Pagi yang cerah dan indahnya awan di langit yang dipadu oleh kicauan burung, menjadi pelengkap awal yang mengundang kebahagiaan dan harapan untuk menjalani hidup.
Pagi adalah awal dan sebuah harapan jika pagi dirusak dengan air mata maka akan seterusnya menyedihkan, jika pagi diawali dengan kebahagiaan dan rasa syukur maka hari hari itu akan menjadi hari yang membahagiakan.
_____
Jam sudah menetapkan pukul 04:20
Dengan deringan alarm yang begitu berisik akhirnya Resya terbangun, menarik selimutnya dan beranjak dari kasur.Resya mencuci muka dan menggosok gigi sebelum ia berwudhu dan shalat.
Setelah rapih ia siap-siap turun ke bawah untuk sarapan karena hari ini ia akan mengikuti perkemahan di sekolahnya dan ia menjadi salah satu panitia tim medis yang dipilih dari sekolahnya.
"Yah, ayo nanti kesiangan soalnya aku harus cepet sampe sekolah duluan" resya yang sembari turun dari tangga menuju meja makan.
Rechuel yang sedang memegang tempat makan untuk anaknya, yang sudah ia isi beberapa roti tawar yang dioleskan slai.
"Eca ini mama buatkan roti isi untuk kamu, sengaja mama buat banyakkan sekalian bagi ke teman-teman medis kamu" Ya Rechuel Alphelopez adalah mama Resya. wanita cantik nan baik itu memberi beberapa roti yang tadi dia buatkan untuk anak kesayanganya.
Eca adalah panggilan kesayangan Resya untuk keluarganya. Keluarga sederhana ini menjadi kehangatan bagi Resya, bahwa hal yang ia sangat syukuri sekarang adalah dia berada di antara keluarganya ini, menjadi anak Rechuel dan Tyo Alphelopez.
Muah
Muah
Resya mengecup pipi mamanya dan pamitan untuk segera berangkat.
Alphelopez adalah marga keluarga mereka.
"De ayooo katanya buru-buru,,cepetann dee" - teriak Tyo ayah Resya, yang sudah bersiap di luar dengan motornya.
"Assalamualaikum" pamitnya dengan mencium tangan ibunya
"Walaikumsalam" jawab Rechuel dan Resya pun berlari menuju ayahnya dan bergegas pergi, Tyo pun mengendarai motornya dan bergegas menuju sekolah Resya yang tak jauh dari komplek rumahnya.
....
Resya dan ayahnya sampai di depan gerbang sekolah, yang masih terlihat sepi dan hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.
Resya turun dari motor dan pamit ke Ayahnya.
"Resya kamu hati-hati ya, jangan nakal, jaga diri baik-baik" ucap ayah kepada anaknya
"Jangan teledor ya nak" lanjut Tyo yang membuat langkah kaki Resya terhenti."Iya ayah, aku bakalan jaga diri dan ga lupa sama nasehat ayah itu"
"Yaudah aku pamit dulu ya yah, dahhhh" resya pun beranjak jauh dari ayahnya dengan melambaikan tangan.Tyo pun merasa bahagia karena putri bungsunya itu kini sudah besar, dengan perasaannya yang merasa baru saja kemarin ia menggendong Putrinya bermain dengan kedua kakaknya. Sekarang ia sudah tumbuh menjadi remaja yang dewasa. Tyo pun melajukan motornya untuk kembali ke rumah dan bergegas ke kantor.
Saat di sekolah -
"Resyaaaaaa!!!!"-teriak Nisa yang begitu merusak telinga. Dia pun berlari ke arah Resya yang sedang menuju UKS
Mereka berdua sudah berhadap-hadapan
"Kenapa si sa, berisik banget lu, pusing tau gue dengernya" Resya tanpa berjeda.
"Yaela sya gitu doang marah" melas Nisa
"Yauda ayo kelapangan yang lain udah disanakan?" Resya bertanya kepada temannya itu dan beranjak pergi ke lapangan karena menunggu adik kelas yang datang untuk segera melaksanakan apel Pramuka.
Nisa adalah teman dekat Resya berkat masuk organisasi yang sama, mereka menjadi lebih dekat, bahkan mereka curhat bareng.——
Setelah apel selesai para peserta pramuka menuju truk yang sudah berjejer di depan sekolah, mereka menuju truk yang sudah disiapkan untuk perkelas.
Semua panitia terpencar ke beberapa truk, tak ada rasa takut karena mereka adalah adik kelas. Begitupun tim medis, yang terpencar ke beberapa truk karena takut ada yang mabuk perjalanan. Perjalan perkemahan ini sungguh menguras keringat karena berada di tengah-tengah ibu kota yang sangat terik, kini mata Resya tertuju pada ramainya jalan tak sedikitpun mobil yang berlalu lalang. Sangat ramai.
Mata Resya begitu mengantuk dan tak kuat untuk tetap membuka matanya.
Kini Resya pun tertidur disamping bu Ratih, guru sejarah yang sedari kelas 10 mengajarnya, bu Ratih sangat baik banyak pengalaman yang ia ceritakan kepada Resya, dan cerita itu tak jauh dari cerita hidupnya sendiri. Pengalaman yang begitu berharga bagi Resya yaitu bisa berbagi cerita dengan gurunya itu. Tak lama selesai bercerita bu Ratih pun tertidur disusul Resya yang ikut mengantuk.
Plak
Kepala Resya jatuh ke sisi kanan dimana pintu mobil yang begitu keras karena terbuat dari besi.
Resya pun terbangun dari pejamnya tidur"Ohhh shitt!!" Desah pelan Resya
Mata resya tertuju oleh seseorang yang ternyata sedang melihat dia tertidur, seseorang itu berada di mobil truk yang sudah mendahului mobil yang Resya tumpangi.
"Ngapain si tu orang ngeliati gue! Udah tau gue ngantuk!'"
"Shitttt" lanjut kekesalahn ResyaTetap saja seseorang itu tak menoleh sama sekali, matanya masih tertuju oleh gadis cerewet itu. Mau seberapa banyak cacian yang gadis itu keluarkan tetap saja Seseorang itu tak mendengar, jelas karena mereka tidak berada di dalam satu lingkup dimana tak bisa saling mengeluarkan suara.
"Dasar jutek" lontaran kata yang Resya katakan membuat dia semakin kesal dengan seseorang itu hingga tanpa sadar Ia kembali terpulas di bawah alam sadarnya.
Setelah beberapa jam akhirnya mereka sampai. Sudah terlihat beberapa tenda yang sudah berdiri, mereka semua turun dari truk, dan menuju tenda masing-masing yang sudah disiapkan.
Kemana pria itu gumam resya yang sedang melihat sekitar matanya terus saja mencari keberadaan pria itu.
Namun nyatanya ia belum saja melihat batang hidung cowok menyebalkan itu. Dia berharap bertemu lagi dan mengetahui siapa cowok jutek itu.-ayooo ada apa niii ikutin terus cerita ini yaa💖
Jangan lupa vote dan komen! Love-Salam hangat
Puchicordis
KAMU SEDANG MEMBACA
DANE
Teen FictionMerindukanmu adalah pekerjaanku di setiap detiknya. Lukamu mengenalkanku dengan ceritamu. -Resya Queery ------ Jangan pergi, terus bertahan walau aku yang membeku, tetap menjadi hangat untuk mencairkanku. . . Jangan pergi. -Dane Stevtriot ©️puchic...