Bagian Dua

40 2 0
                                    

- Ada lelah yang tak mampu di keluhkan lewat kata -

Kaisar masih sibuk memperhatikan tugas matematika yang tertulis rapi di buku Naysha. Kai memperhatikan tiap-tiap detailnya, meskipun Kai ingin mencontek, tapi ia harus tahu dari mana asal seluk-beluk angka-angka hasil pengerjaan Nay yang  bertengger manis di bagian paling akhir. Kai mulai pusing, sebab ia memang tak terlalu mengerti matematika.

"Nay, ini munculnya dari mana nih?" Tanya Kai sambil menunjuk bagian yang ia tak mengerti.

"Ya gitulah Kai." Jawab Nay singkat.

Kai melirik Nay sebentar, cewek di sampingnya ini nampak muram. Kai lalu tersenyum sekilas, melihat bahwa cewek disampingnya ini masih saja terlihat menggemaskan. "Nay, ajarin ini dong" Minta Kai.

Nay melirik Kai sekilas, lalu melihat bagian mana yang tidak di pahami Kai. "Ini?" Ucap Nay dengan nada sedikit jutek.

"Iya Nayshaaaaa."

"Ini tuh gini nih ya, perhatiin." Ucap Nay, lalu mulai mengerjakan soal yang tidak dimengerti Kai secara perlahan, sembari menjelaskannya sedikit-sedikit pada Kai.

Wajah Nay masih saja masam, meskipun ia tengah menjelaskan sesuatu pada Kai. Kaisar lalu menarik hidung Nay kuat-kuat. "Aduuuh, Kaisaaar gilaaa." Teriak Nay kesakitan sambil berusaha melepaskan tangan Kai.

"Jangan asem gitu mukanya. Jelek." Ujar Kai melepaskan tangannya.

"Bodo amat gue jelek kek gue buluk kek. Gak peduli gue."

"Kok nyolot? Ada masalah?" Tanya Kai heran.

"Kepo lo." Jawab Nay singkat.

"Apa sih Nay? Lo bete gara-gara gue tadi? Sorry. Biasanya juga lo gak marah kan?" Tanya Kaisar mencoba selembut mungkin agar Nay tidak tersinggung.

"Bukan. Bukan karena lo. Sorry kalo udah buat lo gak nyaman." Tutur Nay.

Kai tersenyum lembut, mencoba menenangkan suasana. "Lo bisa cerita ke gue."

Nay bangkit dari duduknya, tersenyum pada Kai sekilas lalu pergi. Kaisar cengo dibuatnya, 'cewek aneh' batin Kai.
Kaisar mengalihkan pandangan pada Fathan dan Carrisa, menunjukkan wajah seolah penuh tanya. "Nay kenapa?" Tanyanya.

"Bete gara-gara gue mungkin. Gue godain tadi." Ujar Fathan sambil tersenyum tak enak.

"Gila lo." Ketus Kai.

"Kok nyolot?"

"Bodo amat." Ketus Kai lalu pergi ke bangkunya.

                                 ***
Nay tidak tahu akan pergi kemana, malas sekali rasanya jika statusnya dibawa-bawa. Apa yang salah dengan status jomlo? Nay enjoy-enjoy saja. Kenapa Fathan selalu menggoda Nay dengan kejombloannya.

Naysha melihat Zidan Tengah duduk di bawah pohon besar dekat lapangan, memangku buku. Sudah dipastikan bahwa Zidan tengah mengerjakan tugas atau hanya sekedar belajar. "Hai Zi" Sapa Nay.

Zidan mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum sumringah "Eh, hai Nay."

"Ngapain lo?" Tanya Nay sambil mendudukkan bokongnya.

"Nih nyalin tugas. Semalem cuma gue cari di kertas, belum gue pindahin."

Nay menggelengkan kepalanya, "Zidan Zidan,  untung lo pinter. Semisal gue dianugerahi otak secerdas lo, semua tugas gue selesaikan sekali duduk." Ujar Nay membanggakan diri.

"Ah Nay, lo kaya gini aja tugas udah bagus semua." Ujar Zidan, lalu tertawa bersamaan dengan Nay.

"Sebentar lagi masuk, gue mau ke kantin dulu deh."

Zidan mengernyit, "Masih pagi, bel aja belum. Lo udah mau ke kantin? Ngapain?"

"Beli minum, gue lupa bawa." Ucap Nay.

Zidan membuka resleting tas miliknya, mengeluarkan sebotol minuman yang masih disegel rapat. "Nih, belum gue buka." Ujar Zidan menyodorkan minuman itu ke Nay.

"Gak ah, gue beli aja."

"Ck, kaya sama siapa aja sih lo."

Nay tertawa mendengar ucapan Zidan, benar juga. Zidan sudah layak disebut sahabat, Zidan baik dan lebih dari itu Zidan selalu membantu Nay. Zidan juga sering membuntuti Nay jika di sekolah, alasannya klasik, Zidan bilang kalau Nay butuh pengawal. "Gue ambil ya, nanti gue ganti."

"Siyapp bosquuu." Tutur Zidan lalu mengemas barangnya. "Udah selesai, kelas kuy?"

"Oke." Ujar Nay lalu berjalan sejajar dengan Zidan.

Di koridor, tak jarang orang yang menyapa Nay. Nay adalah orang yang menyenangkan, tak heran jika banyak orang yang nyaman berteman dengannya. "Laris ya Nay." goda Zidan.

"Laris pala lo peyang. Lo kira jajanan apa?" gerutu Nay.

Zidan tertawa renyah, merasa lucu dengan yang terjadi, "Hahaa, gak cocok Nay kalo gorengan. Coklat aja gimana? Kan manis."

"Terserah deh Zi. Se bahagia lo." ucap Nay.

"Nay, liat cowo itu tuh." Tunjuk Zidan pada seorang laki-laki di ujung koridor.

"Ya terus?"

"Kalo gue lempar sepatu, dia marah gak?"

"Enggak Zi, coba aja kalo gak percaya." Jawab Nay antusias.

"Sengaja banget bikin gue celaka." Rutuk zidan namun tetap tertawa.

"Lagian pertanyaan lo gak masuk akal."

"Haha, asalkan jangan perasaan gue yang gak masuk akal."

NOT PERFECT COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang