| Prologue

925 67 1
                                    

Kedua bola mata hitam semula sibuk fokus membaca cerita tentang Knights,  pasukan perang jaman duhulu terkenal. Alih-alih menatap luar jendela menunjukkan taman depan rumah luas dengan berbagai banyak bunga cantik yang sepertinya orang lain di rumahnya sangat menjaga dan menyayangi bunga cantik termasuk bunga bewarna merah yang terkenal sakitnya karena ada duri di tangkai bunga. Mawar merah.

Sesungguhnya anak kecil lima tahun itu lebih menyukai mawar putih daripada mawar merah karena baginya putih memiliki arti kebebasan dan persahabatan. Tapi juga, mawar putih memiliki arti lain yang sangat menyakiti, perpisahan.

Tersadar lamuan anak kecil dari kamar lantai dua bia melihat jelas seorang wanita yang sangat ia kenali terlihat berjalan tergesa-gesa menuju gerbang depan yang sudah ditunggui mobil hitam. Tidak tahu kemana, yang pasti ia bisa melihat seorang wanita memiliki rambut pirang cantik membawa koper hitam besar.

Mau kemana Ibunya?

Tapi, yang lakukan sekarang bukannya mengejar Ibunya ataupun bertanya pada orang lain kemana Ibunya. Anak kecil itu hanya bisa menatap saja tanpa melakukan apa pun selain mengenggam buku cerita kuat.

Mencoba bepikir yang tidak-tidak tentang kepergian Ibunya memang hal yang dilakukan sangat susah setelah ia mendengar dari Ayahanya mengatakan jika Ibunya hanya pergi keliling dunia seperti biasa.

Tetapi mengapa Ibunya lama sekali pulang? Apa terlalu asyik mengelilingi dunia sampai lupa pada dirinya menunggu kedatangan pulang? Apa memang Ibunya melupakannya dan tidak sayang lagi padanya?

Terakhir, ia mendapat peluk hangat kasih sayang dari Ibunya saat memberikan buku cerita tentang bunga mawar. Ingat jelas kehangatan pelukan dari Ibunya sekarang sudah menghilang seketika bersama sifatnya semakin tertutup pada keluarga besarnya termasuk Ayah sendiri. Tidak ada harapan tentang perasaan yang lembut kasih sayang pada keluarga besar yang dikenal sangat patuh pada aturan yang sudah dibuatkan Kakeknya.

Semakin tahun diganti tahun, kabar Ibunya setelah kejadian itu tidak terdengar sama sekali. Mungkin karena memang tidak ada harapan lagi menunggu kedatangan pulang Ibunya yang biasanya selalu menunggu duduk di sofa ruang tamu sampai tertidur yang selalu digendongkan Ayahnya ke dalam kamar. Sekarang, sudah semakin menginjak umur, semakin pulang kehidupan dalam keluarganya perlahan hancur.

----------

Park Chanyeol.

Park Chaeyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Chaeyoung.

Park Chaeyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Jaehyun.

Jung Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Clayx | Chanrose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang