°white roses°

5K 590 173
                                    


—hwangmini—


Kang Minhee. Pemuda manis yang menyukai mawar putih. Pemuda ceria dengan sejuta mimpi dan harapan. Namun dari sekian harapan, hanya satu yang Ia harap akan terjadi. Karena Ia tahu waktunya tidak akan cukup untuk menunggu semua harapan itu terkabulkan.

Pagi ini, pemuda manis itu sedang melakukan kegiatan sehari-harinya. Apalagi jika bukan menaruh setangkai mawar putih di loker Hwang Yunseong? Minhee telah menaruh hati pada pria bermarga Hwang itu sejak 3 tahun yang lalu.

Jika orang lain berharap cinta mereka terbalaskan, tidak dengan Minhee. Ia tidak ingin Yunseong membalas perasaannya, cukup dia saja yang merasakannya. Lagipula, Minhee hanyalah seorang anak laki-laki biasa yang tak dianggap. Yunseong tidak mungkin akan mengenalnya kan?

Tepat setelah menaruh mawar itu, Minhee merasa sedikit pusing dan hampir terjatuh jika Dongpyo tidak menahan tubuhnya. Dongpyo adalah satu-satunya orang yang menganggap Minhee ada. Bahkan kedua orang tuanya tidak peduli dengannya.

"Minhee! Kamu mimisan!" ujar Dongpyo panik saat melihat darah mengotori seragam temannya.

Minhee hanya mengusap darah itu santai dan tersenyum miris, "Ini udah biasa. Gausah panik."

"Kita ke rumah sakit sekarang. Aku ga terima penolakan." ucap Dongpyo lalu menarik tangan Minhee paksa.

————

3 bulan berlalu, sekarang Minhee sedang duduk di bangku taman dekat rumahnya. Wajahnya pucat dan tubuhnya terlihat semakin kurus. Namun, senyum manisnya tidak pernah luntur dari wajah manis itu.

Ia telah memutuskan untuk berhenti sekolah sebulan yang lalu saat mengetahui penyakitnya semakin parah.

Sekitar setahun yang lalu, dia di diagnosis menderita kanker darah. Dongpyo selalu memaksanya untuk melakukan terapi. Tapi, Minhee akan selalu menolak dengan alasan yang sama, "buat apa aku bertahan? ga ada yang akan peduli sama aku. lebih baik aku mati saja daripada tak dianggap hidup."

————

Yunseong selalu menemukan setangkai mawar putih di lokernya dan dia akan menyimpannya. Semua mawar putih yang Ia terima Ia rawat dengan sangat baik.

Hingga suatu hari, Ia tidak menemukan apapun di dalam lokernya. Tidak ada mawar putih seperti biasanya.

"Mungkin dia ga datang sekolah. Besok pasti bakal ada lagi." ucap Yunseong pada dirinya sendiri dan kembali menutup lokernya.

Tapi, perkiraan Yunseong salah. Selama seminggu, Ia tidak pernah mendapatkan setangkai mawar putih lagi.

"Mungkin dia udah nyerah sama kamu." ucap Yuvin, sahabat Yunseong.

Yunseong hanya menghela napas lalu berkata, "Mungkin saja."

"Memangnya kamu tahu dia siapa?" tanya Yuvin.

"Ga tau." jawab Yunseong cuek.

Yuvin lalu merotasikan matanya malas, "Ya makanya cari tahu sana."

"Malas." Lalu Yunseong pergi meninggalkan Yuvin sendiri disitu.

Itu adalah salah satu alasan Minhee tidak mau perasaannya dibalas. Yunseong terlalu cuek. Kedua, Minhee tidak pernah dianggap ada. Ketiga, Minhee sakit dan Ia tahu waktunya tidak akan lama. Tidak ada yang mau mempunyai pasangan berpenyakitan seperti Minhee kan?

————

Hari ini adalah hari kelulusan mereka dari SMA. Yunseong kembali mengecek lokernya untuk terakhir kalinya.

Dan dia menemukan mawar putih. Namun, agak sedikit berbeda dari biasanya. Jika biasanya Ia hanya mendapat setangkai, kali ini dia menerima sebuket mawar putih dan sebuah surat dengan tulisan tangan yang sangat rapi.

Yunseong membuka surat itu dan mulai membacanya dalam hati.

"Hai, Yunseong!:) Kenalin. Aku Kang Minhee. Kamu pasti gatau aku siapa kan? Aku ini yang selalu naruh bunga mawar putih di lokermu. Kenapa mawar putih? Sebenarnya ga ada alasan khusus. Mawar putih itu kesukaanku. Oh, dan selamat atas kelulusanmu!:) Maaf karena waktu itu aku tidak memberimu bunga selama seminggu. Saat itu aku ditemukan pingsan di rumahku dan segera dibawa ke rumah sakit. Aku mau bilang sesuatu. Sebenarnya aku suka sama kamu sejak 3 tahun yang lalu. Tapi aku ga pernah bilang karena aku tahu aku bukan siapa-siapa. Lagipula, aku mengidap kanker darah. Tidak akan ada yang mau dengan orang sakit sepertiku. Aku harap kamu suka dengan sebuket mawar putih itu ya:) Aku sengaja memberimu sebuket karena anggap saja itu pemberian terakhirku. Kalau kamu membaca surat ini itu berarti aku udah pergi jauh. Jauh diatas sana. Kamu ga perlu cari tahu aku ini siapa. Cukup ingat saja sebagai Kang Minhee penyuka mawar putih. Aku harap kamu baca ini biar setidaknya satu-satu harapanku terkabul. Kamu tahu aku. Itu saja yang ingin kusampaikan padamu. See you another time!:)"

Itulah isi surat dari Minhee.

Seharusnya Yunseong mencari tahu siapa dia. Tapi Ia terlambat. Minhee bahkan sudah pergi sebelum Yunseong mengenalnya. Ia berjanji tidak akan melupakan Kang Minhee penyuka mawar putih.

—the end—


really sorry if this is dissapointing and boring:')
chapter ini terinspirasi dari to my youth:)

jimzalabim || pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang