cliff [mgc] - bahasa

26 5 1
                                    

“Mike, lanjut yuk?” kata seorang perempuan berambut coklat kepada lelaki berambut pirang yang ada di depannya. Lelaki itu pun membalikkan tubuhnya, menghadap perempuan yang ia cintai itu.

“Iya, Na, yuk,” jawab Michael, lelaki berambut pirang itu, kepada Anna, si perempuan berambut coklat. Ia membuang rokoknya ke tanah, menginjaknya, mematikan apinya, lalu berdiri menghampiri Anna.

Michael adalah kekasih Anna. Sudah 3 tahun hubungan mereka berjalan. Sudah 5 tahun pula Michael menjadi seseorang yang bahkan tidak dikenal oleh dirinya sendiri.

Michael adalah seseorang yang sangat ceria, ia sangat suka tertawa. Setidaknya ia pernah seperti itu. Bagaimana dia sekarang? Kalian akan tau.

“Mike, kok balik ngerokok lagi? Kalo kamu perlu cerita, ada aku kok,” kata Anna kepadanya.

“Gak ada alesan, kok,” jawab Michael sambil menyalakan mesin mobilnya. Ia menyetir mobilnya mengikuti jalanan yang ada.

Mereka berkendara ke tempat favorit mereka, ke tepi jurang dimana mereka bisa melihat matahari terbenam, sambil bergandengan tangan, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Selalu seperti ini keadaannya. Michael menyetir dalam diam, Anna bernyanyi lagu-lagu yang ia sukai dengan penuh perasaan.

“Mike,” panggil Anna.

“Ya?” tanya Michael sambil menengok ke Anna.

“Kita ke psikiater lagi, yuk. Aku temenin deh,” jawab Anna sambil mengarahkan kepala Michael agar ia kembali menatap jalan di depannya.

“Engga, Na. Gak berguna. Aku gak merasa kebantu,” kata Michael pada Anna.

“Mike, kamu udah mulai sering bengong, pas aku tanya kenapa, kamu malah jawab gak ada apa-apa. Kamu bau rokok, bau alkohol, jangan kira aku sebodoh itu sampe aku gak bisa liat ada apa di balik gelang-gelang yang kamu tiba-tiba pake itu,” suara Anna mulai meninggi.

“Anna, kamu pikir aku bisa milih aku mau depresi atau engga? Kamu pikir aku bisa berhentiin Papa mukulin Mama? Kamu pikir aku bisa berhentiin Papa mukulin AKU? Kalo aku bisa milih, aku bakal milih punya keluarga normal, punya hidup normal. Aku bakal milih bisa bahagiain kamu. Tapi kenyataannya? Enggak. Aku gak bisa kontrol, Na. Aku disini. Hancur. Udah telat. Aku gak punya mesin waktu buat aku balik ke masa lalu dan bikin semua ini gak terjadi. Aku bahkan gak bisa bahagiain kamu. Aku malah ngerepotin kamu, bikin kamu sedih. Rokok dan alkohol adalah cara aku ngehadapin betapa menyedihkannya aku. Dengan aku nyakitin diri sendiri adalah cara aku menahan diri buat gak nyakitin Papa karena aku gak mau jadi orang kaya dia. Aku juga gak mau jadi kayak gini, Na,” jawab Michael setelah menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Terlihat air mata mulai memenuhi matanya. Namun ia tidak ingin menangis. Ia tidak ingin Anna ikut menangis.

“M-maaf, Mike. Aku gak bermaksud buat bikin kamu sedih kayak gini. Aku cuma pengen kamu gak sedih-sedih kayak gini lagi. Aku pengen kita seneng bareng-bareng. Aku tau kamu itu orang baik. Aku tau kamu juga pengen balik kayak kamu dulu lagi. Makanya aku pengen bantu kamu,” kata Anna, sambil mengusap pipi Michael.

“Aku juga pengen balik lagi, Na. Aku udah coba berbagai cara. Kamu paham gak sih?” suara Michael mulai meninggi.

“I-iya, maaf, Mike,” tangisan Anna semakin kencang.

Michael yang sadar akan perbuatannya melepas tangan Anna dari pipinya dan menarik Anna ke pelukannya. “Enggak, Na. Aku yang minta maaf. Maaf ya aku udah kasar. Aku gak bermaksud. Aku paham niat kamu baik. Aku bakal coba, Na. Aku janji,” kata Michael.

Anna tidak berkata apa-apa. Ia hanya tetap memeluk Michael dengan erat. Mereka berpelukan cukup lama, hingga Anna tertidur di pelukan Michael. Michael yang sadar pelukan Anna sudah melemah pun melepaskan pelukannya dan mengembalikan Anna ke kursi penumpangnya, lalu menyelimuti Anna dengan selimut yang ada di kursi belakang mobilnya.

“Aku sayang banget sama kamu, Na. Kamu harta paling berharga yang aku punya,” kata Michael sambil mengelus kepala Anna. Michael pun kembali mengendarai mobilnya.

***

“Na, udah sampe nih,” kata Michael sambil mengelus kepala Anna. Anna terbangun lalu merapikan rambutnya yang berantakan.

“Aku tidur berapa lama?” tanya Anna.

“2 jam, 3 jam, mungkin?” jawab Michael. Mereka berdua terdiam.

Matahari mulai tenggelam, Michael dan Anna menduduki kap mobil Michael sambil berpegangan tangan. Tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Michael sedang berpikir sangat keras. Apakah yang akan ia lakukan adalah hal yang terbaik? Karena ia tidak mau menyesal pada akhirnya. Ia tidak ingin kekasihnya yang sangat ia cintai itu untuk menderita karenanya.

Michael lebih memilih menatap Anna daripada memperhatikan matahari yang indah itu. Karena baginya, Anna lebih indah. Anna lah yang terindah baginya. Ia menatap Anna selama mungkin. Ia ingin waktu berhenti pada saat ini. Ia tidak ingin waktunya habis.

“Mike? Kenapa kamu malah liatin aku? Itu mataharinya bagus,” kata Anna sambil tertawa.

“Kamu lebih cantik daripada pemandangannya,” kata Michael lalu merangkul Anna. Ia mendekatkan tubuh Anna ke tubuhnya, mendekapnya dengan erat. Ia ingin terus mendekap Anna. Ia tidak ingin pergi. Ia ingin terus bersama Anna.

“Dingin, Mike,” kata Anna sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya. Tanpa berbicara, Michael melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke bahu Anna, walaupun Anna sudah memakai hoodienya.

Anna pun menyandarkan kepalanya ke dada Michael, hingga ia bisa mendengar detak jantung kekasihnya itu. Anna sangat suka dipeluk oleh Michael. Tubuh Michael sangat nyaman baginya, seperti boneka beruang yang sebesar tubuh manusia.

Anna mulai mengantuk, dan Michael mulai menyadarinya. Michael pun melepaskan pelukannya dan ia sadar, inilah saatnya.

“Na, jangan tidur. Kalo ngantuk kita
pulang aja yuk,” kata Michael lalu
mencium kepala Anna.

“Yaudah, ke tempat kamu, ya. Aku
lagi males pulang,” kata Anna sambil menggosok matanya. Michael pun menganggukkan kepalanya lalu mengusap kepala Anna.

Michael masuk kedalam mobilnya. Mempersiapkan yang akan datang. Ia terdiam beberapa saat. Ia menatap cakrawala yang berada di depannya. Ia menghembuskan nafasnya, lalu menatap Anna dalam-dalam.

“Anna Gold, aku cinta kamu, selalu dan selamanya,” kata Michael sambil mengusap pipi Anna. Air matanya menetes, dan pada saat itu juga, Michael menekan pedal gas pada mobilnya, dan menerjunkan mobilnya ke jurang di depannya.

Michael menutup matanya, dan ia tidak lagi mau mendengar suara apapun. Teriakan Anna, suara angin, ia tidak ingin mendengar apapun. Pada saat inilah, ia akhirnya bisa bebas.

***
BREAKING NEWS!

2 orang remaja ditemukan tidak bernyawa di dalam mobil yang hancur. Penyebab dari kejadian ini masih belum diketahui karena tidak adanya saksi mata yang menyaksikan jatuhnya mobil tersebut.

***

TAMAT.

cliff [mgc] (one-shot)Where stories live. Discover now