3

1.1K 129 11
                                    

"Kami saling kenal appa, mereka teman sekolah jennie dan irene"

"Oh benarkah? Appa tidak tau jika kalian saling kenal"
Sambil tersenyum melihat ke arah seulgi dan jisoo.

"Benar paman" Jawab seulgi dan jisoo bersamaan.

"Teman apanya, bahkan disekolah kami seperti orang tak kenal. Aku yakin jika irene tadi mau ikut pasti dia akan sangat senang dan terus tersenyum tak jelas memandangi kesayangannya ini" Guman jennie dalam hati sambil masih tetap menatap kearah seulgi dan jisoo dengan muka tak suka, terutama jisoo.

Karna merasa terus ditatap tak suka akhirnya jisoo menatap jennie balik, dan benar saja jisoo mendapati tatapan jennie yang sangat tak menyukai nya. Merasa tak mau kalah jisoo juga menatap jennie dengan tatapan tak suka juga, hingga terhentikan karna suara seulgi.

"Aku rasa aku harus pergi dari sini unnie, aku bener-bener ada urusan mendadak"

"Urusan apa? Apa itu sangat penting hingga kau meninggalkan acara makan malam bersama kita?"

"Sungguh unnie aku benar-benar minta maaf, ini sangat penting. Aku janji lain kali kita makan bersama lagi, atau aku akan menuruti apa pun yang unnie mau"

"Yasudah, pergilah dan hati-hati jangan pulang larut malam. Tunggu, kau mau pergi naik apa?"

"Aku sudah ditunggu didepan, aku tak akan pulang larut malam unnie. Aku harus pergi sekarang, maaf kan aku paman kim aku harus pergi sekarang"

"Tak apa seul, pergilah paman juga tak masalah"

"Aku pergi dulu" Sedikit melirik kearah jisoo dan mulai berjalan keluar.

Sebenarnya jisoo dari tadi ingin bicara tapi selalu terhentikan oleh ucapan kristal, mau tak mau akhirnya ia tak jadi bertanya. Dan dia juga yakin pasti seulgi bertemu dengan wendy atau lisa.

___

Saat sudah diluar restoran seulgi mencari keberadaan wendy dengan memperhatikan sekitarnya. Dari kejauhan ia mulai melihat ada yang melambaikan tangannya, itu pasti wendy pikirnya. Dan seulgi mulai melangkah kearahnya.

"Bersyukur kau mempunyai kulit yang putih jadi aku bisa melihat mu dari jauh wan"

Mendengar itu wendy mendelik tajam ke arah seulgi.

"Sebenarnya aku ingin marah tapi kita tak punya waktu banyak, mereka sudah menunggu di sana. Ayo masuk ke mobil"

"Memangnya apa yang terjadi sehingga mereka bisa berkelahi dengan bogum dan teman-temannya? "

"Ntalah aku tak tau pasti, yang aku dengar dari lisa bogum hampir saja melakukan hal tak senonoh pada seorang gadis"

"Ooh benarkah? Aku tak menyangka ketua OSIS yang selalu di banggakan di sekolah ternyata kelakuannya seperti itu, aku pikir dia anak baik-baik"

___

Saat di tempat tujuan seulgi langsung pergi berlari membantu teman-temannya yang sepertinya sudah kewalahan menghadapi teman bogum. Jelas saja bogum dan teman-temannya seorang pria dan mereka perempuan. Karna tak mau terluka atau pun melukai seulgi berpikir untuk menipu mereka semua.

"Polisi datang!!!  Cepat kaburrr!!! "

Mendengar itu mereka semua langsung berhenti berkelahi, bogum dan teman-temannya langsung bergegas pergi dari tempat.

"Kalian tak apa? Dimana gadis itu? Apa dia baik-baik saja? Atau dia terluka? Seungwan bilang kalian membantu gadis itu dan kali-" Belum sempat menghabiskan kalimatnya lisa sudah memotong pembicaraan nya deluan.

"Kenapa kau lebih khawatir pada gadis yang kami tolong dari pada kami yang menolongnya dan babak belur seperti ini?"

"Aish, kalian kan bisa berkelahi sedangkan dia tidak bisa" Karna tak ingin berdebat lisa akhirnya menunjukan seorang gadis yang sedari tadi saat lisa berkelahi dia terus jongkong dan menangis. Karna rasa penasaran dan iba nya seulgi mendatangi gadis tersebut.

"Kau tak apa nona? Apa kau terluka?"

Melihat ada yang memanggilnya gadis itu mendongakkan kepalanya. Melihat siapa yang memanggilnya tadi gadis itu semakin menangis menjadi - jadi.

"Berhentilah menangis, mari saya antarkan pulang nona. Lagi pula ini juga sudah malam, tidak baik untuk gadis seperti mu berada di luar sendirian" Mereka mulai berjalan kearah teman-teman seulgi berada.

"Emm wan sebaiknya kita antarkan dia pulang dulu, dan kalian pulanglah kita bahas besok di sekolah"

____

Sampai didepan rumah gadis itu seulgi membukakan pintu mobil dan membantu gadis itu berjalan sampai di depan pintu rumahnya.

"Terima kasih sudah menolongku"

"Sama-sama, sebaiknya nona istirahat lah. Saya dan teman saya pamit pulang"

"Baiklah, Terima kasih sekali lagi" Gadis itu mulai berjalan masuk rumahnya. Saat seulgi sudah masuk kedalam mobil wendy langsung bertanya pada seulgi.

"Emm seul, kau mengenali gadis itu?"

"Tidak, memangnya kenapa? Apa dia termasuk keluarga mu?"

"Ck..  Kau ini gila atau apa? Kalau dia keluarga ku pasti aku sudah lebih dulu membantunya dan mengajaknya berbicara sebelum kau bodoh"

"Oh benarkah? Aku pikir dia termasuk kedalam keluarga mu" Jawab seulgi acuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complicated (Seulrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang