Aku tidak terlalu memperdulikan semua persiapan pernikahan. Semua sudah di atur sama WOnya,termasuk gaun pengantin.
"Ciee seminggu lagi ada yang mau married nih"
Kata seorang dokter senior si ruanganku.
"San undangan pernikahan kamu ko nggak ada foto prewedd sih"
"Capee dok,aku aja dijodohkan"
Terus kamu cinta nggak sama dia,"??
"Semoga aja.dia anak dari teman papaku,jadi aku dijodohkan sama dia".
Timpalku.
Ku pikir dengan cara ini aku bisa melupakan sosok Jean. Mungkin dia hanya akan menjadi tamu undanganku nanti.
Aku hanya bisa berdoa semoga dia adalah jodoh yang pas.Dua hari lagi pernikahan dimulai.
Semua persiapan hampir sempurna.
"San ko kamu masih kerja, kamu udah ngambil cuti"?
Tanya mama padaku.
"Udah ma".
Aku mengambil hp dan membaca
Pesan singkat yang di kirim Dira."San udah lihat belum undangannya,ko kamu belum mau lihat sih, tadi aku simpan di tasmu.
Sebelum baca do'a dulu ya,aku takut kamu pingsan. Heheh btw, aku bocor dikit ya. Nama calon laki lo panjang amat sih, jadi ingat aku sama teman smp dulu yang sekarang udah jadi direktur di kantorku."
"Semoga kamu ngga kumat
Hehhe"Jantungku berdetak sangat kencang seribu satu pertanyaan ingin kutanyakan. Bingung,senang, baper dan sedikit bego. Sambil meraih tas di mobil, membuka dan mencari nama itu.
" Divanto Adjean G.Harmansyah"
Berkali kali aku membaca nama itu dengan bersuara
" ini beneran kan"
"Baca lagi dong"
Serentak aku menoleh pada suara di belakangku.
Sosok yang kunanti- nantikan datang di hadapanku.
Aku hanya menatapnya tanpa sekatapun,kantong mataku serasa berat. Ingin kutumpahkan air mata kebahagiaanku di hadapan Jean."Apa kabar bu dokter"
Aku tak bisa membalas kata-katanya.
Aku perlahan mendekatinya"Kenapa, mau peluk aku.peluk aja"
Godah Jean padaku.
"Ih apaan sih"
Balasku tersenyum padanya.
Kami seperti seorang Jean dan Sania yang dulu. Saling goda lalu satunya menyangkal padahal suka.
Dia langsung memeluk erat tubuhku dan membiarkan air mataku perlahan membasahi bajunya."Maaf ya aku terlalu misterius untukmu, makasi udah mau nungguin aku sejauh ini"
Kata kata manis yang aku impikan dari dulu, kini menjadi kenyataan.
Hari pernikahan tiba,semua proses berjalan lancar. Beberapa orang teman lama kitapun hadir.
Dan wajah tak asing namun sedikit berubah juga tersenyum kearahku.
Alya, aku tersenyum menatapnya.
"Dia sepupuku" bisik Jean padaku .
Ternyata Jean juga mengagumiku sejak lama.
Aku yang terlalu cemburu.
Terlihat juga Dira menggandengi suaminya tersenyum kearahku. Benar-benar ikut merasakan kebahagiaanku.
Aku tersadar bahwa semua ini adalah rencana Dira juga.
Air mataku perlahan turun saat Jean mengikrarkan janji suci, lalu mencium hangat keningku.
Kado terindah yang pernah ku terima seumur hidup.
Dialah takdir yang selalu mengikuti langkah kakiku.
Percayalah takdir itu nyata,takdir itu sederhana.Takdir diciptakan untuk membuat awal perjumpaan yang menyakitkan. Tapi jika kamu mampu bertahan untuknya maka Tuhan akan membawanya lagi di hadapanmu dengan cara yang sempurna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Di Ujung Penantian
RomancePernakah kamu bermimpi bahwa suatu saat kamu akan hidup bersama dengan orang yang kamu cintai. Namun kamu sadar bahwa dia bukan siapa-siapanya kamu. Itulah yang di rasakan oleh seorang Sania Anastasya. Seorang gadis yang suka baperan, dan kini suda...