[ Dia ]

30 8 5
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading guys:)

Typo bertebaran...

🍃

Pagi ini adalah hari senin, dimana di setiap sekolah selalu mengadakan Upacara bendera. Tetapi hari ini semua murid yang mengikuti Upacara Bendera berdecak, karena panas terik yang sangat menyengat dari biasanya. Suara sumpah serampah terdengar dari beberapa murid yang kesal karena seluruh tubuhnya dipenuhi dengan keringat, bahkan beberapa Siswi kesal karena bedak di wajahnya luntur oleh keringatnya sendiri. Tetapi tidak dengan wanita yang berambut panjang kecoklatan itu, meskipun panas menyengat tubuhnya dia tetap terlihat segar tanpa keringat yang membanjiri tubuhnya. Dia diam saat orang lain sibuk mengumpat karena Upacaranya terlalu lama. Begitupun dengan sahabatnya yang berada dibelakangnya, dia sibuk mengipasi wajahnya yang dipenuhi keringat, bahkan mulutnya tidak pernah berhenti mengumpat.

"Kampret, itu yang pidato lama banget sih, mulutnya sampe berbusa gitu."

"Mulut lo perasaan dari tadi nggak, bisa diem? Perlu gue sumpal pake kaos kakinya Key?" Rosa mengancam Rara dengan kaos kaki milik Key, pasalnya Key jarang sekali mencuci kaos kaki miliknya mungkin bisa dihitung jari itupun kalau dia rajin mencucinya, kalau dia sedang malas mungkin hingga berbulan-bulan.

Rara menggeleng tidak mau, "Gila lo, jijik gue jadinya. Lo aja yang gue sumpalin pake kaos kakinya Key." omel Rara kepada Rosa.

"Yaudah makannya diem."

"Iyah-iyah, gue diem nih." akhirnya Rara memilih diam dari pada mengganggu Rosa yang sedang PMS. Karena saat Rosa sedang PMS, sifatnya berubah menjadi singa betina yang ganas.

"Ck, tadi aja gue nggak, usah ikut upacara kalau pidatonya lama gini." ucap seorang siswi yang bersebelahan dengan Rosa, yang terus-terusan mengipasi wajahnya dengan tangannya. Wajahnya penuh dengan keringat yang membuat dandanannya luntur. Rosa yang melihatnya menjadi merinding, karena dandannya yang menor, sebenarnya dia niat sekolah atau mau ikut kontes kecantikan? Sekolah adalah tempat untuk murid belajar, bukan untuk kontes kecantikan.

"Rosa, lo liat gak? Dandannya menor banget, gue kira dia mau ngelonte di Sekolah." Rara berbisik ke Rosa. Ucapannya memang selalu tajam seperti pisau, karena jika Rara tidak menyukai seseorang dia mungkin akan berkata tajam dan pedas. Karena itu tidak ada yang mau berurusan dengannya, jika tidak mau ucapan tajamnya terlontar.

Rosa yang mendengar bisikkan dari Rara terkekeh, dia sudah biasa mendengar ucapan prontal dari Rara. "Lo bisa aja"

"Akhirnya selesai juga, untung gue gak jadi matiin listriknya supanya dia gak bisa lanjutin pidatonya." Rara bersyukur karena pidatonya telah selesai, jadi dia tidak usah repot-repot meminta seseorang untuk mematikan listriknya.

"Emang lo berani?" tanya Rosa yang tidak percanya pada sahabatnya itu.

"Ya,,,, kagak lah. Mana berani gue, yang ada nanti gue di keluarin dari sekolah." ucap Rara jujur, dia tidak mau kelakuannya yang membuat dirinya dikeluarkan dari sekolah.

"Itu lo tau."

Mereka berdua melangkah meninggalkan lapangan, menuju kelasnya, karena sebentar lagi pelajarannya akan dimulai. Setelah samapai di depan kelasnya mereka berdua memasukinya, dan duduk di meja milik mereka berdua, ya Rosa dan Rara adalah teman sebangku sekaligus bersahabat.

Cinta dan Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang