2. SH [My Beautiful Boyfriend]

257 18 0
                                    

Semilir angin lembut menerbangkan dedaunan maple yang berguguran menciptakan suasana bak di negeri dongeng pada taman pinggiran kota itu. Barisan pohon maple berjejer ria seakan memberikan kesan berlorong lorong pada taman tersebut.

Di tengah taman terlihat air mancur yang dikelilingi bunga lili putih disekitarnya. Bahkan sang bunga siap melepas musim merah coklat ini, menunggu datangnya musim biru putih dibulan depan. Udara sudah terasa dingin sehingga membuat orang orang yang beraktifitas diluar memakai mantel coat serta shall tebalnya.

Kecuali mereka yang tengah menggelar acara penuh khitmad haru bernuansa merah muda tepat di sekitar air mancur itu. Bangku bangku putih berbaris bershaf shaf menghadap altar di depan air mancur. Menampilkan sepasang kekasih yang kini tengah tersenyum hangat pada tamu undangan, sembari membagikan kue pernikahannya.

Sedari awal acara mereka semua terlihat amat bahagia, begitu juga dengan seorang gadis bergaun hijau daun yang tengah duduk seorang diri pada bangku taman. Sebelum reuni kecil kecilan itu terjadi, sebelum pertanyaan serta perkataan mempelai dan para tamunya terucap lantas menari digendang telinganya.

Matanya menatap malas kumpulan tamu di ujung barat, tak ada sorot bahagia sedikitpun dimata hazelnya itu. Hapas berat terhembus dari bibir plumnya perlahan. Matanya kini bergerak menatap kumpulan merpati yang tengah memenuhi jalan didepannya. Perasaan jengkel masih menggelayutinya.

Teringat semua yang baru saja terjadi tepat sebelum mood baiknya hancur.






-Flasback on-

Terdengar sorak sorai tamu undangan memenuhi taman kecil itu kala sepasang manusia selesai mengucap janji sehidup semati. Semua tamu tersenyum hangat melihat raut bahagia sang mempelai, begitu juga seorang gadis bergaun hijau daun selutut yang tengah berdiri dan bertepuk tangan bersama para undangan lainnya.

Para tamu bergantian maju menemui sang mempelai. Begitu sang gadis ingin maju menemui mempelai yang merupakan sahabatnya beserta beberapa temannya yang sudah berkumpul disekitar mempelai. Mereka terlihat berbincang dan sekan ingin berfoto bersama.

Tangan mungilnya ditahan. "Eunbi-ya..."

Mata hazel itu melirik kesebelah kanan menatap seorang pria dengan sedikit mendongak. Mata bercahaya itu menatapnya lembut, rambut ash brownnya memberi kesan tegas, beberapa helai menutupi dahi sehingga tampak tampan dan manis diwaktu yang bersamaan.

Kemeja turtel neck berwarna hijau toska dan celana bahan hitam tampak sangat pas pada tubuhnya yang cukup tinggi itu. Dengan kalung batu biru safir menjadi aksen pendukungnya dapat menambah deretan pujian untuknya.

"Kau mau kedepan? Menghampiri mereka? Sendirian?" Tanyanya sejurus kemudian dengan sedikit menekan pada kata terakhir. Membuat sang gadis bernama Eunbi itu tersenyum pasta gigi, menyengir kala mengingat bahwa ia tak sendirian datang keacara ini.

"Hehe aku terlalu bahagia melihat Soobin dan Minhwa menjadi sepasang suami istri. Jadi ingin cepat cepat menghampiri mereka."

"Dan melupakan keberadaanku hm?" Dahi Eunbi di sentil pelan sehingga membuatnya meringis lalu mengusap dahinya. Matanya melotot melihat pria dihadapannya itu, kemudian tangannya menarik lengan pria itu. Membawanya kedepan altar guna menemui sang mempelai.

Gelengan kepala pelan diberikan sang pria saat lengannya ditarik paksa oleh Eunbi. Melihat sahabatnya tengah berjalan menghampiri sontak sang mempelai meneriaki namanya pelan dan membuat Eunbi melepaskan tarikannya pada lengan pria itu, senyum diwajahnya semakin lebar lalu berlari memeluk sahabatnya itu.

"Huaaa Eunbi-ya~"

"Minhwa-ya, aku turut bahagia untukmu." Ucap Eunbi kala melpaskan pelukannya.

Imagine with CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang