Awal yang (tidak) baik

10.9K 782 109
                                    

Namanya Kim Haechan, adik dari Kim Doyoung yang baru saja memasuki usia kedewasaan. Haechan harus tinggal bersama seorang penulis terkenal teman kakaknya karena dia ditinggal sendirian di Seoul sementara kakaknya bekerja di Jeju. Haechan tidak bisa ikut ke Jeju karena dia harus kuliah di salah satu universitas ternama di Seoul. Sangat susah untuk bisa diterima masuk universitas ternama di Seoul, jadi tidak mungkin Haechan harus melepaskannya.

Haechan bersenandung kecil dalam perjalanannya menuju tempat si penulis. Hari ini cuacanya cerah, jadi Haechan bersemangat memulai harinya.

Seharusnya menjadi hari yang indah bagi Haechan. Tetapi, keindahan itu hanya sekejap langsung sirna begitu disuguhi pemandangan menjijikan si pemilik apartemen mewah yang sedang bermesraan -si penulis sedang memeluk manja teman lelakinya- begitu Haechan membuka pintu.

"Nah, orang yang kau tunggu sudah datang. Aku pulang sekarang, ya. Nanti aku akan berkunjung lagi."

Teman lelaki si penulis itu dengan kesusahan melepaskan pelukan yang begitu erat. Kemudian dia menatap Haechan dan memberikan senyum ramah.

"Aku Park Jihoon, panggil saja Jihoon. Aku sudah mendengar tentangmu darinya."

Haechan membungkukkan badan pada lelaki bernama Jihoon itu. Sepertinya lelaki itu seumuran dengan si penulis, jadi Haechan harus bersikap baik pada yang lebih tua.

"Sampai jumpa lagi, Mark. Jangan menyusahkan anak ini!"

"Anak ini yang akan menyusahkanku. Dia yang menumpang di tempatku."

Jihoon hanya tersenyum dan melambaikan tangan sebelum sosoknya hilang dari balik pintu. Menyisakan Haechan bersama si penulis bernama Mark.

Mark melirik ke arah Haechan. Menatapnya dengan lekat dari ujung rambut hingga ujung kaki. Haechan jadi merasa tidak enak ditatap begitu intens dari lelaki yang lebih tua.

Tidak lama kemudian Mark berhenti menatap Haechan dan berjalan menuju ruang tengahnya. Haechan mengikutinya hingga mereka berdua duduk berhadapan di sofa yang empuk.

"Apa yang kau bawa?" tanya Mark tiba-tiba yang membuat Haechan kaget.

Haechan melirik tangan kanannya yang sedari tadi membawa rantang berisikan masakan yang telah kakaknya buat. Doyoung memaksa Haechan untuk membawa rantang tersebut, Haechan tidak akan berinisiatif sendiri untuk membawakan Mark makanan.

"Ini dari Doyoung hyung. Dia bilang terima kasih telah membolehkanku tinggal di sini."

Mark mengambil rantang yang diletakkan Haechan di atas meja. Membuka penutup rantangnya hingga bau harum yang sedari tadi memasuki indera penciumannya semakin kuat. Di dalam rantang itu berisi beberapa masakan yang menggugah selera makan Mark.

"Hyung-mu sangat mengerti keadaanku yang sedang kelaparan saat ini. Kau bisa pergi ke kamarmu jika kau ingin. Kamarmu ada di sana."

Mark menunjuk ke arah tangga yang itu artinya kamar Haechan ada di atas.  Setelah itu, Mark pergi membawa makanannya ke dapur untuk mengambil peralatan makanan sebelum memakannya di meja makan.

Pandangan Haechan mengikuti gerak-gerik Mark. Kemudian, melirik kopernya yang dari tadi berada di sampingnya. Jadi Haechan harus menaiki tangga dengan membawa beban berat tanpa ada yang mau membantunya.

"Apa dia sengaja?" lirih Haechan sembari melirik Mark yang sudah menikmati makanannya.

Haechan bersusah payah menaiki tangga dengan membawa koper yang berat itu. Haechan sesekali melirik ke arah Mark berharap lelaki itu mau membantunya. Sayangnya, Mark terlalu asik dengan makanannya hingga melirik sedikit saja tidak ke arah Haechan.

Pure RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang