2

227 23 4
                                    

*Anggap aje sii dateng pagi:'v

Lisa dan Rose kini sudah sampai di Korea jam 9 pagi, sekarang mereka masih menunggu barang keluar dari bagasi.

Dengan posisi Rose yang digendong oleh Lisa, mereka berdua menunggu barang Rose yang tersisa dibagasi sementara barang Lisa sudah diambil oleh Lisa sendiri. Padahal sebenarnya Rose tak ingin merepotkan Lisa tetapi Lisa tetap memaksa untuk membantunya karena Lisa tak ingin kakinya makin parah.

"Aku masih bisa berjalan, Lisa. Tak apa juga jika kau meninggalkanku." Ucap Rose.

"Sudahlah diam saja oke." Ketus Lisa dengan dinginnya.

"Astaga keras kepala sekali ya dia, tapi lucu." Apa yang dibatinkan Rose sungguh ia tak sadar.

"Eh ampun aku kan baru mengenalnya astaga! Ayo Rosie kau kenapa?!" Batinnya lagi.

*Yaampun lastri:(

Setelah hampir setengah jam menunggu, akhirnya barang Rose berhasil didapati oleh Lisa. Dan mereka berdua segera meninggalkan bandara. Dengan posisi Rose masih digendong oleh Lisa yang sambil mendorong trolly barang.

"Lisa, bisakah kau menurunkanku disini saja?" Rose meminta kenapa Lisa agar diturunkan diterminal bandara yang banyak taxinya.

"Kau yakin? Kakimu bagaimana?" Lisa takut akan hal itu.

"Sudahlah tak apa, jebal turunkan aku!" Ketus Rose.

Lalu Lisa menurunkan Rose secara perlahan "Kau nanti dijemput sama siapa?" Tanya Lisa.

"Aku bisa naik taxi, tenang saja oke hehe." Rose lalu menoleh ke kanan ke kiri tanda ingin mencari taxi "Taxi!!" Rose pun memanggil taxi yang lewat.

Lisa membantu Rose memasukan barang barangnya ke taxi tersebut, Rose pun masuk kedalam taxi.

"Lisa, terimakasih sudah membantuku. See you later." Senyum Rose.

"Ah ne, sama sama. Kalau begitu aku pergi dulu. Ada taxi yang lewat, aku tak ingin ketinggalan!!" Senyum tipis Lisa lalu Lisa berlari memanggil taxi itu.

"Ah Lisa!! Bisakahh.." baru saja Rose ingin memanggil Lisa tetapi Lisa malah langsung lari membawa barangnya dan memanggil taxi lalu menaikinya dan pergi.

Rose melihat taxi yang ditumpangi Lisa dan kelamaan Rose menunduk "Hm aku baru saja ingin meminta nomor teleponnya." Batinnya.

Rose pun meminta kepada supir taxi untuk diantarkan pulang. Dengan perasaan yang campur aduk Rose ingin menyaring kembali apa yang dia rasakan saat ini.

"Kenapa dengan diriku? Aneh sekali perasaan ini. Aku baru mengenalnya, dia dingin sekali tapi kenapa jantungku berdetak kencang saat ini juga?" Batinnya.

"Apa aku menyukainya?"

"Pada pandangan pertama?"

"Ah, Rosie!"

*****

"Ah aku pulang." Lisa pun pulang kerumahnya, dengan keadaan yang sama. Lisa sangat merindukan rumahnya.

Lisa melihat sekeliling rumahnya, agak kumuh jika dilihat karena Lisa jarang membersihan rumahnya.

"Aku sendiri, lagi. Sudah biasa bagiku." Lisa masuk kedalam rumahnya dan langsung membawa barangnya ke atas kamarnya.

Lisa bergegas untuk mandi. Dikamar mandi ia merenung, itulah ritualnya yang setiap hari ia lakukan. Tak peduli air shower membasahi tubuhnya terlalu lama.

Flashback On

Lisa POV

Begitu takutnya aku pada malam itu, aku menangis karena Unnieku hampir saja membunuhku. Tolonglah aku masih SMP, aku tak ingin mati muda karena aku saja belum membahagiakan orang tuaku.

Tiba tiba Eommaku masuk kekamarku dan menghampiriku yang menangis didekat jendela "Hey, nak. Ada apa dengan dirimu?"

Seketika aku memeluk Eomma dengan sangat erat "Aku takut."

"Eomma, kenapa Seulgi Unnie sangat membenciku sampai sampai ingin membunuhku? Aku tak mengerti eomma!" Lanjutku dengan isak tangisku.

Eommaku membeku, tak tau harus berkata. Namun ia berusaha menenangkan diriku.

"Ada Eomma disini, tenanglah. Eomma tak akan pernah meninggalkan dirimu, sayang."

"Terimakasih Eomma." Aku sangat menyayangi Eommaku.

"Jangan pernah membenci seseorang, balaslah dia dengan kebaikanmu. Hidupmu akan tenang kalau kamu berbuat baik. Selalu menyayangi orang sekitarnya, anak baik." Eomma mengelus pipiku, lembut rasanya.

Aku menatap Eommaku "Terimakasih, Eomma. Aku tak tau kesiapa lagi, walaupun Eomma bukan ibu kandungku..." Ucapanku terhenti saat Eomma menempelkan jari telunjuknya ke bibirku tanda aku disuruh untuk diam.

"Eomma tak suka kamu berbicara seperti itu, kamu sudah seperti anak eomma dan appa sendiri. Jadi tolong jangan pernah mengucapkan itu." Tegas Eomma.

"Ne, maafkan aku, Eomma." Aku menunduk.

Ya, aku bukan anak kandung dari Eomma dan dan Appaku. Ini keluarga bermarga 'Kang', sedangkan aku bermarga 'Manoban'. Aku ditemukan keluarga Kang saat mereka jalan jalan ke Thailand, aku ditemukan di bawah kolong jembatan saat aku berumur 3 tahun. Ya, aku orang Thailand. Dan disitulah mereka menjadikanku sebagai anak angkat.

Walaupun mereka bukan orang tua kandungku, tetapi aku sangat menyayangi mereka. Tetapi ada satu halangan disini. Anak pertama mereka, Kang Seulgi, sekaligus Unnie angkatku ini sangatlah membenciku. Entah apa yang dibenci, aku tak mengerti.

Aku percaya, apa yang dikatakan Eommaku barusan adalah bekal semangatku untuk menjalani hidup. Aku percaya, bahwa ini juga sebagai tamengku untuk bangkit dari kesedihan yang aku alami. Walaupun Seulgi Unnie membenciku, tetapi aku masih ada Eomma dan Appa yang melindungiku.

Tolong menetaplah disini, Eomma, Appa.

Lisa POV End

Flashback OFF
.
.
.
Maaf yee pendek dulu, otak mumet tq;)

Jangan lupa vommentnya geng, biar aing semangat lanjutinnya awokwowkkkwok...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang