#6 - Trap

26 3 3
                                    

About : -fact

Populasi Omega adalah yang paling sedikit dibandingkan populasi Alpha dan Beta.

Park Ji Ho POV

Pukul delapan, aku mendongakkan kepala dan menatap langit malam. Mobil Tae Hyung berada di belakang. Sudah berjam-jam aku menunggu Tae Hyung sadarkan diri, tapi belum ada tanda-tanda dia akan bangun. Mengingat aku tidak bisa menyetir mobil jadi terpaksa sejak tadi hanya berdiam diri menunggu dia sadar. Susah payah aku menyeret tubuh Tae Hyung hingga pintu masuk awal, lalu menemui petugas untuk meminta bantuan. Beruntung mereka sigap dan segera membawa Tae Hyung ke ruang kesehatan terdekat.

Setelah diinjeksi obat penenang, aku memutuskan membawa Tae Hyung ke mobilnya. Sekarang dia masih terlelap di jok belakang. Perutku lapar, terakhir makan tadi pagi bersama Tae Hyung. Ada supermarket di seberang jalan.

"Maafkan aku, Tae Hyung. Sepuluh menit lagi aku kembali."

Buru-buru kakiku berlari menyeberang jalan kemudian masuk supermarket. Kimbap segitiga, ramyeon, air mineral, telur rebus, sosis, dan tteobokki. Terserah kalau dibilang rakus, siapapun bisa kalap ketika melihat rak makanan di supermarket. Setelah menerima kembalian, aku keluar supermarket dan berdiri menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki. Oke, sudah bisa menyeberang.

"Makanan supermarket memang yang terbaik."

Aku mengaduk-aduk ramyeon, uap panas mengepul menusuk hidung. Seruput sedikit kuahnya dan mulai makan ramyeon. Baru beberapa suapan, tiba-tiba terdengar suara.

"Park Ji Ho."

Cup ramyeon langsung kuletakkan begitu saja. Aku berlari menghampiri Tae Hyung yang keluar dari mobil sambil mengucek mata.

"Bagaimana? Sudah merasa sehat?"

Rasa khawatir tidak bisa hilang begitu saja meski faktanya Tae Hyung adalah alpha yang kubenci.

"Lebih baik dari tadi pagi, terima kasih."

"Syukurlah."

"Maaf karena sudah merepotkanmu."

"Tidak apa-apa. Kau mau makan? Pasti kau lapar, 'kan?"

"Iya."

"Aku membeli beberapa makanan supermarket kalau kau mau. Tapi jangan harapkan apapun dari rasanya."

"Makanan supermarket tidak buruk."

Kami berdua duduk berhadapan, di depan kami terdapat beberapa makanan supermarket yang baru saja kubeli. Tae Hyung mengambil kimbap segitiga.

"Kimbap segitiga darimu untuk hari ini." Dia tersenyum.

"Boleh kau anggap seperti itu." Aku melanjutkan makan ramyeon.

Tidak butuh waktu lama untuk Tae Hyung melahap kimbap segitiga, dan matanya mulai memilah-milah makanan yang masih tersisa. Seolah tahu isi otaknya, aku terkekeh.

"Kau boleh ambil apa saja yang kau mau."

"Sosis."

Dia membuka bungkus sosis, menatap takjub penampilan sosis itu. Tae Hyung tiba-tiba mengacungkan sosis itu di depanku.

"Untukmu." Aku menggeleng.

"Gigitlah." Tae Hyung meyakinkan.

Setelah berpikir dua kali aku pun mengigit sosis, kemudian Tae Hyung menggigitnya.

Astaga.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika saja kau tidak menendangku, Ji Ho."

"Huh? Kau sadar kalau aku menendangmu?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 27, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

T E M E R A T E.Where stories live. Discover now