkan Shila masih malu dengan aksinya tadi.

“udahh ah, jan dibahas lagi” pinta Shila.

“oke oke” jawab Haidar singkat.

“eh Tsan.. kok bisa bareng sama Haidar sih?” tanya Shila sambil memunculkan kepalanya di antara kedua jok mobil depan.

TAKKK!!

Tsani menjitak jidat Shila yang muncul di sebelahnya.

“adaww, sial. Sakit tau pake jitak jidat kepala lagi” protes Shila.

Tsani hanya cengengesan.

“ya abis, Lo muncul di tengah tengah gitu. Lagian gue bisa bareng sama Haidar gara gara kemarin gue nginep di rumah nya, di minta Sama om Surya” jelas Tsani.

“boong lu” timpal Haidar.

Shila melirik tajam ke arah Tsani.

“iya iyaa, gue begadang tuh bedua sama si solihin khatamin Qur'an” jawab Tsani dengan watados nya.

“30 juz?”

“iyyaap”

Shila ingin marah tapi ngga ada hak. Bergadang nya salah, tapi khatamin Qur'an 30 juz satu malam?? Masyaallah?!

Bayangkan baca Qur'an 1 juz aja udah bikin mata suntuk, apalagi 30 juz?! mengingat bahwa Haidar dan Tsani adalah para hafidz, membuat Shila menjadi rendah diri.

JANGAN LUPA VOTMEN!

HAIDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang