"Hyung."
"Hyunggg."
"Hyungggggg, hentikaannn," protes Mark dari samping Taeil. Tangannya memegang lengan Taeil, dan mata bulatnya melotot lucu ke arahnya. Taeil terkekeh singkat, melepaskan jemarinya dari telinga Mark.
"Mian, aegi," jawabnya seraya tersenyum—dengan ekspresi tanpa dosa. Tangannya terangkat, mengusap pucuk kepala Mark penuh afeksi. "Telingamu terlalu lucu untuk tidak dimainkan."
Mark memalingkan wajahnya, mulutnya mengeluarkan gerutuan-gerutuan tidak jelas yang makin menambah kadar kelucuannya.
"L- lucu dari mana! Telingaku biasa saja, hyung!"
"Telingamu unik, Markie."
Tangan Taeil kembali menyentuh telinga Mark, menekuk-nekuk dan menjewer singkat cuping telinga tanpa tulang rawan itu. Mark menampik tangan Taeil, pipinya menggembung kesal.
"Hyunggg, berhentiiii!"
Seraya tertawa ringan, Taeil melepaskan pegangannya pada telinga Mark, ganti mengelus pucuk kepala Mark dengan gemas. Tangannya bergerak untuk mencubit pipi Mark, sebelum ia kembali berusaha untuk mengecup pipi Mark—hal yang sangat sulit untuk para member lakukan beberapa waktu belakangan ini, karena Mark yang langsung bergerak menjauh dengan mata bulatnya yang melebar dan pekikan.
Gagal lagi, tentu saja. Tapi bukan masalah untuk Taeil. Ia masih bisa melakukannya saat Mark sedang tidur.
Dengan senandung kecil, ia pergi meninggalkan Mark, senyumnya tak kian luntur dari wajahnya. Tidak menoleh sedikit pun ke belakang, ke arah Mark.
Sayang sekali, karena jika saja ia menoleh kembali ke arah Mark, ia akan mampu melihat bagaimana pemuda manis itu menatap kepergiannya dengan mata penuh ketidakrelaan serta bibir yang mengerucut kesal, dan mungkin ia akan mampu mendengar gerutuan pelan dari Mark.
"Kenapa berhenti beneran, sih?"
꒰🍎꒱
Semakin lama, sepertinya Mark juga semakin menerima fakta bahwa hyung tertuanya sedikit terobsesi pada telinganya.
Seperti saat ini.
Mereka sedang berada di ruang tunggu, menunggu giliran mereka untuk tampil. Dengan dikelilingi oleh para makeup noona dan manager, semua member NCT melakukan kegiatan mereka masing-masing. Di pojok ruangan, Mark sedang memainkan telepon genggamnya. Kemarin malam, sebelum tidur, Donghyuck mengenalkan Mark pada sebuah game baru yang sungguh menyita perhatiannya. Mungkin, itulah mengapa ia tidak protes sama sekali saat Taeil kembali memainkan telinganya.
(Dan itu bukan berarti bahwa Mark sebenarnya suka dengan apa yang dilakukan Taeil!)
"Markie, kau sedang main apa?"
"Ummm, main game."
Taeil berdecak, gemas sekaligus kesal karena merasa sedikit terabaikan. Meski Mark yang terdistraksi dengan game membuatnya leluasa untuk menyentuh telinga Mark.
Sepanjang saat-saat menunggu, tangan Taeil tak pernah lepas dari telinga Mark. Menekuknya beberapa saat, kemudian melepasnya. Memutarnya sejenak, sebelum melipatnya ke dalam. Mengelusnya gemas, lalu menariknya—sedikit lebih keras dari yang ia harapkan, karena kemudian Mark memekik kaget.
"Ah, hyungie!" Dengan nada manja, Mark merengek, kemudian menusuk-nusuk pelan pipi Taeil. Taeil menyengir, mengusap telinga Mark lembut.
"Kenapa, Markie?"
KAMU SEDANG MEMBACA
wonderwall💐 ─ all x mark lee [mark-centric]
Fanfictionnonsexual acts of intimacy - a compilation of 20 drabbles starring nct mark lee as the main character wonderwall [won•der•wall] ─ ❝someone who you find yourself thinking about all the time.❞ ─ ❝the person who you are completely infatuated with.❞