Prolog

17 1 0
                                    

- Audi -

Aku membuka mataku secara perlahan. Gelap.

Dimana aku? Mengapa aku bisa di sini?

Aku memandang sekelilingku. Dengan pencahayaan yang super minim dari ventilasi kecil yang berada tepat di atasku, bisa kulihat beberapa barang di sekitarku. Meja dan kursi kayu lapuk yang terletak di ujung ruangan. Di atasnya diletakan tari tambang yang terletak berantakan ditaruh begitu saja. Ruangan ini juga dipenuhi dengan lemari-lemari pajangan, beberapa kacanya pecah, sedangkan yang lainnya sudah tidak terdapat kaca sama sekali. Beberapa sarang laba-laba bisa terlihat di dekatku dan lantai yang dipenuhi dengan debu.

Aku terbatuk akibat debu yang memasuki indra pernapasanku. Aku kembali melihat sekelilingku sekali lagi. Ya, aku tahu dimana aku berada sekarang. Gudang belakang sekolah, di mana staf-staf sekolah menyimpan barang-barang rusak dan tidak layak dipakai.

Mengapa aku di sini? Bagaimana aku tidak mengingat apa-apa?

Aku menyentuh kepalaku dengan tangan kananku. Sakit. Bisa kurasakan sebuah cairan mengalir melalui pipiku. Pantas saja aku tidak bisa mengingat apa pun, sepertinya kepalaku terbentur cukup keras hingga mengeluarkan darah.

Dengan susah payah aku berusaha berdiri. Seketika rasa sakit menyerang seluruh badanku memaksaku untuk kembali duduk. Bisa kurasakkan badanku dipenuhi dengan memar yang tidak kuketahui penyebabnya.

Aku meringis menahan sakit di sekujur tubuhku ketika pintu di depanku tiba-tiba terbuka. Aku menutupi penglihatanku dengan menggunakan tangan kananku untuk menghalau sinar matahari yang begitu terang dari luar ruangan. Sebuah bayangan seseorang menghalangi masuknya sinar matahari. Aku berusaha mengenali orang tersebut, tetapi mukanya masih terhalang oleh sinar dari luar.

Orang tersebut berhenti di ambang pintu lalu tertawa melihat ku meringis kesakitan. Ia lalu menggerakan tangannya lalu mendorong seseorang ke sampingku. Aku tau betul itu adalah seorang laki-laki, tetapi aku belum bisa mengenali siapa orang tersebut.

Pandanganku teralihkan ke ambang pintu ketika orang tersebut mulai berbicara, "Audi," ujarnya. Suaranya terdengar begitu dingin dan menusuk. "Ini semua salah lu. Bahkan lu gak ada di daftar korban gue. Ini semua karena lu dah terlibat terlalu dalam. Lu udah tau terlalu banyak. Dan gue ga bisa ngebiarin itu. Sekarang nasib lu bakal sama kaya cowok goblok di sebelah lu. Lu harus mati."

_______________________________
AN:
Welcome to my very first mystery story. Happy reading!

The Cold BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang