Gelap.
Berasap.
Gadis itu merasa kesulitan untuk bernapas. Dia terjebak di dalam mobil dan dia melihat orang tuanya di kursi depan tidak sadarkan diri.
"Pa... Ma..." Gadis itu memanggil orang tuanya, tapi mereka tidak menjawab.
Ngiung! Ngiung!
Gadis itu bisa mendengar sirine mobil ambulance. Suara itu terngiang-ngiang di dalam kepalanya, Tidak lama kemudian, ada seseorang yang membuka pintu mobil dan segera mengambil lalu mengendong gadis itu.
Gadis itu merasa lelah dan dia segera menutup matanya.
Sekarang semuanya kembali menjadi gelap.
••••••••••👑••••••••••
Cahaya matahari masuk melalui jendela. Cahayanya menyinari wajah gadis itu sehingga membuatnya membuka kedua mata coklatnya itu. Dia bangun lalu beranjak dari kasurnya. Gadis itu segera mengambil ponselnya untuk melihat jam.
"Sudah hampir jam 6." Katanya.
Dia segera meletakkan kembali ponselnya lalu berjalan keluar dari kamarnya. Gadis itu berjalan menuju ke kamar mandi dan setelah selesai membersihkan dirinya, dia kembali berjalan kembali menuju ke kamarnya.
Dia segera melepas handuk yang menutupi tubuhnya dan memakai pakaian sekolah karena hari ini dia harus bersekolah. Setelah bersiap-siap, dia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke arah dapur hanya untuk mengambil roti yang ia jadikan sarapan pagi.
Setelah itu, dia berjalan ke arah pintu, tapi sebelumnya dia memakai sepatunya dan ketika selesai, dia keluar dari rumahnya dan mengunci pintunya.
Pada saat dia telah keluar, dia berdiri di depan halamannya karena menunggu bis sekolah menjemputnya. Angin pagi yang menyapu lembut wajah gadis itu membuat rambut coklatnya berterbangan dengan cantik.
Sambil menunggu bis jemputannya datang, dia memasang earphone di telinganya dan men-scroll ponselnya untuk mencari lagu yang ingin dia dengar. Setelah dia menemukannya, gadis itu menyentuh layar ponselnya lalu meletakkan kembali ponselnya di dalam saku jaketnya.
Tidak lama kemudian, bis jemputannya pun datang. Tanpa berlama-lama lagi, gadis itu segera masuk ke dalam bis dan memilih tempat untuk duduk. Dia segera berjalan ke arah kursi yang tersisa dan duduk dengan nyaman. Bis pun berangkat meninggalkan tempat itu.
Mata coklatnya bergerak melihat para siswa dan siswi yang saling berbicara satu sama lain, tertawa dan bercanda. Semuanya menyenangkan, tapi tidak untuk gadis ini. Dia tidak pernah merasa senang atau bahagia semenjak insiden yang pernah dialaminya.
Merasa bosan karena perjalanan ke sekolah masih jauh, dia menyandarkan kepalanya di jendela dan memejamkan matanya.
Beberapa menit kemudian, bis pun sampai ke tempat tujuan. Pintu bis terbuka dan semua siswa turun dari bis termasuk gadis itu. Dia berjalan paling belakang tanpa melepas earphone di telinganya.
Dia hanya mengekori para siswa itu dari belakang tanpa berbicara sepatah kata apapun. Baginya berbicara itu hanya membuang-buang tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate and Hope (On-going)
FantasyVOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA YAH~! (Note: Jika cerita ini memiliki kesamaan dengan cerita yang lain, mohon maaf sebelumnya. Hal tersebut benar-benar tidak disengaja.) Anatasya Lovania. Gadis berumur 17 tahun ini adalah seorang gadis yang kehilanga...