Malam itu, aku ada janji ketemuan dengan seorang teman kenalan dari media sosial. Kami janjian di alun-alun kota. Aku mengecek ponsel yang bergetar sebelum berangkat, "aku tunggu di dekat parkiran" pesan dari temanku.
Oh iya aku Ressa, seorang mahasiswa baru salah satu perguruan tinggi di kota ini. Bertampang biasa saja dan berkulit gelap dengan tinggi 168/50, cukup kurus. Aku berkuliah di kota pelajar ini, yang berjarak sekitar 5 jam dari daerah asalku. Disini aku tinggal bersama sepupuku dengan mengontrak sebuah rumah. Awal mulai mengenal dunia seperti ini karena rasa penasaran, dan mulai menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan orang-orang di lingkaran yang sama.
Akhirnya setelah sampai di alun-alun dan memarkir motor di parkiran aku mengecek ponsel, ada pesan masuk "aku pakai jaket merah, berdua sama temenku" pesan dari temanku. Aku langsung celingukan mencari, dan akhirnya kutemukan orang dengan ciri-ciri yang sama, "lumayan ganteng" batinku. Aku mendekat dan kusapa dia "halo, Andre ya?" tanyaku.
"Iya, kamu Ressa?"
"Iya betul"
"Kenalin temanku Leo"
"Ressa" "Leo" sambil menjabat tangan temannya.
Setelah perkenalan itu aku diajak mereka untuk jalan di mall yang kebetulan diseberang alun-alun ini. Kami berkeliling mall dan melihat-lihat barang-barang yang dijual disini (padahal ndak beli, wkwk). Selama di mall aku sambil curi-curi pandang ke Andre yang sedang sibuk melihat-lihat barang.Setelah bosan berkeliling mall Andre mengajak keluar, setelah diluar temannya bertemu seseorang yang terlihat dewasa. Mereka bersalaman dan sepertinya sudah kenal dengan Andre juga, lalu aku pun dikenalkannya. Reno, itu nama dia. Dia mas mas dengan wajah yang biasa, putih seperti chinese. Setelah mereka cukup bertemu akhirnya mas Reno berpamitan dan akhirnya kami kembali ke alun-alun. Kami mencari tempat duduk dan mengobrol sebentar dan akhirnya pulang.
Setelah pertemuan dengan Andre, aku masih berkirim pesan dengannya walau jarang. Suatu saat, ada pesan masuk dari nomor baru.
"Hai"
"Iya, maaf siapa?"
"Aku yang waktu itu ketemu di mall dekat alun-alun"
"Yang mana ya?"
"Yang kamu sama Andre"
"Oh, mas Reno"
"Hehe iya"
"Kok bisa tau nomorku?"
"Iya dari Leo, dia udah aku anggap adik sendiri, maaf ya sudah minta tanpa ijin"
"Oh iya mas, ndak pa pa hehe"
Dan kami pun makin dekat dan saling berkirim pesan. Bahkan, kadang kami membahas hal-hal yang berbau sex. Hingga suatu hari mas Reno mengajak ketemuan dan aku pun menyetujuinya.Kami janjian di salah satu perbelanjaan di pinggiran kota. Aku pun mencari-cari lokasinya, yang memang belum pernah aku datangi daerah ini. Akhirnya aku menemukannya juga dan mengirimkan pesan ke mas Reno.
"Mas aku sudah sampai didepan ni, mas dimana?"
"Oh iya aku di depan juga pakai sepeda motor wana biru bercelana pendek"
"Oh iya mas"
Setelah clingak-clinguk akhirnya ketemu juga masnya. Kemudian aku menyapanya dan mas Reno pun mengajak ke rumahnya. Ditengah perjalanan mas Reno mengajak makan di salah satu warung. Sambil makan kami mengobrol ringan hingga menghabiskan makanan. Setelah itu pun kami lanjut jalan menuju rumah mas Reno.Setelah berbelok-belok akhirnya sampai juga di rumah mas Reno. Rumahnya di kecil hanya 2 kamar 1 kamar mandi, berlokasi di perumahan. Rumahnya ini sepertinya agak kurang terawat karena banyak rumput liar yang tumbuh disekitar rumah.
Mas Reno pun mengajakku masuk ke rumah, dan langsung dipersilakan masuk ke kamarnya. Kamar ukuran 3x3 dengan kasur lantai ada lemari dan beberapa tumpukan kardus. Ada tv kecil juga didalamnya. Aku pun langsung duduk dan mas Reno langsung rebahan setelah menyalakan tv. Kami pun mengobrol dan setelah itu aku ikutan rebahan.
Lama-lama aku pun mulai mengantuk dan tertidur. Aku merasakan dipeluk dan setelah membuka mata ternyata mas Reno yang memelukku. Aku menoleh dan mas Reno pun menoleh, tiba-tiba dia menciumku. Awalnya aku terdiam dan aneh merasakan ciuman mas Reno tapi lama-lama aku mencoba menikmati dan aku membalas ciumannya walaupun agak kaku. Perlahan aku merasakan kontolku mulai menegang dan entah bagaimana tanganku reflek mencari dan meraba-raba selangkangan mas Reno yang ternyata juga sudah menegang. Akupun agak kaget karena ukurannya yang cukup besar melebihi rata-rata orang Indonesia.
"Mmmhhhh" desahku.
"Eehhhhhmmm" mas Reno pun tak kalah mendesah.Setelah puas meraba-raba selangkangan mas Reno, kau pun mencoba menasukkan tanganku ke dalam celananya, wow lagi-lagi aku terkejut. Kepala kontol mas Reno gede banget, lebih besar kepalanya dibanding batangnya. Kepalanya juga mulai basah aku usap-usap pakai jariku, mas Reno pun makin mendesah. Mas Reno langsung melepas baju dan celanaku, begitupun miliknya. Akhirnya kami pun sama-sama tanpa pakaian. Dia pun menindihku dan langsung melumat bibirku kembali. Aku merasakan kontol mas Reno mengganjal di perutku. Bibir mas Reno pun mulai bergerilya ke leher dan telingaku, aku bergetar sekali merasa geli. Tangannya tak tinggal diam dengan memilin putingku, aku pun makin bergetar dan mendesah "arrggggh mmmhhhhh massssshh geli"
Mas Reno tak peduli dan meneruskan kegiatannya dengan menjilat putingku kiri dan kanan, bahkan sambil digigit kecil.Setelah puas menservisku mas Reno langsung bangkit dan mengarahkan kontolnya ke mulutku. Aku pun reflek langsung membuka mulutku dan pertama aku jilati kepalanya yang besar dan mengkilat akibat lelehan precum. Mas Reno pun mendesah "mmmmhhh ouggghhhh". Mendengar desahan mas Reno aku makin semangat dan langsung kumasukkan batang kontolnya ke dalam mulutku. Mas Reno menggerakkan pinggangnya maju mundur mengentoti mulutku. Aku kewalahan menghadapi entotan mas Reno, karena kontolnya besar bahkan sampai mau tersedak.
Puas mengentoti mulutku mas Reno meminta izin padaku untuk memasuki ku. Aku menolaknya karena ngeri dan takut ukuran kontolnya yang besar. Mas Reno terus merayuku untuk dimasuki olehnya, aku pun akhirnya mengiyakan asalkan dia melakukannya dengan pelan. Mas Reno pun mengambil kondom dan pelumas di lemari samping kasur. Lalu dia memasangkan kondom di kontolnya dan melumurinya dengan pelumas, begitupun lubangku dia basahi dengan pelumasnya. Aku pun deg deg an tak takut selama mas Reno mempersiapkan alat tempurnya.
Setelah mas Reno siap, dia mengkode ku dan aku pun mengangguk. Jarinya dimasukkan perlahan aku merasa geli dan aneh, dia makin sering menusukkan jarinya hingga aku agak rileks dan akhirnya dia tambah lagi jarinya menusuk lubangku, hingga akhirnya lubangku sudah siap. Dia mulai menusukkan kepala kontolnya yang besar itu ke lubangku, aku mengejang dan menahan lubangku sehingga dia kesulitan memasukkan kontolnya. Dia pun menciumku dan akhirnya setelah rileks dia masukkan lagi kontolnya perlahan kepalanya masuk, aku pun mengejang lagi karena rasanya pun aneh dimasuki benda sebesar itu. Tapi mas Reno pun terus berusaha memasukkan kontolnya hingga benar-benar masuk seluruhnya. Aku pun terengah-engah karena menahan rasa sakit lubangku. Mas Reno pun paham keadaanku, kembali dia menciumku dan memilin putingku lagi untuk membuatku rileks.
Setelah dirasa rileks mas Reno akhirnya menarik kontolnya perlahan "mmmhhhh pelan massshh" desahku. Dia pun mulai memasukkan dan mengeluarkan perlahan hingga ritmenya dipercepat. Mas Reno mengangkat kakiku dan menaruhnya di pundaknya lalu dia menciumku kemudian memaju-mundurkan kontolnya dengan sangat cepat. Aku megap-megap dengan gaya seperti itu karena kontolnya masuk lebih dalam hingga mentok. Mas Reno makin menggila makin diangkatnya lagi pantatku dan dia mengentotiku dengan setengah berdiri sementara kepalaku dibawah.
Mas Reno mengentotiku dalam waktu yang lama dan dia melakukannya dengan ritme yang cepat. Tiap tusukan kontolnya terasa mentok dan menyentuh bagian dalam lubangku. Aku merasa tidak kuat diperlakukan seperti itu, terasa sakit tapi enak. Kami berdua sudah basah keringat dan mas Reno pun makin mempercepat tusukannya seperti mau klimaks. Dia mempercepat dan memperdalam tiap tusukannya kemudian dia mengeluarkan kontolnya dan melepas kondom yang terpasang lalu dia mengocok dan badannya mengejang dan "argggghhh auggghh" crot...crot...crot...crot.. "emmmhhh" keluarlah maninya yang panas hingga mengenai leherku. Aku pun kaget karena maninya sungguh panas menyemprot jauh dalam jumlah banyak. Mas Reno pun langsung menjatuhkan badannya di atas badanku dan menciumku kembali. Dia kelelahan dan mendiamkan posisi seperti itu sebentar sebelum akhirnya dia bangkit dan membersihkan mani yang menempel di badanku dan badannya. Dia pun mengelap lubangku hingga bersih.
Kemudian dia beranjak ke kamar mandi untuk mencuci kontolnya. Aku pun melanjutkan membersihkan mani yang mengenai badanku. Aku tidak mengeluarkan maniku karena sudah capek walaupun kontolku masih dalam keadaan tegang. Dari dalam kemar mandi terdengar gemericik air sepertinya mas Reno mandi ringan. Setelah mas Reno selesai aku pun dipersilakan membersihkan badanku di kamar mandi. Mula-muka aku jongkok di kloset karena terasa seperti ingin buang air. Tapi yang keluar hanya kentut dan sisa-sisa pelumas yang tadi dipakai. Diantara cairan pelumas aku melihat ada sedikit darah yang keluar, aku pun khawatir dan segera membasuhnya dengan air. Setelah itu pun aku segera membersihkan badan.
Setelah badan bersih semua aku membaringkan tubuhku disamping mas Reno yang sudah berbaring siap tidur. Akhirnya kami tidur dengan mas Reno yang memelukku.
Mohon maaf ini hanya tulisan singkat berdasarkan pengalaman pribadi. Nama dan tempat disamarkan untuk menjaga privasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakal Masa Rantau
Non-FictionCerita sesama jenis yang berkisah kenakalan remaja akibat rasa penasaran pada dunia abu-abu.