PROLOG

31 6 2
                                    

"ABANG!!!!"

Teriakan menggema diseluruh penjuru rumah yang memekakan telinga berasal dari gadis yang sedang menekuk wajahnya didepan pintu kamar abangnya. Ya, Giandra. Giandra sedang menunggu kakaknya keluar dari kamar, karena hari ini abangnya berjanji akan berangkat bersama.

"Abang cepetann! Nanti kita telat!" teriak Giandra didepan kamar Geo, siapa lagi kalau bukan kakaknya.

"Ah, Rara bawel banget." Geo keluar dari kamar dengan penampilan yang rapi dan beda dari hari biasanya sampai membuat Giandra tak berkedip.

"Hey! Ayo berangkat." ucap Geo yang menyadarkan Giandra.

"Tumben rapi bang? Biasanya juga kek gembel." ejek Giandra dengan tatapan datar.

"Biarin." jawab Geo singkat dan mengacak rambut adeknya singkat.

"Abang!!! Alig Bang, lo kira benerin rambut yang cetar membahana badai itu gampang?!  Huh abang!!!  Ini susah,  mana gue tadi dandan dari jam 12 malam, lo hancurin rambut gue segampang itu aaaa!!!  Benci akuh tuh. " Giandra mengoceh Panjang lebar dan apa yang di lakukan Geo??  Jangan harap Geo mendengarkan umbatan adeknya, Geo berlalu pergi begitu saja tanpa menoleh ke adeknya itu.

"Abang!!!!  Gue ngomong panjang lebar nggak lo dengerin. Abang laknat " Pekik Giandra sambil mengejar Abangnya.

Ya, Giandra memang cerewet jika bersama orang terdekatnya, dan entah kenapa menjadi sosok dingin jika diluar area rumah.

Selepas berpamitan dengan  Mama dan Papanya, mereka bergegas berangkat karena jam sudah menunjukkan pukul 06.45, butuh 20menit untuk pergi ke sekolah. Sungguh Giandra merasa kesal kepada abangnya ini.

Mereka berangkat menggunakan motor ninja hitam milik Geo. Sungguh mungkin ini hari apes bagi Giandra. Giandra terus meminta Abangnya supaya menambah kecepatan motornya.

"Cepet dikit." ucap Giandra sambil mencondongkan tubuhnya kedepan agar dapat didengar oleh Geo.

"Santai elah." jawab geo dengan santai.

Giandra yang mendengarnya melototkan mata. Bagaimana tidak? Waktu sudah mepet begini tetap santai? _Gila._ batin Giandra.

Seperti dugaan Giandra, dia dan abangnya kini sudah terlambat, akan tetapi gerbang belum ditutup?

"Ah,  masih ada kesempatan ". batin Geo dalam hati.

Setelah turun dari motor Giandra menyerahkan helmnya kepada Geo.  Tanpa aba-aba Geo masuk menerobos gerbang sambil menuntun motornya agar tidak ketahuan. Giandra menatap kepergian Geo dengan cengo. Bagaimana tidak? Dia ditinggal didepan gerbang dan keadaan terlambat .

" Sungguh Abang laknat  " Batin Giandra dalam hatinya.

Dengan berat hati Giandra masuk kegerbang dengan hati-hati agar tidak ketahuan.

_Sial._ Giandra mengumpat dalam hati dan menyupah serapahi Abangnya itu.

Ditempat lain dua orang anggota OSIS ditugaskan oleh sang Ketua untuk memeriksa apakah ada anak yang terlambat atau tidak. Mereka bernama Anggara Bakti kelas XI IPA 6  dan Bryan Arka kelas XI IPA 3 .

Mereka segera bergegas karena mungkin beberapa dari mereka akan lolos dari hukuman yang akan diberikan. Sampai didepan parkiran mereka melihat gadis yang baru saja menerobos gerbang.

"Hey lo!" teriak Anggara. Giandra yang merasa terpanggil karena hanya ada dia disekitar tempat ini. Giandra melihat kebelekang dan langsung menegang karna yang memanggil dia adalah anggota osis.

"Sial." umpat Giandra. Giandra terus mengumpat dalam hati, menyumpah serapahi abangnya.

Belum sempat Giandra menyelesaikan umpatan dalam hatinya suara berat menghentikannya. "Heh, lo tau ini jam berapa?" tanya bryan dengan menatap gadis yang bisa dikatakan lumayan manis dan... Juga cantik.

"Gue tau gue telat." jawab Giandra ketus. Dan membalas tatapan Bryan. Cukup lama. Hingga suara Anggara memecahkan.

"Ekhem... Bry, kasih hukuman." perintah Anggara.

"Oh iya," Bryan langsung tersadar.

Bryan lalu menyampaikan hukuman untuk siswa yang terlambat, "Jadi, sebagai hukuman lo terlambat, lo harus kumpulin semua tanda tangan anggota OSIS termasuk Ketuanya." ucap Bryan dengan tegas.

Giandra menatap mereka berdua dengan datar, lalu mengangguk paham. Lalu dia berlalu meninggalkan keduanya dengan santai.

"Cantik." celetuk Bryan sampai menimbulkan gelak tawa Anggara. Bryan yang sadar atas ucapannya langsung membekap mulutnya.

"Keceplosan segala, depan Anggara lagi." sesal Bryan dalam hati.

"Suka banget sama yang bening." celetuk Anggara hingga mendapatkan tatapan tajam dari Bryan.

                                   ~•~

-Giandra Sastra Rean adalah Gadis berdarah dingin jika bersama orang yang tidak dekat dengan dia.  Namun Giandra akan menjadi sosok Manja, Cerewet, dan ngeselin jika bersama orang terdekatnya.  Giandra berparas Cantik dengan hidung mancung dan kulit putihnya,  matanya berwarna hitam lebar,  dia juga memiliki body yang elok rupawan.

-Geonando Patra Rean adalah Abang dari Giandra, Geo juga irit bicara seperti Giandra namun Geo akan cerewet jika mood nya sangat baik,  Geo memiliki Hidung mancung, Putih, Berambut hitam pekat, Geo sangat tampan lengkap dengan roti sobek di perutnya.

"Jangan lupa VOTE and COMENT"

GIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang