Dukkk!!!
"Maaf gak sengaja"
Tampak seorang gadis sedang berlarian di lorong kampus seraya membawa makalah di tangannya dan tas gendong di punggungnya.
Terlihat dari raut wajahnya yang keruh karena mengejar sesuatu yang menurutnya sangat penting. Bahkan karena sangkin terburu - burunya gadis berkepang dua itu sampai menabrak orang yang di lewatinya.
Melihat sms di handphone lipatnya yang menunjukan pesan dari seseorang gadis itu semakin berlari dengan cepat, sampai pada akhirnya gadis berkepang dua itu sampai di taman belakang kampus karena di sana seseorang telah menunggunya. Tampak dari kejauhan sana dengan menyipitkan matanya seraya membenarkan letak kaca mata minusnya gadis itu melihat seorang lelaki yang berdiri membelakanginya dengan tas ransel yang hanya di sampirkan di lengan kirinya.
"Hagi" ujar gadis itu seraya menetralkan nafasnya karena habis berlari
Lelaki itu pun langsung menoleh ke belakang melihat siapa yang telah memanggilnya.
Gadis itu sempat terpaku melihat lelaki di hadapannya. Laki - laki di hadapannya ini sangat tampan, lelaki yang berdiri di hadapannya berpakaian casual santai layaknya anak kuliahan pada umumnya, hanya kadar ketampanannya saja yang membuat lelaki itu berbeda dengan para cowok kampus yang ada di sini.
Masih dengan keterpanaannya terhadap ketampanan lelaki di hadapannya, gadis itu belum menyadari bahwa lelaki di hadapannya ini telah memanggilnya berkali - kali. Gadis itu masih memasang muka bengongnya yang semakin membuat lelaki itu menyerhitkan dahinya bingung.
Akhirnya lelaki itu menyadari bahwa gadis berkepang dua dengan kaca minusnya di hadapannya ini terpana dengan pahatan wajahnya yang sempurna. Laki - laki itu biasa saja, tidak bangga bahkan tatapannya pun datar dan dingin bagaikan kutub es.
Lelaki itu pun jengah melihat gadis di hadapannya ini masih saja terpana melihat wajahnya, Ia menjektikan jarinya tepat di depan wajah gadis itu. Barulah gadis itu sadar dan langsung tergugup.
"Ma--af Gi, ini tugas kamu minggu kemarin" ujar gadis itu sambil menunduk tak berani menatap iris coklat mata lelaki di hadapannya.
"Ma--af juga Gi kalo lama, so--alnya aku harus cari materi dari tugas kamu dulu" lanjutnya gadis itu masih menundukan kepalanya.
"Hmm.." hanya di jawab deheman dingin dari lelaki di hadapannya setelah penjelasannya barusan.
Lelaki itu membuka makalah yang telah di kerjakan gadis itu dan melihat isinya apakah sudah benar, di rasa semua sudah benar dan tidak ada lagi kesalahan di tugasnya, lelaki itu pun pamit pergi dengan perkataan dinginnya tanpa menoleh sedikit pun ke arah gadis itu.
Gadis itu hanya menghembuskan nafas lesunya, terkadang Ia juga lelah jika harus seperti ini terus.
Tapi dia sadar diri, siapa dia? Apa istimewanya dirinya? Gadis itu rasa tidak ada. Ia hanya gadis biasa bahkan sangat - sangat biasa yang terkesan udik, kehadirannya di kampus pun seperti tak pernah di anggap oleh orang di sekekelingnya.
Apa lagi dengan Hagi? Cowok populer di kampusnya, prince charming di kampusnya dan pastinya incaran para wanita di kampusnya.
Ia rasa Ia cukup sadar diri untuk tak mengharap perlakuan manis dari Hagi walaupun gadis itu pacarnya. Pacarnya? Ya, gadis yang di anggap udik dan tak menarik sama sekali itu adalah pacar seorang Hagi Nafasya Nugroho tapi lebih tepatnya kekasih yang tak di anggap karena Hagi tak pernah sekalipun bersikap manis kepada gadis itu, jangankan bersikap manis berkomunikasi pun sangat jarang jika bukan lelaki itu memintanya untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Bertemu pun mereka selalu sembunyi - sembunyi di mana para anak kampus tak akan melihat mereka berinteraksi, gadis itu juga bingung awalnya tapi lama - kelamaan Ia menyadari bahwa Hagi tidak ingin hubungan mereka di ketahui banyak orang, malu mungkin menurutnya Hagi untuk mengakui hubungan mereka karena dirinya masuk deretan anak cupu di kampus.
Gadis itu akhirnya duduk di salah satu bangku taman belakang kampus. Ia membuka tas ranselnya yang sedikit usang lalu mengeluarkan handphone lipatnya yang juga sudah lama dan hanya bisa di pakai untuk menelpon dan sms.
Ia membuka pesan sms lalu saat melihat sebuah pesan dari salah satu dosennya mata gadis itu langsung melotot, Ia lupa bahwa siang ini harus menemui pak Yudi selaku dosennya.
Gadis itu langsung saja kembali memasukan handphone lipatnya lalu menemui pak Yudi.
Setelah sampai di ruangan pak Yudi gadis itu langsung mencari pak Yudi.
"Permisii..pak saya Zia"
"Masuk!"
Langsung saja gadis itu masuk ke dalam ruangan pak Yudi dan duduk di hadapan pak Yudi di kursi yang telah di sediakan.
"Ada apa pak?"
"Jadi begini, kemarin bapak mendapatkan informasi bahwa kamu mendapatkan beasiswa. Saya bangga sama kamu Zia, karena sangat sulit untuk mendapatkan beasiswa di kampus ternama di Indonesia seperti kampus ini apa lagi itu karena prestasi, saya harap kamu bisa mempertahankan beasiswa ini dan prestasi kamu"
Gadis bernama Zia itu langsung tersenyum, Ia sangat bahagia bahwa Ia kembali mendapatkan beasiswa lagi.
"Terima kasih pak, saya akan terus mempertahan beasiswa ini dan tidak mengecewakan bapak"
"Sama - sama Zia" ujar pak Yudi sembari berjabat tangan dengan Zia dan memberikan senyumnya kepada Zia.
Setelah keluar dari ruangan pak Yudi gadis itu sangat senang bahkan senyuman tak luput dari wajah manisnya.
"Akhirnya aku bisa kuliah tanpa merepotkan orang tuaku, gak sia - sia aku belajar selama ini dan terus mempertahankan IPK ku" ujarnya sembari bersyukur.
Gadis itu berjalan menuju kantin karena merasa sedikit haus. Seperti biasa baru saja gadis itu memasuki kantin semua orang langsung menatapnya, menatapnya bukan tatapan memuja lebih tepatnya jijik bagaikan kotoran. Tapi Zia tidak memperdulikan tatapan itu.
Ia tetap berjalan menuju tempat menjual minuman, baru satu langkah gadis itu berjalan matanya langsung terpaku saat melihat Hagi bersama wanita lain yang sedang asik bercanda di salah satu meja kantin bahkan jarak mereka sangat dekat. Wanita yang berada di sebelah Hagi itu memeluk lengan Hagi dengan mesra bahkan dapat Zia lihat payudara wanita itu menempel pada lengan Hagi. Ingin rasanya Zia menjambak rambut wanita itu tapi sayangnya Zia tak punya keberanian seperti itu.
Ia mencoba mendekati meja Hagi tapi karena terlalu terburu - buru kaki gadis itu tersandung dan Ia jatuh di depan anak - anak kampus. Seluruh isi kantin menertawakannya baru saja Ia hendak bangkit sebuah siraman mendarat di atas kepalanya.
Gadis itu hanya bisa diam dan pasrah saat jus mangga yang sangat lengket menempel di kulit putihnya dan rambut hitamnya.
"Ehh..cupu lo tuh gak pantes makan di kampus sini, cocoknya nohhh di emperan hahaha" cerocos seorang mahasiswi yang tak lain adalah pelaku penyiraman terhadap Zia.
Zia yang sudah tidak tahan lagi akhirnya memilih keluar dari kantin kampus, Ia bahkan lupa tujuannya untuk mendatangi Hagi dan wanita yang di samping Hagi.
Sedangkan di salah satu meja kantin seorang lelaki melihat semua kejadian yang menimpa Zia yang di bully oleh anak kampus. Ia tidak bertindak apa - apa hanya tatapannya saja yang dingin seperti biasa.
Zia akhirnya memilih berlari di mana tempat tidak akan ada orang yang bisa menemuinya yaitu gedung belakang kampus, memang di sana tidak akan ada yang mendatanginya karena sering terdengar gosip bahwa di sana angker tapi gadis itu tidak memperdulikannya karena baginya yang terpenting sekarang adalah di mana Ia bisa melepaskan semua keluh kesahnya.
Gadis itu membenamkan kepalanya di antara lekukan kakinya, bahunya bergetar menandakan gadis itu sedang menangis.
"Nihh" suara berat seorang pria sembari menyodorkan sebuah sapu tangan.
Tbc
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Hagizia
RomanceSih cewek cupu yang harus melakukan perubahan untuk membuat seseorang yang telah menyia - nyiakannya terkesan dan menyesal. Akankah orang tersebut akan menyesal dan terkesan dengan perubahan seorang cewek cupu yang telah di sia - siakannya ? Rank 1...