Bagian 2

13 4 4
                                    

"Andra, bangun nak. Kamu udah telat lho," suara lembut ibu Andra mengalun pelan. Ia menepuk-nepuk pipi putranya.

Sudah pukul tujuh lewat sepuluh, dan Andra belum juga bangun dari tidurnya.

"Belum bangun dia bu?" Ardan menghampiri ibu ke kamar Andra.

"Belum, susah banget dibangunin." gerutu ibu.

"Iyalah bu, kan Andra pulang--"

Ardan tidak melanjutkan perkataannya. Tidak, ia harus menjaga rahasia Andra agar adiknya tidak dimarahi.

"Kenapa?" tanya ibu heran.

"Enggak bu. Mmm,, kalo udah bangun Andra suruh cepet ya bu. Aku tunggu di bawah."

"Lho, kan Andra bawa motor sendiri?"

"Motornya lagi di bengkel bu."
"Ardan ke bawah dulu ya bu. Assalamualaikum." Ardan pamit dan mencium tangan ibunya.

"Waalaikumsalam."

Ibu kembali melirik Andra yang masih tertidur pulas. Ia menggelengkan kepalanya. Sepertinya Andra harus diteriaki lebih dulu baru bisa bangun.

"ANDRA! BANGUN! KAMU UDAH TELAT!!"

___

Andra naik ke motor kakaknya dengan raut wajah ditekuk. Huh, ia masih sangat mengantuk. Ia baru bisa tidur pukul tiga dini hari. Harusnya dia tidak berangkat hari ini.

Membosankan.

"Nanti kamu di sekolah belajar yang bener." Ardan memulai basa-basi antara dirinya dan Andra. Ia melirik ke spion, adiknya itu memasang wajah terkusutnya.

Namun itu menggemaskan menurut Ardan.

"Emang lo pikir gue di sekolah ngapain? Jualan keong?" balas Andra sarkastik.

"Hahaha, emang kamu pikir kakak nggak tau kalo kamu jarang masuk sekolah?"

"Kamu nongkrong sama temen-temenmu kan di warung belakang sekolah?"

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut kakaknya membuat Andra bungkam. Bagaimana bisa ia tau tentang ini?

Andra tidak membalas sama sekali.

"Udah sampai. Turun gih, belajar yang bener."

Tak terasa mereka telah sampai di halaman sekolah Andra. Andra segera turun dan meninggalkan kakaknya.

"Ekhem, nggak bilang makasih sama kakak?" goda Ardan.

Andra membalikkan tubuhnya menghadap Ardan. Sambil menunjukkan senyum terpalsunya, ia menghampiri Ardan dan mencium tangannya.

"Makasih kak Ardan."

Ardan tertawa melihat tingkah adiknya. Ia lantas beranjak untuk pergi ke kampus.

"Gue tarik ucapan gue."

___

"Woi! Kusut amat tuh muka! Lo habis ngapain?" Reno tiba-tiba mengejutkan Andra yang sedang melamun.

"Lo nggak liat gue ngantuk banget?" balas Andra sambil menunjuk matanya.

"Elah, gitu aja lemes. Kayak gue dong selalu bersemangat." Reno membanggakan dirinya. Andra hanya berdecak malas.

"Eh, tumben lo masuk sekolah. Ya, walaupun telat sih." kata Reno sambil menahan tawa.

"Tapi biasanya lo kan nongkrong sama sahabat lo tuh. Nah ini dengan malasnya berangkat ke sekolah."

Ucapan Reno terdengar sangat menggelikan di telinga Andra. Memang temannya yang satu ini memiliki hobi membuat Andra kesal.

"Disuruh sama nyokap." jawab Andra singkat.

"Terus lo kesini naik apa Ndra? Motor lo kan diambil sama Niko,"

"Dianter si Ardan. Udah ah, lo lama-lama kayak cewek bawel mulu."

"Hahaha. Iya deh sayang aku diem." ucap Reno sambil memasang wajah sok cute.

"Ihh, geli gue lama-lama deket lo. Pake sayang-sayangan segala lagi!"

"Kata lo gue kayak cewek. Yaudah aku jadi cewekmu aja mas Andra." Reno membulatkan matanya.

"Gue tinggal lo lama-lama."

"Ehh jangan dong mas. Tetaplah engkau disini jangan datang lalu kau pergi jangan anggap hatiku jadi--"

"Brisik!"

Andra menyumpal mulut Reno dengan kertas. Ia lalu keluar kelas dan tertawa terbahak-bahak.

"Ih! Kurang ajar emang lu Ndra!"

Reno mengikuti langkah Andra.

"Mas Andra,"

"Mas,"

"Mas-"

"Jangan panggil gue pake 'mas'. Jijik tau nggak sih!"

Andra melotot tajam ke arah Reno. Sesaat kemudian dia tertawa.

"Iya iya. Ndra," kali ini raut wajah Reno berubah menjadi sedikit serius. Andra berhenti tertawa.

"Kenapa?"

"Lo mau ikut balapan nggak besok malem? Ada Niko juga. Kalau lo menang lo bisa rebut kembali motor lo." kata Reno. Andra terdiam sejenak. Kesempatan bagus. Mana mungkin Andra sia-siakan.

"Gue ikut. Tapi, lo jemput gue di rumah ya."

"Oke bos. Sebelum itu kita ke club ya,"

Andra tersenyum sinis dan mengacungkan jempolnya ke arah Reno.

___

Jangan lupa Vote and Comment❤️

Semoga suka ya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FlashlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang