kok bisa?

6 1 0
                                    

"Eh lo jalan pake mata dong!" Bentak seorang lelaki dengan kemeja putih  yang sudah berlumuran air kopi tersebut.
"Lah? Dimana mana ya jalan make kaki kali, bego amat sih lo.  Coba lo jalan make mata, emang bisa? Dasar" Balas lala tak mau kalah.
"Ih, ni cewe belagu bener ya, kenalan dong" Goda lelaki tersebut yg tepat nya adalah Albert.
Apaansi ni cowo gajelas, marah' ke gue tapi tiba-tiba ngajak kenalan gitu? Ih najis, mending gausah dah.. Batin Lala.
"Gue Albert Dwayne, cowo terganteng seantero kampus, nope, let me correct, cowo terganteng se--(Albert tidak tau harus melanjutkan omongan seperti apa)bodo ah, intinya nyokap bokap gue blg kalo gue ganteng" Narsis Albert sambil menjulurkan tangannya dan berharap Lala mau menerima tangannya tersebut.
"Lo pede banget sih, minta maaf lo, noh, kopi gue tumpah kan jadi nya" Balas Lala.
"Dih, lo cakep' Songong juga ya, jelas' lo tuh yg salah"
"Lah, kok gue sih? Elo tuh yg main nubruk aja"
"Hah? Gue? Kan elo yg buru-buru lalu nabrak gue gtu aja, malah main numpahin kopi lagi"

Tep. Lala pun sadar kalau ini adalah kesalahannya, tapi bukankah akan memalukan jika ia langsung meminta maaf kepada pria dihadapannya ini? Apalagi Lala sudah ngeyel daritadi. Maaf? Tidak! Haha, mau taruh dimana harga diri gue? Enggak! Ucap Lala dalam hati.

"Eh, kamu kok malah disini? Ayo ikut bapak, sudah ditunggu oleh pak Dwayne daritadi, dicariin, malah nyiptain first impression sama mas nya, mas Albert juga dipanggil Bapak tuh mas, mari ikut saya" Ucap pak Romi, sekretaris kepercayaan keluarga Dwayne yang membuat Lala terlihat bingung akan kata-kata pria berusia kepala 3 tersebut. Lalu mereka pun pergi ke ruangan yang dimaksud oleh pak Romi.

Tok.. Tok.. Tok..

"Iya masuk" Terdengar suara berat yang berasal dari dalam ruangan

Kriet.... Derit pintu terdengar dan tampaklah tiga orang tersebut.

"Pak Romi bisa tunggu diluar ya pak"
"Baik pak" Balas pria itu dengan sopan
"Dengan Michelle Montgomery?"
Tanya pria tersebut santai
Apaan? M--mi-che-- batin Albert terbata-bata. "Michella pak, michella Montgomery" Koreksi Lala. "Nah iya itu" Spontan pria paruh baya tersebut. "Saya Arga Dwayne, pasti kamu sudah mengenal saya, dan ini anak saya, Albert Dwayne, silahkan saling berjabat tangan, dan Albert, ini adalah putri tunggal keluarga Montgomery yang menjadi sponsor perusahaan kita" Jelas pria tersebut dan mulai menyadari bahwa ada yang aneh dengan tingkah 2 remaja yang berada didepan nya itu saling melotot seakan tak percaya akan apa yg dikatakan oleh pak Arga.
"Dan dia lah yang papa ceritakan ke kamu kalau kalian akan dijodohkan, dan bagi kamu nak Lala, pasti mendiang orang tua kamu juga sudah berpesan bukan?"
Mati gue.. Spontan mereka berdua secara bersamaan

Haii Haii
Kok jadi gini yaa?? Stay tune readers!! 💚💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Should We Met?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang