bepbep bepbep tringggg
Mungkin suara itu yang membuat wanita berambut panjang, yang memiliki muka mungil, dan juga bagian tubuh lainnya yang mendukung ia menjadi wanita imut itu bangun dan marah.
bepbep bepbep tringgg
"ihhhh, berisik banget sih." suara wanita itu sambil bangun dan mengambil handponenya yang berbunyi."Nih alarm ngapain bunyi sih, siapa sih yang bikin alarm sepagi ini" suara wanita itu marah karena melihat jam yang baru saja menunjukkan pukul lima subuh dan ia langsung mematikan alarm dan tidur kembali.
krieettttt
suara tarikan kordeng yang membuat wanita itu menutup kupingnya dengan bantal.
"Bangunnnnn keboooooo" suara pria yang membangunkan tidur wanita itu dengan menggunakan toaaaa didepan mukanya
"Astagfirullah bang, " kini wanita itu mulai duduk dan termenung dalam beberapa menit
"Thalia Ananda Putri bangun, jangan lupa ntar nganterin bunda kerumah sakit" teriak abangnya yang masih menggunakan toa, walaupun posisi mereka tidak terlalu jauh
"Abang, Thalia udah bangun. Emang gak ngeliat apa Thalia udh duduk lagian gak usah teriak teriak kali, pusing tau!" gerutu Thalia kepada abangnya
"Lagian jadi cewek kebo banget sih" kini abangnya yang mulai bergerutu karena adiknya itu susah sekali bangun pagi
"Thalia bukan kebo bang. Kalo Thalia kebo pasti Thalia punya ekor, tanduk, hidung Thalia ada antingnya. Lagian kan bunda kerumah sakit jam delapan masih lama lah. Mendingan Thalia tidur satu jam lagi, kan Thalia lagi gak shalat" ujar Thalia yang langsung ingin tidur kembali tetapi ada sebuah cekalan tangan besar yang tidak memperbolehkannya tidur melainkan cekalan itu mengangkat tubuh Thalia dan langsung menyeret tubuh Thalia kedalam kamar mandi, lalu menutupnya
"Mandi lu kebo, masih untung lo mandinya gue tarik kekamar mandi bukan kesawah"teriak abangnya dibalik pintu kamar mandi
"Bang Dimas! awas aje nanti" teriak Thalia sambil menendang pintu kamar mandinya
***
kana pov
Nama gue Thalia Ananda putri, gue baru kelas sebelas disuatu sma terfavorit di Jakarta. Gue paling gak suka dipaksa, tapi kalo omongan orang tua gue gak pernah ngebantah soalnya gue tau ngebantah omongan orang tua gue bakal masuk neraka. Gue baru umur tujuh belas tahun, gue memiliki tubuh pendek, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, dan gue punya rambut hitam panjang sepinggang. Dan yang membuat kesan gue imut yaitu mungkin karena tingkah gue yang terlalu polos, menurut gue itu bukan polos tapi emang gue gak tau dan gue bicaranya apa adanya.
Gue punya abang namanya Dimas Prasetyo Ginanjar, orangnya resek, nyebelin, sok ngatur, tapi gue akuin tuh orang ganteng (ialah ganteng guenya juga cantik :)), tinggi (kenapa sih cowok tinggi tinggi), putih (adeknya juga putih), pemarah (tapi marahnya bang Dimas karena dia sayang banget sama adiknya, maklum adik prempuan yang palng cantik dan satu satunya), dia juga agamanya kentel banget, kayak waktu itu gara gara gak shalat maghrib aja diomelinnya hampir dua jam, dan menurut gue bang Dimas tuh orangnya tegas dan disiplin.
Kedua orang tua gue masih ada, tapi papa gue orangnya sibuk banget jadi dia jarang dirumah. Eitts jangan salah gitu gitu papa gue itu sayang banget sama keluarganya, buktinya saat bunda membutuhkan papa dia ada disampingnya. Setiap bunda ronsen, dan chek up karena penyakit ginjalnya gue dan abang selalu nemenin. Sebenernya bukan cuma ronsen tetapi bunda gue juga harus cuci darah setiap seminggu dua kali. Sekarang bunda udah gak boleh kecapean, jadi sekarang yang ngurus urusan sekolah gue abang gue. Jadi menurut gue abang gue bunda plus papa bagi gue karena dia yang selalu ada saat gue butuhkan. Jadi seberapa keselnya gue, gue harus tetap sabar. Soalnya bang Dimas abang gue satu satunya . Oh ya bang Dimas tuh jomblo, eh bukan deh bang Dimas tuh Jones dan gak laku laku. Ialah kalo ketemu orang mukanya jutek banget sampai keujung tulang.
***
"Pagi bunda " Thalia yang masih memakai handuk dikepalanya menyapa bunda Nia (oh ya nama bundanya Thania, tetapi dipanggil Nia)
"Pagi sayang, tumben wangi banget" ucap bunda Nia, sambil tersenyum kepada Thalia
"Masa sih bun, mungkin gara gara Thalia pakai shampo baru kali ya" Thania menjawab ucapan bundanya sambil mencium rambutnya
"Ouh, kirain bunda gara-gara mau nganterin bunda kerumah sakit" ucap bunda Nia sambil menyendokkan nasi kepada Thalia
"Ya kali bun, masa gara gara kerumah sakit" Thalia yang awalnya masih sibuk menyendokkan lauk ke piringnya langsung berhenti sejenak untuk menjawab ucapan bundanya
"Siapa tau kamu kenal kenal sama cowok disana, atau jangan jangan kamu punya gebetan suster ganteng ya dirumah sakit." Bundanya sangat senang meledek anak prempuannya itu
"Siapa yang punya gebetan suster, Thalia kamu punya gebetan suster?. Abang gak suka kamu kenal sama suster" Dimas yang awalnya sibuk makan, langsung nyambung seperti tiang listrik saat Thalia dan bundanya mengobrol.
"Gak bang, bunda aja tuh" Thalia langsung menatap bundanya
"Ya kan kali bang, siapa tau Thalia punya gebetan disana" mamanya langsung senyum menatap Thalia yang menatap tajam ke mamanya
"Kalo bener kamu sama suster, abang bakalan introgasi dia. Lagian abang gak mau kamu sama suster. Kamu tau kan suster baik sama semua cewek, abang takutnya banyak pasien yang baper sama tuh suster" Dimas menceramahi Thalia sambil menatap matanya Thalia dengan tajam
"Iya bang, Thalia gak bakal suka sama suster. Lagian mendingan abang intropeksi diri sendiri, emang abang punya pacar." Thalia langsung digeplak palanya oleh Dimas. Nia yang melihat hanya tersenyum melihat kelakuan anak anaknya.
YOU ARE READING
only you
RomanceMungkin awal kisah cinta kebanyakan orang ditempat tempat yang romantis, tetapi untuk Thalia Ananda Putri berbeda. Karena Thalia jatuh cinta dengan seorang pria di rumah sakit. Mungkin kebanyakan orang gak percaya, tetapi itu yang dirasakan Thalia s...