Dilihat langit sudah menandakan akan hujan awan hitam mulai berdatangan mungkin rintik-rintik akan segera turun ,bukan nya segera berlari atau meneduh ia masih sibuk mengutak ngatik ponsel nya lagi , ia ingin menyerah sudah 4 ojol menolak nya alasan hujan sebentar lagi akan turun , menunggu angkutan umum sudah tidak ada jam segini rasanya ia ingin meminjam pintu doraemon saja dari pada harus menunggu lebih lama lagi.
yahhh lebih tepatnya
Menunggu yang tidak pasti!
Peri baik tolong Seina
Sekali saja ....
Mimi peri dari kayangan juga enggak masalah dia rela asalkan diantar pulang.
Seina masih memainkan ponselnya berharap ada nya ojeg yang mau menerimanya,terlalu fokus atau sedang panik tanpa sadar ternyata tepat dihadapan nya ada motor berhenti, ia mendongak untuk melihat siapa pemilik motor tersebut.
Ia menaik kan alisnya
Untuk apa si kutub ini disini? ia tidak sedang melindur atau sedang parkir
" cepet naik " ucapnya yang masih bergeming diatas motornya dan tidak menatap Seina sama sekali
Heh, tidak-tidak ini sama saja Seina harus menurunkan ego nya dihadapan si kutub.
" gue kasian, nggak usah pikir macem macem " seakan akan tau apa yang dipikirkan Seina
" sana aja, gue nggak butuh belas kasihan lo" Seina memegang ujung tali tas nya menolehkan wajahnya kearah lain
Heh Seina tapi sampai kapan ia akan menunggu ada angkutan? Ditambah sebentar lagi hujan akan turun apa ia akan sampai pagi disini?
"Mau nunggu sampe hujan deras turun, petir nyamber" Fazar menyunggingkan senyum nya lebih tepatnya seperti ledekan
Seina merasa dirinya mulai bergejolak amarah sungguh menyebalkan es batu dihadapan nya. Seina tetap masih tidak mau untuk menerim tawaran Fazar padahal ini sudah jelas jelas kesempatan emas sesuai harapan nya dari kayangan bukan? Anggap saja seperti itu .
Hening untuk beberapa saat tak ada jawaban ,seakan akan menolak kesempatan yang menanti Seina , kesempatan yang akan ia lewatkan karena Seina tidak mau satu motor dengan makhluk menyebalkan yang akhir- akhir ini membuat dirinya merasa ingin mengutuk pria tersebut walau tadi ia sudah menolongnya tapi tetap saja menyebalkan tetaplah menyebalkan
Terdengar suara stater motor dinyalakan
Seina menatap langit awan gelap semakin bertambah dan menutup langit tanda tanda tetesan air memberi isyarat hujan turun
Ayooo Seina berpikir
Berpikir
ENGGAK
ENGGAK Seiii
tetap pada prinsip lo
Tapi ....
ENGGAK akan menolak kaianya
Seina menghembuskan nafasnya begitu berat karena diiringi paksaan untuk menumpang kepada es batu tersebut.
Saat Fazar baru akan melajukan motornya Seina bersuara mau tak mau ia menurunkan sedikit angkuh nya.
" gue ikut " Seina mendekatkan ke motor Fazar. Kemudian naik kepada motor Fazar dengan rasa terpaksa padahal ini merupakan suatu penolong untuk kedua kalinya tapi tetap saja Seina angkuh tidak akan mengakui nya sepenuh hati begitu saja , Fazar tidak berbicara ia langsung saja berjalan meninggalkan halte tersebut
Disaat hujan turun akan mengingatkan kepada manusia untuk melihat genangan atau akan kenangan ,ataupun hujan merupakan tempat persembunyian luka seseorang?
Tetapi kali ini Seina berpikir berbeda hujan kali ini buat dirinya masuk kepada hal-hal menyebalkan .
Motor Fazar melaju membelah jalanan kota yang sepi hujan kecil mulai turun hening memang keheningan yang kini tercipta disini entah sampai kapan mereka akan seperti ini yak memang pada awalnya mereka memang tak suka banyak bicara itu bisa hanya bisa membuat keributan terjadi .
Sekitar 20 menit sampailah motor Fazar di depan gerbang rumah Seina yang merupakan bersebelahan juga dengan rumahnya , Seina turun dari motor Fazar baju mereka tampak sedikit basah karena gerimis dari langit sudah mulai turun membasahi jalanan dan yang lain nya .
Belum sempat mengucapkan terima kasih motor milik pria itu sudah meninggalkan Seina begitu saja
Ckkk
Seina berdecak kesal
" dasar makhluk dingin" Seina bergumam tapi rasanya ia ingin teriak agar tetangga es nya itu mendengar bila perlu.
***
" hujan hujanan jar" pertanyaan mamah nya melihat baju Fazar sedikit basah
" iya mah, Fazar lupa gabawa mantel" Jawab Fazar sambil menyisirkan rambutnya memakai jarinya
" tuh kan susah dikasih tau "
" lupa mah , bukan susah dikasih tau" tangkasnya
" kamu ini selalu gamau kalah ,yaudah sana mandi, takut kamu masuk angin" ujar mamah nya penuh perhatian
Fazar menganggukan tanda ia mengerti lalu pergi menuju kamarnya
***
Ia mengetik sebuah pesan sambil memandang langit yang memuculkan ribuan kemerlap bintang dan bulat yang bersinar ,hembusan angin begitu menggelitik yang kian dirasa.kamu lihat langit ?
ia menunggu beberapa menit lalu suara balasan Whatsapp ia langsung membuka tanpa menunggu lama lagi, ia tersenyum manis melihat isi pesan tersebut.
langit gelap maksudmu?
mungkin bagimu gelap, bagiku langit dapat transfer sinaran terang dari senyum mu itu
hahah, jangan buat ku susah tidur seperti ini zar rayuan mu buat aku ingin mempersempit jarak :)
Fazar tersenyum merekah mungkin ini sebuah perwakilan bahwa ada gejolak bahagia di dirinya saat ini. Pesan singkat semakin rindu buat tercekat , bahkan larut tak mengalahkan yang namanya mengantuk.
Baiklah ucapan selamat tidur untuk penghantar tidur mu, selamat istirahat
pesan terakhir ia ucapkan, siapa sosok yang begitu berarti baginya? maka waktu akan menjawabnya.
Hallo para readers semoga suka dengan chapter ini hehehe jangan lupa tinggalkan vote dan komentar :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet n' Farewell
Подростковая литератураAku tidak paham mengapa tuhan mempertemukan mu dengan ku, padahal kita sama sama menjauh pada akhirnya, tapi rasanya masih tetap ada. kamu bukan cinta pertama tetapi kini masih rasa pertama didalam hidupku . Fazar Ardias Prawira ~ Pertemuan itu sepe...