Part 2

844 169 10
                                    

Tiga tahun kemudian..

Disebuah apartemen sepasang pria dan wanita sedang duduk di sofa sambil menonton tv. Keduanya begitu mesra. Pria tersebut adalah Rama Suryatama. Dan wanita itu adalah kekasihnya. Mereka baru berhubungan 3 bulan yang lalu. Selama 1 tahun ini Rama berpacaran dengan 3 orang wanita dengan jangka waktu yang sangat cepat. Antara 3 atau 4 bulan setelahnya putus. Dan semua itu hanya untuk menyakiti sang wanita. Ia tidak berbuat lebih dari sentuhan. Jujur meskipun niat di dalamnya menyakiti tapi Rama tidak mau merusak wanita tersebut. Pria itu hanya ingin membuat si wanita jatuh hati setengah mati padanya lalu ditinggalkan.

"Sayang, hubungan kita udah cukup lama. Apa kita nggak melanjutkan ke yang lebih serius?" pertanyaan wanita itu membuat tangan Rama yang mengelus rambutnya berhenti. "Kenapa diam?"

Rama merubah posisi duduknya menjadi tegap. "Sebaiknya kita putus."

"Apa?" Wanita itu terkejut bukan main. "Apa pertanyaanku salah? Aku cuma mau minta kejelasan tentang kita aja, sayang."

Rama menoleh dan menatapnya dengan sulit di artikan. "Aku bilang kita putus. Hubungan kita sudah berakhir. Sekarang pulanglah," secara tidak langsung mengusirnya.

Wanita tersebut tidak bisa berkata-kata apalagi. Tiba-tiba saja Rama mengatakan putus dengan mudahnya. Wanita itu terlalu syok, air matanya mengembang dipelupuk mata. Ia bangkit dan menampar pipi Rama."Dasar brengsek!" teriaknya. Dengan cepat mengambil tasnya lalu pergi. "Jangan pernah menghubungiku lagi!"

Rasa panas dan nyeri dipipinya tidak dipedulikan. Itu sudah biasa, biarlah raganya yang sakit bukan jiwanya. Ia sudah kebal tapi jika jiwanya yang sakit. Rama akan hancur seperti dulu. Memulihkan perasaannya yang terluka itu sangat lama. Dan dengan cara menyakiti wanita adalah obat baginya. Semua itu adalah pemikirannya. Meskipun salah, ia tidak peduli. Yang penting hatinya puas.

Pria itu duduk di sofa. Bibirnya tersenyum, melihat air mata dari setiap wanita yang diputuskannya membuat hatinya puas. "Huh," ia menghela napas.

Dilihatnya jam dinding sudah pukul 16.00 WIB. Waktunya pulang melihat anak. Rama mengambil kunci mobilnya sambil bersiul senang. Ia tidak pernah membawa kekasihnya ke rumah pribadi miliknya. Itu sangat berbahaya. Juna, putranya tidak tahu betapa brengsek ayahnya. Rama ingin tetap ingin terlihat sebagai seorang ayah bagi Juna. Jika wanita itu tahu rumahnya pasti akan datang setiap hubungan mereka berakhir dan mencari keributan.

Setiap pulang ke rumah Rama bersikap seperti biasa seperti tidak ada masalah meskipun baru memutuskan kekasihnya. Ia menklakson berkali-kali saat di depan pagar. Agar ada yang membukakan. Tidak lama ada yang membukanya. Rama segera memasukan mobilnya ke garasi. Ia turun dari mobil membawa plastik berisi makanan.

"Juna udah makan?" tanyanya saat seseorang mendekat.

"Belum, katanya nunggu Om," jawabnya.

"Oh, gitu. Ya udah ini tolong bawa ke dalam buat makan malam."

"Iya, Om."

"Shinta," panggilnya saat gadis itu berbalik. " yang plastik satunya buat keluarga kamu."

"Tapi Om," ucap Shinta ragu.

"Nggak apa-apa," ucap Rama. Meskipun masih terlihat tidak seperti diusianya yang sudah 36 tahun. Karena ia selalu mementingkan penampilan. Gym dan perawatan lainnya. Rama masih menjadi seorang model jika ada tawaran. Tidak khayal kekasihnya rata-rata dari kalangan model begitupun wanita yang baru diputuskannya hari ini. Barber shop miliknya sudah mempunyai beberapa cabang. Banyak artis yang menata rambut atau memotong rambut di Barber shop miliknya.

Sedangkan Shinta Auri Prima , gadis itu menjadi pengasuh Juna sejak 2 tahun yang lalu. Banyak yang berubah dari fisiknya kini dirinya lebih bersih karena sudah bisa merawat diri sendiri. Kulitnya tidak secoklat dulu dan tubuhnya lebih berisi. Tinggi Shinta pun naik menjadi 160 cm. Ia baru saja lulus sekolah SMA. Juna yang meminta Shinta untuk menjadi pengasuhnya. Rama sempat ragu karena Shinta yang masih muda. Namun ternyata orangnya cekatan dalam pekerjaan rumah dan terutama menjaga Juna. Berhubung Rama menjanjikan gaji yang besar gadis itu setuju tanpa pikir panjang lagi. Terlebih Shinta menyayangi Juna seperti adiknya sendiri.

Cinta Ramasaka (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang