Beberapa hari terakhir—berdasarkan observasi seorang Mark Lee—pundak Taeyong sepertinya tidak sedang baik-baik saja.
Dari sudut ruangan tempat Mark tengah bercanda bersama Yuta dan Jungwoo, diam-diam Mark melirik ke arah Taeyong. Tangan Taeyong terus menerus memegang pundak kirinya, dan sesekali mulutnya membentuk sebuah ringisan kecil yang tidak disadari oleh member lain.
Apa ia kelelahan?
Mark menggigit bibirnya, berpikir keras. Sepertinya itu adalah salah satu efek dari jadwal latihannya yang semakin bertambah. Ia menunduk, jemarinya memainkan ujung kaus yang ia kenakan. Pasti Taeyong berlatih terlalu keras lagi. Mark sampai hafal sekali kebiasaannya itu setiap kali mereka mendekati masa comeback atau debut. Taeyong bisa menghabiskan sebagian besar waktunya berkutat di dalam ruang latihan, menggerakkan tubuhnya sesuai irama musik hingga ia tak lagi mampu berdiri tanpa kaki yang bergetar.
Tentu saja Mark hafal benar. Mark juga melakukannya, sadar ataupun tidak. Saat Mark berada di saat seperti itu, biasanya Donghyuck akan mendobrak masuk ruang latihan, menarik kerah pakaiannya, dan menjitak ringan puncak kepalanya seraya menggerutu.
Katanya—Mark mengutip—"Sepertinya kau memang ingin mengakhiri hidupmu lebih awal dengan berlatih tanpa henti seperti orang gila yang kecanduan latihan. Baiklah, kalau itu memang keinginanmu, biar kupermudah. Kau mau mati dengan kuberi headlock, dengan kututupi wajahmu dengan bantal, atau dengan serangan gelitikan tanpa henti?"
("Gelitikan tak bisa membunuh orang, Hyuck."
"Oh, jadi kau ingin mencoba menjadi orang pertama yang mati kehabisan nafas karena tertawa tanpa henti, hyung?")
Dan percaya atau tidak, sepertinya Mark memang perlu seorang Donghyuck untuk menjadi nanny (Donghyuck: "Hah?! Aku bukan nannymu!"). Maka, mungkin ada baiknya bila Mark mencoba untuk menghentikan Taeyong dengan melakukan hal yang sama dengan Donghyuck.
Oke, tapi mungkin ia tidak akan sepenuhnya mencontoh Donghyuck. Tidak mungkin ia menarik kerah belakang Taeyong dan memukul kepalanya, menjewer telinganya, atau mengapit hidungnya. Hell, menyentuh kepala Taeyong saja Mark tidak berani! Ia kan, anak yang sopan! (Donghyuck: "Jadi maksudmu aku tidak sopan, begitu?!)
"Diamlah, Hyuck!" desis Mark tanpa sadar. Mark segera membekap mulutnya, pipinya memerah parah dan matanya membulat kaget—mengapa mulutnya jadi sering tidak terkontrol begini?!
Jungwoo dan Yuta menatapnya serempak, salah satu dengan kilat bingung bercampur khawatir, dan satunya lagi dengan kilat usil penuh humor.
"Uh- Mark?"
Jungwoo menatap Mark seakan-akan Mark memiliki dua pasang mata di wajahnya, dan Mark menahan keinginannya untuk melempar Yuta dengan handuknya agar paling tidak cengiran lebar di wajahnya itu dapat terhapuskan. Yuta mengangguk—meski mulutnya masih terus menyunggingkan sebuah cengiran—seakan-akan ia baru saja mendapatkan teori konspirasi yang luar biasa.
"Ternyata benar, Mark memang adalah alien!" simpulnya dengan mata berbinar. Dan oh, fuck self-control. Dengan buas Mark melemparkan handuknya, persis mengenai wajah Yuta dan membuatnya terhuyung ke belakang dua langkah. Mark tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
wonderwall💐 ─ all x mark lee [mark-centric]
Фанфикnonsexual acts of intimacy - a compilation of 20 drabbles starring nct mark lee as the main character wonderwall [won•der•wall] ─ ❝someone who you find yourself thinking about all the time.❞ ─ ❝the person who you are completely infatuated with.❞