Prolog

26 0 1
                                    

Elsabila Dianandra. Lahir 13 April 2001, di Kota Davao, Filipina. Ibunya adalah seorang wanita penghibur disalah satu club malam di Kota Davao. Ayahnya? Tentu saja dia punya ayah tapi, entah siapa ayahnya. Ini bukanlah hal yang aneh mengingat bahwa ibunya adalah seorang wanita penghibur.

Beberapa hari lagi Elsa akan berusia 18 tahun. Tetapi itu bukanlah hal yang baik. Ketika hari itu akan datang, kehidupan barunya pun juga akan datang. Dia, Elsabila Dianandra beberapa hari lagi akan menjadi seperti ibunya. Seorang wanita penghibur. Tak ada yang bisa menghentikan fakta itu, Ibunya membuat kesepakatan dengan sang pemilik club dengan iming-iming uang jutaan peso. Elsa tak bisa membantah atau pun memberontak. "Biarlah semuanya mengalir seperti air" begitulah yang dipikirkannya. Dia tidak cantik tidak juga buruk rupa. Kulitnya juga tidak terlalu putih. Tapi dia memiliki porsi tubuh seperti seorang wanita berusia 25 tahun. Berisi dan menggoda. Beberapa pria yang pernah melihatnya tertarik bukan pada rupanya tapi pada tubuhnya.

Sendari kecil Elsa tidak seperti anak seusianya. Elsa berpikir dan bertindak seperti orang dewasa. Dia bukan gadis yang banyak bicara, tidak banyak bertindak cenderung diam dalam segala hal. Saat ibunya sedang marah atau memukulinya, Elsa hanya diam. Menahan perih setelah itu tersenyum. Dunia ini memang tak pernah adil. Yang lemah yang tertindas dan yang kuat yang berkuasa. Sungguh hukum alam yang semakin menjadi. Karena alasan itu pulalah yang membuat Elsa tidak bisa berkutik. Memberontak artinya mati. Maka diam pun menjadi pilihan.


●●●●

Elsa, si gadis pendiam berjalan terseok-seok menuju ke sebuah kamar diujung ruangan. Wajahnya penuh peluh, beberapa kali dia juga mengerang kesakitan. Pencahayaan menuju kamar itu semakin minim. Namun tak membuat langkah Elsa berhenti atau pun memandang ketakutan.

Citt...

Suara decitan itu berasal dari pintu yang dibuka Elsa. Pintunya terbuat dari besi yang sudah berkarat. Menyeramkan. Dengan perlahan Elsa memasuki kamar itu dengan meraba-raba sekitarnya. Kening Elsa berkerut karena tak kunjung menemukan saklar lampu.

Prang...

Suara benda terjatuh karena tak sengaja tersengol oleh Elsa. Kamar itu benar-benar gelap karena gelapnya bahkan seperti saat kita menutup mata. Elsa menunduk meraba-raba disekitar kakinya. Dapat. Elsa bangkit dan meraba benda yang tadi tersenggol olehnya. Sebuah lilin minyak. Elsa tersenyum kemudian meraba disekitar mencari korek api. Dapat. Elsa kemudian menyalakan api itu dan...

Ini bukan kamar tapi,

Tapi sebuah penjara. Dimana-mana ada senjata tajam. Didinding terdapat berbagai macam ukuran senjata tajam, mulai dari pisau, pedang hingga samurai. Disudut ruangan terdapat rantai besi berbagai macam ukuran. Disisi sebelah kiri terdapat banyak senapan dan cambuk. Di tengah dinding kamar itu terdapat kepala rusa sebagai pajangan. Mengerikan. Elsa berjalan mengitari kamar itu. Lalu berhenti didepan sebuah lemari hitam berbau busuk. Perlahan Elsa membukanya. Dan...ini lebih dari sekedar menyeramkan. Mata Elsa melotot memandang seluruh toples yang memenuhi isi lemari. Bagaimana tidak dilemari itu, salah tepatnya didalam toples itu terdapat banyak organ tubuh manusia. Ada paru-paru yang telah menghitam, bola mata, jantung, sepasang ginjal dan usus yang memenuhi isi toples.

Tubuh Elsa bergetar ketakutan. Elsa ingin menjerit tapi tak bisa. Dia seperti bisu mendadak. 'Nyatakah ini?' Ucapnya dalam hati. Tidak..tidak dia tidak ingin berakhir seperti organ-organ itu. Saat ini yang bisa dia lakukan adalah bungkam. Yah, hanya itu jika tidak, mungkin dia akan berakhir lebih sadis lagi. Dengan terburu-buru Elsa menutup isi lemari kemudian menjauh dari situ. Elsa berjalan kearah sudut kamar dekat pintu masuk. Lalu duduk meringkuk membenamkan wajahnya.

Be My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang