Part 1

5.3K 237 10
                                    

Seorang pria menatap sebuah makam barbatu yang terukir nama seseorang yang ia sayangi di atasnya, tatapanya seolah olah memohon pada orang itu untuk hidup kembali kalau saja dia bisa mengembalikan waktu dan memperbaiki semua yang terjadi maka akan ia lakukan semuanya, namun tidak ada yang seperti itu kan di dunia ini? Dia hanya konyol. Tetapi jika hanya berandai-andai saja tak apa kan kalau itu akan membuat emosi seseorang sedikit mereda, seperti pria berambut gelap ini, ia tetap berdiri disana meskipun langit juga akan ikut menangis, tak peduli apa pun yang terjadi, persetan dengan hujan yang akan membuatnya basah kuyup, persetan dengan jian yi yang meneriaki namanya, persetan dengan kakaknya yang menariknya untuk segera pergi dari sana, masa bodoh, dia hanya ingin tetap berada di sini, banyak janji yang belum di tepati dan ada hal yang harus dia katakan padanya. Tetapi takdir berkata lain, dunia telah merenggut nyawanya, ia tidak di beri kesempatan untuk menepati janjinya.

'bodoh! Kenapa hujan - hujanan? Aku tidak punya waktu untuk mengurus mu sakit' ia bisa membayangkan suara dan wajah khawatir tapi pura pura tidak peduli itu sangat jelas di kepalanya ia akan menggodanya jika sisi tsunderenya keluar, sungguh he tian ingin menciumnya saat itu juga tetapi dia tidak berani melakukan itu. Dia belum siap untuk di benci

lama lama pikiran itu semakin kuat dan semakin sakit, membuat he tian memegangi kepalanya dan mengerang sakit

"He tian, Kau baik - baik saja?" Jian yi menghampiri he tian begitu juga dengan zang zheng xi. He tian memejamkan matanya erat, rasa sakit kepalanya semakin menjadi dan suara-suara yang meneriaki namanya di sekitarnya juga semakin samar, dia ambruk berlutut, tangan kakaknya cukup kuat untuk menahan he tian agar tidak terjatuh ketanah "sudah ku bilang untuk masuk kedalam mobil, kenapa kau tidak mendengarkan?

"AAARRGGHH"

Kenapa hanya memikirkanya saja sampai sakit ini, apa dia ingin di lupakan orang orang?

He tian mengerang kesakitan tubuhnya melemas dan pandanganya memudar sedikit demi sedikit, ia masih bisa mendengar he cheng memanggil namanya dan menpuk pipinya pelan. Tak lama kemudian ia taksadarkan diri

.

.

.

Dari kejauhan ia melihat Mo guanshan yang sedang meringkuk sendirian di bawah lampu yang menerangi dirinya di dalam kegelapan, ia segera menghampiri tubuh yang mengigil itu tetapi sesuatu menghalanginya, seperti pembatas yang tak terlihat.

"Guan shan! Ada sesuatu disini aku tidak bisa menghampirimu!" He tian menggebrak gebrakan pembatas itu berharap pembatas sialan ini akan pecah seperti kaca, Mo guan shan hanya memandang he tian sedih "maafkan aku he tian tapi kau harus kembali"

He tian mengernyit

"Apa maksudmu?"

Mo guan shan hanya menggelengkan kepalanya

"Jangan berbicara omong kosong, biarkan aku masuk"

Dia tidak menjawab he tian, ia hanya berdiri tanpa mengatakan sepatah katapun lalu berbalik dan pergi ke arah kegelapan

"Guan shan! Mo guan shan! Jangan pergi!".

"Guan shan!" He tian terbangun memegangi kepalanya yang sedikit berkedut, ia menatap sekelilingnya masih setengah sadar

'hahh... hanya mimpi, tapi dimana ini?' tanyanya dalam hati, ketika sudah sadar sepenuhnya, dia menyadari bahawa dirinya sedang berada di sebuah kamar yang entah milik siapa, yang pastinya bukan miliknya sendiri dan ia ingat betul kalau kamar jian yi tidak mungkin serapih ini, zang zheng xi juga kamarnya tidak begitu luas. Apa dia di bawa ke kamar he cheng? Kalau iya mengapa dia tidak dibawa ke kamarnya sendiri?

He tian lalu mengibaskan selimutnya dan turun dari ranjang, tetapi tunggu dulu, mengapa dia merasa sedikit aneh pada tubuhnya? Mengapa tanganya juga sangat kecil?! He tian berlari kencang ke sebuah kaca besar, ia terlonjak kaget menatap pantulan dirinya di kaca tubuhnya menjadi kecil, ia ingat betul kemarin dirinya sangat tinggi dan wajahnya tampan, tidak imut seperti bayangan yang di kaca depanya ini! Apa ia masih bermimpi? He Tian mencubit lenganya, tetapi tak terjadi apa-apa.

He tian menatapi sekelilingnya lagi namun tatapanya berhenti ke sebuah foto dirinya yang sedang menggendong anak anjing jenis shiba, tiba tiba dia terbelalak mengingat sesuatu "t-tunggu, kamar ini... kamar ini adalah kamar ku delapan tahun lalu! Pantas saja aku merasa tak asing! b-bagaimana ini bisa terjadi!?"

He tian terlonjak ketika pintu di ketuk dan terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang tersenyum kearahnya "Tuan muda sudah bangun ya? Tuan He sudah menunggu di bawah untuk sarapan" ucap wanita itu sopan dan menutup pintunya kembali setelah He tian mengcapkan terima kasih, He tian kemudian merogoh sakunya mencari-cari sesuatu tetapi tidak ada apa-apa di dalam, lalu ia berlari ke arah kasur dan mengobrak-abriknya hingga berantakan "dimana handphone ku? Aku harus melihat tahun berapa ini" Lalu pindah lagi ke nakas

"Apa yang kau cari?" He Tian terlonjak, melihat He Cheng di pintunya "ayah sudah menunggu mu lama"

"Aku sedang mencari... Kotak.. pensil ku"

"Cepat turun atau kau tidak kebagian sarapan" He Cheng pergi lagi dan di susul he Tian di belakangnya


______________________________________

Haii, ini pertamakalinya aku bikin fanfic jadi maaf kalo ceritanya jelek dan kurang memuaskan (T,T) saia baru belajar. Tolong beri kritik dan saran anda, itu sangat membantu

Terimakasih

Sampai jumpa di part 2, mwah '3'

[Save me] he tian x mo guan shanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang