Sejuknya pagi di kota kembang kala itu hanya singkat ku nikmati, karena kami harus bergegas pergi sebelum dingin kabut itu hilang.
Perjalan malam yang hanya hitam kini berganti nuansa hijau menyejukan, berselimut kabut putih yang perlahan hilang, dari kota kembang ke kota hujan, sepanjang jalan adalah keindahan.
Aku pemandu wisata untukmu kala itu, ya. Satu demi satu tempat yang terlewati aku deskripsi untukmu, sesekali menepi untuk sekedar selfie sesambi menikmati permadani, cerahnya langit dan hijaunya bukit seakan menyatu diujung sana.
Sesampai dibatas kota Cianjur-Bogor menepi lagi, aku ajak kamu menikmati kuliner pagi, dan berjalan naik menyusuri perkebunan teh, memandangi indahnya jalanan yang tlah dan akan kita tempuh.
Turun sedikit dari batas kota, ada telaga warna, mengajakmu menikmati tenangnya air telaga berlatarkan hijau pohon-pohon lebat, menyaksikan monyet-monyet penunggu hutan turun bercengkerama menyapa setiap pengunjung datang.Sesekali aku memandangimu, senyumu langkahmu diammu matamu berinteraksi dengan heningnya telaga, seperti melepas beban hari kemarin, lega itu yang aku rasa, itu saja.
Tak lupa aku mengajakmu mengunjungi masjid Atta'awun (masjid tertinggi di Puncak, serta menjadi ikon terpopuler sepanjang jalan Puncak, Bogor).
tujuan akhir adalah satu alasan sebuah perjalanan,
namun tak lantas mengabaikan setiap tepian sepanjang perjalanan,
sepanjang jalan yang kamu pandang suara yang kamu dengar udara yang kau hirup dan ketenangan yang kamu rasa itu bagian dari cerita perjalanan itu,
perjalanan adalah pelajaran sukur atas nikmat ciptaan Tuhan.Tetiba ditujuan, kota hujan dengan sejuta kesibukan penduduknya, menembus keramaian menuju penginapan, kost putri seorang teman sekolah menengah pertama yang lanjut studi di kampus pertanian.
Kuharap kamu rehat dari perjalanan pertamamu, motoran dari kota kembang ke kota hujan, dan berharap kamu kerasan, mungkin perjalanan pertama dalam hidupmu ini suatu waktu menjadi kenangan.
Puncak, Bogor 2016
fatain14.