09: What's Wrong With My Heart?

1.9K 107 1
                                    


IX

// What's Wrong With My Heart? //

Davin terbangun saat matahari menyelusup masuk melalui celah-celah gorden kamarnya. Laki-laki itu menggeliat sebentar sebelum terbangun dan menyadari jika ia masih memakai jersey tim basketnya dari semalam.

Laki-laki itu kemudian menguap dan tak sengaja melihat ke arah nakas. Di atas sana masih ada piring yang berisi lauk pauk dan segelas air putih di sampingnya. Pasti Karla yang membawakannya makanan semalam, batinnya.

Karena tidak ingin membuang waktu, Davin segera beranjak menuju kamar mandi karena tubuhnya terasa lengket karena keringat.

Setelah mandi dan bersiap-siap, Davin bergegas keluar dari kamarnya dengan membawa piring berisi nasi dan lauk pauk beserta segelas air mineral tadi.

Saat sampai di ruang makan, Davin dapat melihat Karla sedang menata nasi putih beserta lauk pauk di atas meja makan.

"Morning, bawel." Ujar Davin mendekat ke arah Karla dan ingin mengecup sekilas dahi gadis itu tetapi anehnya gadis itu segera menghindar darinya dan malah beranjak ke dapur.

Davin yang bingung hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sementara di dapur, jantung Karla kembali berdegup kencang seperti habis dibawa lari marathon. Kedua pipinya pun tiba-tiba memanas mengingat perlakuan Davin kepadanya semalam.

Karla menarik nafasnya dalam-dalam kemudian membuangnya perlahan. Dia pasti bisa menghadapi Davin, ucapnya dalam hati. Setelah mengambil segelas air putih dan meminumnya sampai tandas, Karla bergegas kembali menuju ruang makan. Disana ia bisa melihat Davin sudah duduk dengan piring yang berisi nasi dan lauk pauk. Tapi, tunggu... bukankah itu nasi dan lauk pauk yang semalam?

"Loh, itu bukannya nasi sama lauk pauk semalam ya? Kok kakak makan?" Tanya Karla.

"Nggak papa. Masih enak kok," ujar Davin.

"Tapi kan udah dingin."

"Sama aja kok rasanya." Ucap Davin kemudian meminum airnya. "Oh ya, kamu kenapa tadi kok kayak menghindar gitu dari kakak?"

"E-eh itu ng-" ucap Karla terbata-bata.

Kedua alis Davin menyatu. Bingung dengan ucapan Karla yang terbata-bata. "Kenapa sih memangnya?"

"Eee... itu tadi aku lagi masak air! Iya masak air terus aku lupa matiin kompornya." Ucap Karla sedikit tidak masuk akal.

Sementara Davin yang merasa jawaban Karla tidak masuk akal hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian kembali menyantap sarapannya.

"Kamu nggak makan?" Tanya Davin.

"Udah sama roti tadi." Jawab Karla sembari menunduk melihat bibir gelas yang dipegangnya di meja makan. Ia terlalu gugup untuk menatap Davin. Bisa-bisa jantungnya kembali berdegup kencang lagi.

"Kamu kenapa, La? Sakit? Kok nunduk terus?" Tanya Davin sembari mengangkat dagu Karla.

"Nggak papa kok, Kak. Berangkat sekolahnya bisa sekarang aja nggak, Kak? Aku baru inget belum ngerjain PR."

"Tumben banget belum ngerjain PR."

"Iya, kemarin ketiduran soalnya." Jawab Karla. Davin mengangguk kemudian buru-buru menghabiskan makanannya. Setelah nasi dan lauk pauk di piringnya tandas, Davin segera meminum air putih di gelas kemudian menyambar tas sekolahnya.

My Protective Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang