Dana bahagia pinangannya disetujui oleh ayah Aisyah. Setali tiga uang dengan sang ayah, Aisyah pun menyetujui untuk dipinang olehnya. Selain restu calon mertua yang sudah di tangan, Dana pun didukung penuh untuk karir dan finansialnya. Dia tidak perlu ambil pusing mengenai biaya dan pekerjaan untuk menghidupi keluarga kecilnya kelak. Dana yang memang memiliki otak encer dan paras rupawan didapuk menjadi manajer di salah satu anak perusahaan milik sang calon mertua.
Empat bulan menjelang pernikahan, ada satu rahasia yang Dana tidak ketahui hingga saat ini. Perkenalan singkat yang berujung pada sebuah pinangan yang cukup cepat, menjadikan Dana belum mengenal seutuhnya siapa keluarga Aisyah. Yang dia tahu hanyalah Aisyah adalah anak seoranh duda konglomerat Jakarta. Mengenai ibunya? Dana belum cukup punya nyali untuk menanyakan hal itu pada calon istrinya. Dia khawatir hal tersebut menimbulkan luka di hati Aisyah. Barangkali ada yang Aisyah belum siap untuk mengungkapkan semuanya. Sama seperti Dana---
Persiapan pernikahan yang terbilang cukup singkat itu sudah sangat menyita waktu mereka berdua. Dana dengan penyelesaian skripsi dan pekerjaan barunya, Aisyah dengan praktiknya, dan juga persiapan pernikahaan mereka, menjadikan mereka berdua tidak memiliki waktu cukup untuk saling bertanya tentang diri mereka masing-masing, termasuk tentang kemana pergi sang ibunda Aisyah dan bagaimana masa lalu Dana.
=====
[Dan, tante kangen kamu. Tolong temui tante sekali ini aja. Tante janji setelah ini tante tidak akan ganggu kamu lagi. Please.]
Sebuah pesan singkat dari Tante Franka masuk ke ponsel Dana. Dana enggan menemuinya, tekadnya untuk bertaubat sebenarnya sudah bulat. Dia benar-benar ingin melepaskan diri dari dunia hitamnya demi Aisyah.
[Dan, I beg you, please. Tante janji kita ga akan ngapa-ngapain. Tante cuma butuh teman bicara]
Kembali lagi pesan singkat itu menyambangi ponsel Dana di kemudian harinya. Dana berusaha untuk tidak menggubrisnya.
[Dan, tante butuh kamu. Aku depresi. Barangkali ini saatnya aku mati. Aku ingin pamit sama kamu. Can we meet for a while?]
Pesan kali ini tidak bisa dihindari. Dana terkejut membaca pesan terakhir Franka. Barangkali Tante Franka mulai depresi lagi. Sudah terhitung lebih dari tiga kali Dana pernah menyelamatkan Franka dari percobaan bunuh dirinya. Jangan-jangan kali ini Franka benar-benar ingin bunuh lagi lagi?
Dana akhirnya memutuskan untuk bergegas menemui Tante Franka. Yang ada di pikiran Dana saat itu hanyalah Tante harus diselamatkan. Dana juga berharap dia dapat sekaligus menjelaskan bahwa dia akan segera menikah. Besar harapan Dana, semoga setelah pertemuan ini Dana tidak lagi harus berhubungan dengan Tante Franka.
“Akhirnya kamu datang juga sayang,” sambut Tante Franka dengan nada binalnya.
"Are you okay?" Awalnya Dana cemas mengkhawatirkan bahwa Franka memang berencana bunuh diri lagi. Namun, melihat kondisi Franka baik-baik saja bahkan cenderung mengeluarkan rayuannya, dia merasa dijebak.
“Tante, aku mau bicara,” ujar Dana berusaha untuk tidak terpancing rayuan Tante Franka.
“Masuk dulu yuk. Duduk dulu. Kita bicara di ruang tengah,” rayu tante Franka.
Tante Franka mendudukan Dana, lalu sekonyong-konyong naik ke pangkuan Dana. Dana tidak kuasa menolak Tante Franka. Yang dia lakukan hanyalah memejamkan mata berusaha untuk tidak terbawa bujuk rayuannya. Sekuat tenaga Dana menahan godaan rayuan Franka. Jiwa pejantannya bergejolak namun Dana berupaya untuk meredamnya.
“Tante, tidak! Tolong hentikan ini. Turun tante!” Dana setengah mendorong perempuan lima puluh tahun itu. Fisik boleh saja lima puluh tahun, tapi berkat perawatan super mahal yang dia jalani, tubuh dan wajah tante Franka boleh diadu dengan gadis usia dua puluh tahunan. Dilihat dari penampilannya, tidak akan ada yang pernah menyangka Franka sudah menjalani separuh abad hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gigolo Jatuh Cinta (20++)
RomanceDana, pintar, bertubuh atletis, memiliki karisma kuat memikat para tante nakal haus kasih sayang. Pekerjaannya sebagai sugar baby simpanan tante-tante menjadikannya mampu memiliki banyak hal. Namun, tatkala cintanya berlabuh pada seorang dokter cant...