Ibu, ingatkah dulu
Saat itu aku menari sambil menarik tubuhmu
Berjalan dengan menjabat tanganmu
Dan setiap saat kau selalu ada disisiku
Rengekanku membisingkan hari-harimu
Menangis saat terjatuh
Bermanja saat tubuh rapuh
Namun, kau tetap setia terhadap keluh kesahku
(Sukabumi, 2019)
***
"Iya,bun. Aku besok harus ke sekolah, mulai banyak kegiatan padat." seru sang kakak,Nuril.
Tanpa basa-basi sang bunda mengerti dengan keadaan anaknya,"Yasudah, teteh jangan capek-capek. Harus langsung pulang ya!" seru bundanya.
"Bundaa.. Bundaa.." teriak sang adik lantang, Nura.
Tanpa menunggu waktu, wanita itu berlari menghampiri anaknya yang berada di kamar.
"Kenapa, Nak? Bunda disini. Ayo kebawah, teteh sudah tunggu di ruang makan." ujarnya sambil menarik tubuh anaknya yang masih terbaring.
Sambil mengambil boneka, Nura bertanya"Bunda, ade mau bawa boneka ini. Boleh?"
Bunda hanya tersenyum, bertanda mengizinkannya. Merekapun bergegas menuju ruang makan, melihat Nuril sudah makan duluan bunda tersenyum bangga padanya.
Hari-hari dilalui bersama, tanpa hambatan yang menyesakkan. Keluarga Nura sangatlah bahagia.
YOU ARE READING
Sayapku Yang Hilang
Non-FictionTentang rasa yang hilang dan rindu yang hadir. Jangan diganggu, biarlah ia pergi. Biarkan hati ini, jangan dipikirkan, abaikan saja. Mungkin, akan hampa. Bagaikan raga tanpa jiwa. Tanpa daya tanpa kuasa. Terima saja, ikuti alurnya. Ikhlaskan, seti...