"Junwoo hyung?~~~"
Namja pendek disampingnya langsung menghadapkan wajahnya pada Jungkook yang masih setia menatap ke bawah.
Mereka kini tengah berada di rooftop kampus Jimin, ya karena Jungkook datang padanya jadi ia rela membuang buang uangnya untuk membayar temannya agar mengabsenkan dirinya di kelas. Memang kelebihan uang.
"Junwoo?" Jimin merenyit heran. Ia pun melangkah mendekatkan diri pada Jungkook disana menatap jalanan seoul yang padat.
"Siapa itu Junwoo, Jungkook?" Tanya Jimin dengan tatapan penuh tanda tanya. Yang ditanya hanya menggidikkan bahu lalu menurunkan lagi sekejap.
Mata hitam pekat Jungkook kembali menatap padatnya jalanan seoul di bawah. "Dia hyung kedua Kookie setelah Seokjin hyung" Jelas Jungkook dengan mata yang berkaca kaca.
Jimin merenyit heran karena Jungkook baru mengatakan hal ini padanya setelah mereka menjalin hubungan persahabatan cukup lama.
"Maaf hyung, aku tidak memberitahumu karena aku juga bingung dengan foto ini,-" Jungkook lalu menyerahkan foto kecil dengan namja kecil yang tampan tengah tersenyum manis di depan kamera dengan dimple yang menawan. Jimij menerimanya dengan senang hati lalu menelitinya.
Jimin kembali menatap Jungkook seakan meminta penjelasan lebih. Jungkook menghela nafas pelan lalu menarik ujung lengan Jimin menuju sofa di sana dan menceritakannya dari awal.
(Ini bukan yang diceritakan Jungkook ke Jimin, ini penggalan dari chap sebelumnya)
Flashback on
"Yeobo, aku merasa malu hiks... awalnya waktu anak ini lahir aku mengira ia akan berubah ta-tap,-"
"Sstt... sudahlah sayangku, kita bisa membuangnya jika kau mau, heum?"
"Ak-aku ti-tidak arggghh!"
"Chagi, chagi tenanglah chagi... aku akan melakukan apapun untukmu,-" Ucap sang suami sambil mengelus surai hitam istrinya yang cantik.
Sang istri hanya bisa diam di pelukan suaminya menatap enggan pada anak kecil yang tengah asik bermain di dalam box nya. Sang suami langsung berdiri menggendong kasar anak itu hingga berbunyi mematahkan tulang belakangnya yang masih rentan.
"Aku akan membuang anak ini untukmu, Soora ya" Ucap sang suami. Soora hanya mengangguk lalu menghapus air matanya tanpa rasa bersalah.
Punggung sang suami semakin menjauh dari pandangannya dan suara mobil telah terdengar menandakan sang suami telah pergu menjalankan misinya.
Setelah itu, hujan turun dengan sangat deras. Namja mungil itu terus meronta meminta diturunkan karena badannya sedang tidak enak, ia disiksa setiap harinya, ia selalu dimaki dan diperkatai dengan kasar pada anak seusia dirinya. Padahal, anak seusia dirinya harusnya bermain, dimanja, dan disayang.
Tapi kakaknya, Kim Seokjin... selalu diperlakukan dengan baik begitupun dengan adiknya, Kim Jungkook. Ia tak pernah berpikir kenapa ia diperlakukan berbeda setiap detiknya.
Sudah habis waktu untuknya menangis, hingga sang ayah memaksanya keluar lalu mendorong anaknya untuk duduk di pinggir jalan.
"Hiks... ayah.. ke-kenapa hiks.. akhhh.. ak,-"
"DIAM DISANA BODOH! KAU HANYA MENYUSAHKAN DIRIKU DAN ISTRIKU! SEJAK SEKARANG! JANGAN PERNAH MEMANGGIL KU AYAH LAGI! AKU TAK SUDI MEMILIKI ANAK IDIOT SEPERTIMU!"
Blam...
Pintu mobil tertutup dengan kasar lalu melaju meninggalkan namja kecil itu kedinginan dengan sekujur tubuh yang terluka dan tubuh yang panas di cuaca yang dingin ini. Ini sungguh tidak layak baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful my life
RandomDisini kutemukan sosok manusia menggemaskan... Namjoon.. Min Namjoon tepatnya, Seorang namja yang memiliki keterbelakangan mental yang selalu disayang oleh sang kakak.. Min Yoongi. Saudara tak sedarah yang saling melindungi satu sama lain, Min Yoong...