Chapter 4. Special Power

2 0 0
                                    


Malam itu, rasanya jalanan kecil menuju Deliora Street menjadi lebih menyeramkan karena mimpi semalam dan juga Hikari merasa ia mendengar ada langkah-langkah kaki yang mendekat. Tanpa aba-aba, seseorang menyambar pinggangnya dan membawanya. Hikari meronta-ronta, tetapi semakin dia meronta semakin kuat pegangan orang yang menculiknya yang membuat pinggang Hikari terasa sakit sehingga akhirnya Hikari berhenti meronta.

Jalanan itu hanya diterangi beberapa lampu jalanan yang redup sehingga Hikari tidak bisa melihat wajah orang yang membawanya dengan jelas. Hikari terkejut saat menyadari orang ini membawa Hikari ke rumahnya sendiri dan lebih terkejut lagi begitu melihat wajah orang itu. Dia adalah mantan pacarnya, Raichi.

"Sedang apa kau?!" Hikari sedikit membentaknya.

"Aku terlibat sedikit masalah yang melibatkanmu. Jadi, seseorang berusaha untuk..., umm, yah, katakan saja menculikmu. Aku sebenarnya bisa membawamu ke tempa yang lebih aman, tapi tempatnya lumayan jauh dan tidak akan sempat untuk ke sana. Jadi, sebaiknya kau sembunyi sekarang," kata Raichi dengan berhati-hati karena melihat dahi Hikari sedikit berkerut dan tatapan membunuh yang dipancarkannya.

Hikari menatap mata Raichi lurus-lurus menilai apakah Raichi berbohong atau tidak.

"Baiklah, aku percaya padamu," kata Hikari meskipun masih terlihat sedikit ragu.

Setelah berkata begitu, Hikari memberi isyarat pada Raichi untuk mengikutinya menuju ruangan yang terletak di pojok lantai satu. Raichi terlihat sedikit kebingungan tetapi dia menurut saja. Ruangan itu berisi tumpukan lilin, pematik, dan beberapa perabot lama. Hikari meraba-raba lantai di bawahnya sampai dia menemukan pintu yang menuju ruang bawah tanah.

Pintu itu melekat sempurna dengan lantai di sekelilingnya sehingga tidak mungkin terlihat kecuali oleh orang yang sudah tahu kalau pintu itu ada di sana. Hikari sendiri tidak sengaja menemukannya saat ia masih kecil. Dia mengambil lilin, menyalakannya, dan menaruhnya di piring kecil

"Waktu kecil aku sering bermain sendiri di rumah dan aku sudah menjelajahi seluruh rumah ini kecuali ruangan terkunci di atas. Ayo masuk, mereka tidak akan menemukan kita di sini," jelas Hikari saat melihat Raichi yang masih kebingungan.

"Kau saja yang masuk, aku akan menahan mereka meng---"

Hikari memotong perkataan Rachi dengan tatapan membunuh yang membuat bulu kuduknya berdiri seakan berkata 'ikut atau kubunuh kau' sehingga Raichi mengikuti Hikari.

Hikari dan Raichi perlahan menuruni tangga yang membawa mereka ke ruang bawah tanah. Di sini terlihat seperti tiruan dari gudang yang berada di atas mereka, semua dekorasinya terlihat sama dan mungkin luasnya pun sama. Yang membuatnya berbeda adalah, di sini terdapat meja kerja, deretan rak yang dipenuhi buku-buku, dan persediaan lilin, sofa putih panjang, meja kayu pendek di depannya, dan kipas angin disisi ruangan

"Ruangan apa ini?" tanya Raichi.

"Tidak tahu," jawab Hikari ketus.

Setelah itu yang terdengar hanyalah bunyi dobrakan pintu, derapan kaki, bentakan orang, dan kaca yang pecah. Hikari dan Raichi hanya memasang telinga mereka baik-baik untuk mendengar apakah mereka sudah pergi atau belum.

Lima menit, lima belas menit. tiga puluh menit, satu jam, dua setengah jam, tiga jam mereka menunggu. Keadaan di atas menjadi sunyi total, tidak ada suara sama sekali,

"Aku akan naik. Kau jangan naik sampai aku kembali," kata Raichi sambil berjalan menuju tangga.

Hikari berniat mengikuti Raichi, tetapi dia akhirnya mengangguk tanda setuju. Raichi mendorong pintu sedikit dan memeriksa keadaan, setelah yakin tidak ada orang di gudang. Raichi mendorong pintu hinga terbuka lebih lebar dan berusaha naik tanpa membuat suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shinjitsu and The Lost Memories [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang