End,

2K 175 23
                                    

[[ Its Never Change ]]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[[ Its Never Change ]]


.
.
.

.
.

.


Minho duduk di samping Jisung ketika mereka naik bus untuk pulang. Kekasihnya bersandar di pundaknya, tertidur karena kelelahan. Minho mengusap tangan Jisung yang kecil. Minho ikut bersandar di kepala Jisung, menikmati perjalanan malam yang tenang.

"Baby, kita sudah sampai." Minho menepuk pipi Jisung dengan hati-hati sampai Jisung terbangun.

Mereka berdua bergegas turun dan berjalan menuju rumah Minho, Jisung menggandeng tangan Minho dengan erat. Sesekali ia melirik Minho dengan gugup.

Jisung ingin bertanya sesuatu mengenai Hyunjin, tapi ia tidak ingin merusak suasana. Jadi Jisung memilih untuk diam bahkan ketika mereka sampai ke rumah Minho. Saat mereka berdua masuk, rumah itu masih gelap-gulita. Sepertinya Minho tidak menyalakan lampu sebelum keluar.

Ketika Minho menyalakan lampu ia menarik Jisung ke dalam pelukannya. Minho menunduk dan mencium pipi Jisung dengan gemas. "Jadi, ini artinya kau kembali lagi padaku kan?" Bisiknya dan kekasihnya mengangguk pelan.

Jisung bisa merasakan pelukan Minho merenggang. Minho tersenyum puas sembari mengusap pipi Jisung yang masih kemerahan. "Kau masih ingat peraturanku? Tentang siapa saja yang boleh menyentuhmu?"

Jisung mengangguk. Namun seketika matanya membulat terkejut. Tidak mungkin Minho akan menghajarnya kan? Reflesk, Jisung berjalan mundur menjauhi Minho.
"A-aku tentu masih ingat Hyung. Ta-tapi, AKH!" Jisung berteriak saat Minho menarik rambutnya untuk berdiri lebih dekat dengannya.

"Kau berhak mendapat hukuman Jisung." Minho tertawa pelan saat mengucapkannya. "Aku tidak peduli jika mereka memperkosamu, karena kau sendiri tidak berusaha untuk kaburkan? Kau malah menemui mereka, memberikan tubuhmu. Yang sudah jelas itu milikku!" Minho membentaknya dengan keras.

"Mi-minho hyung.." Jisung merasakan lutut kakinya gemetar ketakutan. "M-maafkan aku.." Jisung memohon lirih pada Minho. Ia berusaha menahan tangan Minho yang kini meremas kejantannya yang masih membengkak. "Kumohon Hyung.." ia menyerngit kesakitan saat Minho semakin kuat meremasnya. Jisung bahkan tanpa sadar mencakar tangan Minho untuk menyalurkan rasa sakitnya. Berharap Minho akan melepaskannya.

"Kau melawanku?" Tanya Minho dengan tatapan nyalang pada Jisung saat ia merasakan tangannya terasa perih karena cakaran lemah Jisung.

Jisung menggeleng cepat. Ia takut sekali jika Minho sudah seperti ini. "Bukan b-begitu Hyung, hiks.. ku mohon, pinggangku m-masih sakit sekali aku ma-" ucapan Jisung terputus saat langsung Minho menampar wajahnya.

Jisung menatap Minho dengan ketakutan, ia tidak bisa menahan tangisannya saat Minho kini menyambar rambutnya lagi. Memaksa dirinya untuk menatap ke arah mata Minho yang terlihat sadis.

"Karena kau kembali padaku. Artinya kau harus patuh padaku. Han. Ji. Sung."

"Hiks.. n-ne hyung.. aku mengerti-" jawab Jisung dibalik isak tangisnya. Tidak ada harapan lagi jika Minho sudah mengatakan itu.

Jisung merasakan tubuhnya diseret sampai ke kamar Minho. Tubuhnya diangkat dan dibuang begitu saja ke atas ranjang.

Dan Jisung segera memeluk bantalnya, menahan jeritannya yang kali ini bahkan lebih keras daripada biasanya. Tubuhnya merasa rasa sakit  lebih dari biasanya.

Kenapa Minho tidak mengerti situasi yang dia alami? Kenapa Minho tidak ingin merendahkan sedikit egonya?

Kenapa?

Apa ini salahnya? Kenapa?

Apa yang ia teriakan? Hatinya yang kembali hancur? Atau ketika tubuhnya yang kembali rusak?

.

.
.

.
.
.

[End]
❀ ✿ ❀

Between [ Minho x Jisung ] StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang