16

76 7 0
                                    

"hwaa" lifia takjub dengan apartemen nya yg sekarang ia tinggali

"iya sayang, semoga betah ya tinggal di sini. Sana istirahat dulu di kamar" suruh bunda lifia

"ee tante biar alex bantu bawain barang lifia ya?"

"iya nak alex"

"yuk lif, gw anter" alex mengajak lifia dan lifia menganguk sebagai jawabannya

"wah, kamarnya lumayan luas ya ka ih lifia seneng" lifia mengitari kamarnya untuk melihat secara detail kamarnya

"iyaa in aja biar fast" kata alex sambil terkekeh

"ih ka alex, huh aku capek" lifia duduk di ranjangnya yg lumayan besar

"yaudah makanya istirahat biar cepet sembuh terus cepet sekolah deh. Eh lif kamu mau gk nyalon jadi bendahara osis baru?" kata alex yg membuat lifia teringat saat ia berbincang dengan maurine

Flashback

"lif, aku mau ngomong tapi kamu jangan sakit hati ya" kata maurine

"kenapa? Ngomong aja rin" jawab lifia santai

"sebentar lagi ada pemilihan bendahara osis baru di sekolah lah gw mau ikut terus gw sekarang rada minder sama kandidat yg lain mereka pada bagus² semua, lo mau kan nge-supourt gw"

"pasti rin, kenapa si rin sebenernya?"

"eem, apa lo kepikiran mau ikut jadi kandidat juga lif?" kata maurine dengan raut muka lesu yg membuat lifia tau apa yg di maksud maurine

"gk kok rin, aku gk mau ikut. Kalo aku ikut trs aku kepilih nanti waktu aku sama bunda jadi berkurang jadi aku gk mau" kata lifia bohong, jujur dia ingin mengikuti seleksi itu tapi lifia tk ingin persahabatannya rusak seperti dulu

"oh gitu iya lif, oh ya tau gk ternyata bunda kamu kerja di kantor om aku loh. Om aku tu seumuran sama bunda kamu kek nya"

"oh ya, namanya siapa?"

"fandy billar, dia duda terus punya anak satu cowo namanya alfino billar dia uda smp, mamanya meninggal gara² kecelakaan pesawat waktu dia masih kecil"

"aduh kasian fino,"

"gimana kalo kita comblangin aja bunda kamu sama om aku, gimana? "

" eem kek nya terlalu cepet deh rin, mungkin butuh beberapa bulan buat bisa buka pintu hati bunda"

"em iya deh lif"

End

"gk ka, aku gk mau" jawab lifia sambil menunduk

"loh, kenapa lif?"

"em gapapa ka, aku cuma amu waktu aku sama bunda lebih banyak" lifia tersenyum ke alex

"oh gitu yaudah, eh dah sore nih aku pulang ya. Janganlupaminumobatnyabanyakinistirahatjanbanyakgerakjanganliatdramakoreamulujanganliatoppaoppakoreamulupokoknyakamuharusbetres" kata alex dalam satu kalimat beribu kata

"astaga ka alex, ka alex ini ngomong apa ngerap ha? Keren banget kek B.I ikon eh tapi sekarang uda gk di ikon deng ih sedih aku, aaa bi ayy aku harus keluar dari ikon trs harus berurusan dengan narkoba hwa ih dispatch tu ben bener yak ih geram aku. Dah bikin jennie sama kai putus lagi sekarang harus bi ayy, ih minta di gorok tu orang" kata lifia berbicara tentang kpop dan membuat alex bingung tak tahu apa yg dibicarakan oleh lifia

"ngomong apa sih haa? Gak mudeng gw, mending ngomongin kim hime aja nah nyantol tu gw ahahha" alex tertawa sangat keras

"aaa ka alex mesum, sana keluar dah sore hus hus" usir lifia sambil mendorong² badan alex

"iya iyaa, dadah canghi" kata alex sambil keluar kamar lifia

"eh katanya gk tau korea lah ngapa itu ngomong pake bahasa korea, au ah bodo pusing pala gw tidur aja lah" lifia merebahkan tubuhnya ke kasur barunya

Satya pov

"aww akhh"

"sakithh"

"sstt, awww"

"ka-ka satya a-ada da-darah"


Tbc

SEGITIGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang