Kwon Soonyoung

1.7K 201 17
                                    


"Kamu mau kemana? Kita harus cek gedung buat hari H!"

"Aku mau cari anak aku. Kamu masih mikirin gedung?! Anak aku disana sendirian, aku gak tau dia kemana dan kamu masih aja mikirin pernikahan?! Aku gak peduli lagi, batalin aja semuanya!" Jonghun teriak frustasi, dia bawa kunci mobilnya dan pergi ninggalin Yewon.

***

Nayeon datang dengan terengah-engah, dia udah nahan marahnya sejak dirumah, begitu sampai parkiran kantor Jonghun, dia liat Jonghun yang nelpon dan hendak masuk mobilnya. Nayeon langsung lari kearah mantan suaminya itu.

PLAK!

"Kamu bilang aku gak bisa urus anak aku karna aku sibuk kerja? Lalu ini apa?! Anakku hilang entah kemana. Apa aja yang kamu lakuin?!"

Kaget? Pasti. Tapi Jonghun cuma bisa diem denger sumpah serapah Nayeon. Ini semua salah dia, harusnya dia lebih perhatiin Hoshi. Tamparan sama Pukulan Nayeon gak seberapa buat nebus kesalahannya. Nayeon mulai nangis. Anaknya, anak bungsunya sekarang gak tau ada dimana.

"Setelah Hoshi ketemu, aku bakal bawa dia sama aku. Aku gak bakal izinin dia buat pergi, apalagi tinggal sama kamu lagi, Kwon Jonghun!" Nayeon jatuh perlahan, tangisannya semakin menjadi, Jonghun tahan badannya Nayeon. Dia peluk mantan istrinya itu.

"Maafin aku, maaf... Aku bakal lakuin apapun buat nemuin Hoshi... Tapi tolong jangan pisahin aku sama anakku, aku gak sanggup."

Semalam, Begitu dapet telpon dari Jonghun, Nayeon nunggu beberapa saat berfikir Hoshi lagi dijalan, dan bakal dateng ke rumahnya. Tapi setelah berjam-jam, bahkan sampai tengah malam Hoshi gak pernah nyampe kerumah mamanya. Rome juga diperjalanan pulang ke Korea, begitu tau adeknya hilang dia langsung beli tiket pesawat buat pulang.

Rome sama Mingyu lagi hubungin temen-temen sekolah Hoshi, sementara Nayeon sama Jonghun dan beberapa bawahan Jonghun sekarang lagi kumpul diruang kerja Jonghun. Penampilan Jonghun bener-bener kacau, Udah hampir 24 jam sejak Hoshi hilang, dan masih belum ada kabar dan petunjuk. Ponsel Hoshi ditemuin diapartement hyungnya,
petunjuk satu-satunya Hoshi narik uang di atm deket apartement itu. Jonghun gak mau hilangnya Hoshi dipublikasi. Kepolisian sama orang-orangnya nyari secara diam-diam. Mereka takut malah bahaya buat Hoshi kalo berita ini diumumin ke publik dan malah bakal dijadikan ajang kesempatan buat beberapa orang yang bisa aja nyakitin Hoshi demi keuntungan mereka sendiri.

***

Hoshi meringkuk ditempat tidurnya, dirumah yang mungkin hanya setengah kamarnya ini sekarang dia tinggal. Sewanya cukup murah, meskipun tempatnya sedikit menyeramkan. Hoshi gak bisa tidur tanpa gendongan Papa atau Hyungnya, kemarin malam dia berhasil tidur 2 jam. Tapi malam ini dia gak bisa tidur sama sekali.

Matanya udah bengkak karna nangis, dia takut tapi gak mau balik kerumah. Dia gak mau nyusahin semuanya, dia ngerasa gak berguna.

Hoshi, si Anak manis itu bangkit dari tempat tidurnya, setelah seharian kemarin dia cuma nangis dambil tiduran, hari ini dia berencana buat cari kerja. Tempat Hoshi tinggal masih bisa dibilang sebuah kota, ada beberapa kedai dijalan besar dekat apartementnya, dan Hoshi fikir, dia mungkin bisa dapet salah satu pekerjaan paruh waktu disana.

Hoshi senyum lebar didepan cermin, pakaiannya udah rapi. Dia siap pergi, berkeliling ke setiap kedai. Beberapa kedai memang membutuhkan karyawan tambahan saat musim panas dan liburan kaya gini. Dan untungnya, karena wajah cakep dari papa mamanya, Hoshi bisa dapet pekerjaan dengan mudah.

"Baiklah, Kwon Soonyoung, selamat bergabung bersama cafe kami. Kamu boleh kerja mulai hari ini."

Hoshi menjabat tangan manager Cafe, namanya sekarang Kwon Soonyoung. Dia bakal sembunyiin nama Hoshi, bukan karena gak suka, seenggaknya mungkin papa bakal sedikit kesusahan nyari dia.

Tanpa Hoshi sadari, beberapa seniornya natap dia gak suka, Hoshi lakuin semua pekerjaannya dengan sekuat tenaganya, Hoshi yang pada dasarnya gak pernah diizinin buat kerjain kerjaan rumah bahkan meskipun hanya cuci piring udah pasti ngerasa kesulitan. Meskipun dia sering ditegur karena salah, dia coba terus belajar.

"Kamu tuh bisa gak sih kerjain bener-bener?"

"maaf, noona..."

"Kamu lemot banget! Udah dijelasin berapa kali juga!"

"maaf... Noona bisa tolong ajari soonyoung yang ini?"

"Gak tau, aku juga sibuk!"

Hoshi tahan air matanya, hari pertamanya gak berjalan dengan baik. Ternyata ini gak segampang yang dia bayangkan.

Bentakan demi bentakan udah jadi makanan sehari-hari buat Hoshi, bahkan meskipun baru sehari Hoshi udah terbiasa dikucilkan atau nerima perlakuan buruk mereka. Saking seringnya mereka gitu ke dia:(

Ternyata dunia tak sebaik itu sekarang, dulu dia punya Papa, Mama, Hyung. Orang-orang dikantor Papa perlakuin dia dengan sangat baik pas dia kerja paruh waktu dikantor papa. Hoshi sekarang tau, kalo ternyata papa kasih gaji 3 kali lipat lebih banyak dari karyawan papa yang lain, padahal Hoshi cuma kerjain pekerjaan-pekerjaan ringan. Dia bahkan dapet banyak pujian buat kerjaan yang ga seberapa berat itu.

"Jadi itu bukan karena aku ngelakuin pekerjaan dengan baik, tapi karena aku anak Papa.", fikir Hoshi

Juga sekarang, saat dia dikucilkan dan diperlakukan dengan buruk, gak ada Mingyu lagi. Biasanya Mingyu bakal maju paling depan kalo ada yang gangguin Hoshi. Hoshi sendirian sekarang, dia harus kuat, dia gak mau susahin orang-orang yang dia sayangi lagi.

"Soonyoung! Bisa cepet gak sih? Meja 11 sama 15 belum dibersihin!"

"I-iya nuna"

Hoshi bergegas menyelesaikan pekerjaannya dan langsung membersihkan meja yang disebutkan oleh nuna seniornya itu. Ia menumpuk piring dan gelas kotor lalu melap meja yang sedikit kotor bekas pelanggan cafenya.

"Soonyoung, gak bisa ya kamu cepet dikit?! Pergi istirahat duluan sana! Kali aja kamu ga lambat kaya sekarang pas masuk nanti."

"M-maaf noona..." Hoshi berlari ke belakang membawa gelas-gelas dan piring di bakinya, ia mencuci piring sambil menahan air matanya. Pria berwajah hamster itu menghela nafas dan berjalan ke ruang istirahat. Ia kini duduk sendirian dan menangis seorang diri.

"Papa, Mama, Hyung, Mingyu... Hoshi akan berusaha lebih keras lagi buat banggain kalian.."

Tak ada yang berjalan dengan baik untuknya, tapi dia gak mau nyerah gitu aja. Dia pengen mandiri dan bikin bangga orang-orang yang dia sayang. Dia gak bisa lakuin beberapa hal, bukan karena dia ingin gak bisa lakuin hal itu. Dia tak sepintar hyungnya, bukan karena dia tak ingin sepintar hyung. Dia menjadi manja, bukan keinginannya menjadi manja. Salahkah dia ingin diperhatikan oleh kedua orang tuanya yang bercerai saat dia masih berusia 4 tahun? Ini semua bukan keinginan dia juga. Tak ada yang bisa disalahkan. Yang ingin dia lakuin sekarang cuma pengen bahagiain orang-orang yang dia sayang.

Hallo... Ada yang kangen akyu? (●'з')♡
Muehehe aku sendiri bingung mau digimanain ceritanya...

Aku bener bener ga nyangka banyak yang suka baca cerita aku... Makasih buat semua yang udah nunggu dan semangatin aku, maaf aku jarang bales komenan kalian... Makasih ya semuanya... Makasih banget....

Dedek ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang