Prolog

25 7 10
                                    

Lapangan upacara - pukul 12.00

Kryuk...

Bunyi perutnya membuat Natalia membuang nafasnya kasar. Ini yang membuatnya malas datang ini hari.

Ospek!

Siapa sih yang suka dengan kegiatan ini? Di jemur di lapangan dari pagi sampe sore, pake barang-barang aneh dan  rambut di kuncir tiga kayak orang gila. Oh damn!

Ingin rasanya dia berlari menuju kantin, tapi salahkan dirinya yang terlalu malu untuk bertanya letak kantin. Lapangan mulai sepi karna hampir seluruh murid baru menuju kantin.

Duduk bersila di bawah pohon jambu sambil menatap dedaunan kuning yang berguguran membuat Natalia bosan. Tak ada seorangpun yang dia kenal atau mungkin ada tapi tak bertemu denganya. Ahh betapa malasnya dia menjadi murid baru.
Huftt!

"Hai, Gak ke kantin?" suara seorang pemuda membuat Natalia mengalihkan pandangannya dari dedaunan kuning di depannya.

Di tatapnya pemuda itu dengan bingung lalu kembali melihat dedaunan kuning di depannya tanpa membalas perkataan pemuda itu.

Orang aneh! Pikirnya

"Hmmm...emang ga lapar ya?" Ucap pemuda itu lagi yang membuat Natalia memutar bola matanya malas.

"Serius gak ke kantin?" tanpa rasa takut pemuda itu bertanya lagi dan sukses membuat Natalia menoleh ke arahnya dan menatapnya geram.

"Aku sih gak ke kantin, bawa bekal. Dibuatin mamaku"Ucap pemuda itu lagi sambil mengeluarkan bekalnya.
Tatapan Natalia berganti menjadi tak percaya. Rasa penasarannya pun menguap.

"Loh, Lo bawa bekal?"Ucap Natalia tak percaya. Cowok? Bawa bekal? Di jaman sekarang ini? Hah? Seriously?

"iya bekal. Kata mamaku, aku gak boleh makan yang aneh-aneh. Soalnya di tubuhku ada bakteri makanya ga boleh makan yang aneh-aneh." ucap pemuda itu lagi dengan tampang polos. Natalia cengo dibuatnya.

Bakteri? Bisa menyebar gak ya? Bisa kali ya? Bisa ketularan dong gua kalo dekat-dekat dia? Pikirnya

"Kenapa?" Tanya pemuda itu setelah melihat respon Natalia.

"Hah? Gak kok.." Ucap Natalia tersenyum kecil  sambil mengambil tasnya yang berada di sebelah si pemuda itu lalu menggeser tubuhnya sedikit.

"kirain kenapa. Mau gak?"Ucap Pemuda itu lalu menyondorkan bekalnya.

"Eh... G-gak usah he he"Ucap Natalia dengan tersenyum sungkan.

"Namamu siapa?" Tanya pemuda itu lagi sambil memakan bekalnya.

"Nata" jawab Natalia sambil melihat ke arah pemuda itu.

Natalia meneliti wajah pemuda itu. Wajah lumayan, mata belo yang berkilau, rambut berpotongan rapi, bibir tebal yang memberi kesan seksi, badan tinggi tegap walau agak kurus dan warna kulinya- pikiran Natalia terhenti kala pemuda itu menoleh ke arahnya menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Mata mereka bertemu beberapa detik lalu si pemuda itu memutuskan kontak matanya dengan kembali menatap bekalnya.

"Namaku Fakhi" Ucapnya

-sawo matang! Lanjut pikirnya dengan masih menatap Fahki. Pemuda yang baru saja menyebutkan namanya sendiri. Senyum tipis tergambar diwajahnya.

-*-

Ini pertamaku sih buat cerita di wattpad. Jangan lupa beri dukungan berupa vote dan komennya kalau kalian suka biar aku semangat melanjutkan cerita ini. Terimakasih :)
Salam kenal ya...

Nata Dan Secercah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang