PROLOG

15 2 0
                                    

"pa... aku nggak mau keluar dari rumah ini..." cicit rena sembari menangkup kedua telapak tangannya memohon kepada sang ayah agar tak mengusinya dari rumah ini.

"rena.. kamu tahu ibumu meninggal gara-gara kecerobohanmu, GARA-GARA KAMU ISTRI SAYA MENINGGAL,ANAK SIALAN!!!"tegas irawan tampak menahan emosi, rena mematung mendengar perkataan ayahnya yang sungguh membuat hatinya tergores.

Ia tak percaya kalau ayah yang ia bangga-banggakan akan tega menyalahkan atas kematian ibunya dan mengatai kalau rena anak sialan. 

 rena mendengar hal tersebut hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga jarinya tampak memutih, ia tak ingin menangis di depan ayahnya.

" sekarang lebih baik kamu pergi dari rumah saya atau saya tidak akan segan-segan untuk memanggil satpam." Ucap irawan menatap tajam ke arah rena yang tampak bergetar. Ayahnya sama sekali tak mempunyai rasa kasihan atau tak tega terhadap dirinya.

"tapi nanti rena mau tinggal dimana pah?" suara rena tercekat ia tak sanggup lagi meninggalkan rumah ini  yang memiliki banyak kenangannya bersama mamanya.

"saya tidak mau tau kamu tinggal dimana, kamu mau jadi anak gembel ataupun itu, saya tidak peduli." kata irawan tak terbantahkan, rena yang tampak tercekat mendengar penuturan sang ayah hanya bisa menatap kosong sepatunya.

"pergi dari sini, SEKARANG..!!" bentak irawan keras ia membalikkan badannya lalu membanting pintu hingga berbunyi yang sangat memekakkan telinga.

saat sang ayah tak terlihat lagi, barulah pertahanan rena runtuh seketika, tangis yang ia tahan mati-matian luruh begitu saja tanpa mau berhenti sejenak. hati nya masih sakit mendengar ayahnya mengatakan semua hal buruk tenatngnya bahkan ia tak sesakit ini saat di tinggalkan ibunya minggu lalu.

rena mengusap air matanya dengan kasar lalu menatap pintu depannya nyalang. 

"rena janji, rena nggak akan balik walaupun papah menginginkan rena kembali rena nggak akan mau. rena janji." gumam rena menguatkan hatinya. ia menghela napas dalam-dalam kemudian melangkah meninggalkan rumah yang meninggalkan banyak kenangan tersebut.

dibalik tirai sang ayah menatap punggung rena sedih. irawan sangat sakit saat ia mengatakan kalimat yang terlontarkan tadi. ia menahan agar ia tetap terlihat tegas dihadapan putrinya itu. ia melakukan hal ini, karena ada alasan tertentu.

 alasan yang akhirnya membuat irawan harus rela kehilangan anaknya setelah istrinya  yang meninggal  minggu lalu. irawan yakin kalimat tadi akan berefek pada rena, tapi irawan tidak tahu lagi cara untuk melindungi putrinya itu.


 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 

duhh... papa irawan aing gemes ama paps iwanw jdi, pen nabok paps irawan jadinya gara" tega ngusir rena cantik.

 (msih cntikkan otornya yalaw xixixi......

canda yalaw... 




maklum yaa masih blepotan kalimatnya....

gimana ama awalannya??? pendek ya?! 

pasti penasaran dong yaa?? hehee.....

jangan lupa vote and commentnya ya bwang...xixixi 


TBC


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

COLD GIRLWhere stories live. Discover now