01: shadow economy

2.7K 415 79
                                    

Yunseong memijat pelipisnya. Entah, hari ini terasa begitu melelahkan baginya. Menjadi CEO sekaligus kepala keluarga bisnis gelap adalah hal yang cukup sulit.

10 tahun terakhir Keluarga Hwang berkecimpung dalam dunia ekonomi bayangan, belum pernah keadaan se stabil ini sebelum Yunseong menjabat sebagai ketua.

Pembaca mungkin bertanya, apa sih ekonomi bayangan itu?

Shadow Economy, atau ekonomi bayangan adalah aktivitas ekonomi terlarang, seperti pasar gelap, pencucian uang, dan pekerjaan yang tak diumumkan yang ada di samping ekonomi resmi suatu negara.

Segala uang yang kalian keluarkan untuk makan di restoran, menginap di hotel, bahkan untuk tiket pesawat, bisa saja masuk ke dalam kantung perusahaan bisnis ilegal ini.

Dari luar, bisnis selalu terlihat normal. Namun siapa sangka, pencucian uang besar-besaran terjadi di bawahnya. Pengedaran barang-barang terlarang, hingga kekerasan saat ada yang melawan. Itu sudah menjadi bagian dari shadow economy.

"Ada apa, Yunseong?" tanya Yohan, penasihat pribadi Yunseong.

"Bawakan aku teh hijau, aku lelah sekali." ucap Yunseong, yang sebenarnya tak ada hubungannya.

"Uh she up bapak CEO." Yohan segera cabut untuk melaksanakan perintah Yunseong.

Yunseong membuka laptop nya, seperti biasa, setiap pagi, laporan selalu datang dari Hyewon, ahli bisnis di keluarga Hwang. Ia yang mengatur masalah saham dan keuangan keluarga Hwang.

Tidak ada perubahan yang spesial di laporan kali ini. Hanya saja ada keterlambatan distribusi di salah satu pabrik tekstil milik keluarga Hwang. Tapi itu bukan masalah.

"Tak ada masalah yang terlalu besar untuk diselesaikan oleh keluarga Hwang." Yunseong selalu mengingat perkataan ayahnya itu.

"Coba cari sumber lain untuk sementara, dan tanyakan alasan keterlambatannya. Juga jangan lupa cek dermaga dan bandara kita, siapa tahu masalahnya ada di sana." Yunseong mengirim jawaban tersebut.

Yohan membawakannya segelas teh hijau hangat.

"Terima kasih, Yohan."

"No problem, Mr. Hwang." jawab Yohan, menggoda Yunseong.

"Yohan, kau tahu dimana ayah sekarang?" tanya Yunseong.

"Ia masih berlibur di Hong Kong. Besok pagi ia kembali. Kau ingin menemuinya?" tanya Yohan.

Yunseong hanya membalas dengan anggukan. Yohan tersungging.

"Sebaiknya kau segera tidur sekarang, Yunseong. Kau terlihat jelek dengan kantung mata." Yohan pun berlalu dari ruang kerja Yunseong.

Yunseong terduduk sembari memakan burger. Sekarang ia tengah berada di landasan pacu pribadi milik keluarga Hwang.

Memangnya keluarga Hwang sebesar dan sekaya apa sih?

Segala yang kalian lihat, perusahaan-perusahaan yang kalian lihat, hanyalah bagian kecil dari bisnis raksasa. Dan jangan harap ini hanya terjadi di negara kalian, terhitung sekarang sudah ada sebelas keluarga besar penguasa shadow economy di Asia Pasifik.

Dulu hanya ada delapan keluarga, tapi sepuluh tahun terakhir, para keluarga besar membangun sub-keluarga sendiri guna mempermudah bisnis mereka.

Dan disini lah keluarga Hwang, terlahir sebagai sub-keluarga dari Keluarga Yamaguchi di Jepang. Keluarga ini sudah menjadi penguasa di negara gingseng. Percaya tidak percaya, bahkan presiden takluk.

"Masih lama?" tanya Yunseong. Yohan menggeleng. "Sebentar lagi, habiskan saja dulu burger mu."

"Kapan kita ada pertemuan dengan keluarga Yamaguchi lagi?" tanya Yunseong. "Minggu depan, mereka sudah memesan tempat eksklusif di Hawaii." jawab Yohan. Yunseong menghembuskan nafas.

"Ah, itu dia datang."

Yohan menunjuk pada salah satu pesawat pribadi milik keluarga Hwang yang ingin mendarat.

Selang beberapa lama, pintu pesawat akhirnya terbuka juga. Pengawal dan para ahli perang turun duluan, setelah itu baru ayah yang turun.

Yunseong tersenyum melihat ayahnya yang bahagia, sehat walafiat setelah pulang liburan.

Ia baru saja ingin menghampiri ayahnya, sampai—

Dor!

Tak meleset sesenti pun, tepat sasaran.

Peluru menembus kepalanya, kencang.

Tubuhnya terjatuh lemah ke landasan.

Semburat darah menodai kawasan.

Yunseong menjatuhkan burger nya.

Ada apa ini? Ancaman dari mana?

Perasaan keluarga Hwang tak pernah macam-macam?

Yunseong tertatih menghampiri tubuh ayahnya. "Evakuasi segalanya, hapus jejak, autopsi terlebih dahulu, baru kita kebumikan. Laksanakan!"

"Siap, tuan Hwang!"

Sekarang para ahli perang, pimpinan bisnis, dan staf terbaik berkumpul di laboratorium kesehatan keluarga Hwang. Mereka mengawal Yunseong dengan ketat, tembakan tadi merupakan ancaman bagi keluarga Hwang.

"Maafkan aku, Tuan Hwang. Aku sudah gagal menjaga ayahmu," ujar Hangyul, panglima perang keluarga Hwang.

Yunseong tertunduk dengan muka datar nya. Ia tidak tahu harus bereaksi apa. Ruang tunggu laboratorium terasa begitu penuh dan sesak, Yunseong mencari udara di luar. Yohan dan Hangyul mengikutinya.

Tepat waktu, telepon masuk dari Hyewon. Yunseong mendekatkan telepon nya diantara telinga mereka bertiga.

"Tuan Hwang, ruang senjata kita di bombardir oleh orang-orang yang tidak di kenal. Mereka mengambil senjata yang tengah kita kembangkan juga, yakni MHA-001." ujar Hyewon dari seberang telepon.

"Kenapa kita kebobolan?!" seru Yunseong panik, tubuhnya sudah banyak berkeringat. Yohan yang ada di sampingnya terkejut.

"Mereka meledakkan bom di lahan parkir gudang senjata sebagai pengalih perhatian, saat semua fokus dengan lahan parkir, mereka membobol gudang senjata, beserta laboratorium yang memiliki purwarupa MHA-001." jawab Hyewon.

"Selemah itukah ahli perang kita? Kukira mereka yang terbaik?" seru Yunseong marah.

"Tapi, semua ahli perang terbaik sedang bersamamu, tuan." ujar Hyewon.

Yunseong terdiam, menelan ludah.

Lawan mereka bukan main-main, mereka tahu cara memfokuskan dan mengalihkan perhatian.

"Cari segala informasi yang bisa kalian temukan, perketat pengawasan. Hangyul, suruh anak buahmu untuk kembali pada tugasnya masing-masing, kau tetap disini."

"Jangan sampai ada sesenti daerah yang lolos. Hyewon, kalau informasi sudah kau dapatkan, segera hubungi aku lagi. Para pemimpin bisnis dan staf tolong segera berlindung."

"Dan Yohan, aku perlu kontak pembunuh bayaran terbaik di negara ini, cepat. Laksanakan!" seru Yunseong, nada bicaranya meninggi.

"Siap, tuan Hwang!"

"Siap, tuan Hwang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sinners | yunseong × chaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang