Prolog

72 7 11
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di sini 😁😁😁

"Ibuuuuuuu, Buuu, !!!!" Teriak seorang gadis bermata hazel dari sebuah pondok kecil tempat kediamannya
"Iyaa Lan ada apa??.. Ibu di dapur"
Balas seorang Ibu yang sudah berkepala empat yang sekarang sedang menyiapkan makanan.
"Coba tebak apa yang Bulan bawa" kata gadis manis itu sambil tersenyum sehingga menampakan kedua lesung pipinya.
"Ayolah gadis manis yang baik... jangan main tebak tebakan seperti itu, katakan saja apa yang membuat dirimu sebahagia ini skarang..." Goda ibunyaa
"Iyaa... dehh kalau Ibu nggk mau menebaknya, jadi Ibu baca aja ya ini" Gadis tersebut menyodorkan sebuah kertas. Wanita tersebut langsung membacanya, entah apa yang ada di kertas tersebut sehingga membuat mata wanita tersebut berkaca kaca.

"Alhamdulillah ya Gusti" Wanita tersebut langsung sujud syukur setelah itu ia memeluk anaknya erat erat
"Alhamdulillah,Lan. Kamu dapat beasiswa, Nak di sekolah elite itu.. kamu mau ambil beasiswa itu kan, Nak? Tanya wanita tersebut
"Iya,Bu. Bulan akan ambil beasiswa itu. Sekolah itu adalah sekolah yang slama ini Bulan impikan. Dan sekarang impian itu terwujudkan,Bu."
Jelas gadis tersebut.

Ya, Dia adalah Bulan seorang gadis bermata hazel yang mempunyai senyuman yang menawan yang membuat siapapun orang akan terpukau akan pesonanya. Ia adalah anak seorang pembantu rumah tangga, meskipun begitu ia tak pernah malu akan keadaannya itu dan tetap tersenyum menjalani hari-harinya.

Di sebuah rumah bak istana yang megah, sebuah keluarga berkumpul di meja makan. Sedangkan bu Risma menyiapkan sarapan untuk keluarga tersebut dan tak lupa putri cantiknya menolongnya untuk menyiapkan sarapan tersebut.

"Bagaimana sekolah kamu Lan?? Udah tau sekolah dimana??" Tanya Seorang wanita yang seusia dengan Bu Risma tapi terlihat masih muda
"Alhamdulillah, Nyonya.. Saya dapat beasiswa di sekolah Bakti Mulya" jawab Bulan dengan tenang.
Seorang pria yang sedang makan tampak terkejut dan melihat ke arah Bulan, Bulan yang tak sengaja juga melihat ke arahnya sehingga mata hazelnya bertemu dengan mata biru pria tersebut. Pria tersebut lalu mengalihkan pandangannya dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa
"Waaahhh.. hebat kamu, Bulan. Jarang tau orang dapat beasiswa di sekolah Elite tersebut," Timpal seorang laki-laki yang sudah setengah abad umurnya
"Iyaaa dong Pi, masa papi tak tau Bulan kan gadis yang pintar beruntung Risma punya anak seperti Bulan" cecar Bu Rani
"Hmm.. bisa tuhh, Bintang anterin Bulan ke sekolah setiap hari kan kalian satu sekolah" Goda Pak Bramata kepada putra kesayangannya
"Nganterin dia?? Malas, emangnya aku tak ada kerjaan apa??!!,.. yaudah aku mau ke atas dulu.." laki-laki tersebut lalu bangkit dan beranjak ke kamarnya.
"Hehe.. maaf ya, Bulan. Dia emang cowok yang susah diatur. Dan mu tau sendiri kan sifatnya??" Kata Bu Rani kepada Bulan prihatin.
"Haa.. iya Nyonya nggak papa" timpal Bulan. Sebenarnya Bulan memang sudah terbiasa dengan sifat dingin laki laki tersebut.

Bintang Putra Bramata seorang laki laki yang berpostur tinggi dengan bola mata biru, siapa pun yang mendapat tatapannya akan jatuh ke pesonanya. Dengan kulit putihnya dan rambutnya yang ikal serta rahangnya yang tegas sehingga ia terlihat seperti seorang malaikat yang dikirimkan Tuhan ke bumi.
Namun tak semua yang indah bukan berarti ia sempurna semua ketampanannya tak bisa dengan mudah orang meraihnya karna ia memiliki sifat dingin seperti Es, entah siapa yang bisa melelehkan sifatnya itu...

*bersambung*

Vote and Comment



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's Hazel-EyedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang