1

17 3 0
                                    

          Gadis itu menghela nafas lelah saat ia sedang menunggu mobil jemputannya di halte depan sekolah. Hari telah menjelang gelap dengan matahari yang siap kembali ke paraduanya untuk di gantikan oleh rembulan dan lampu lampu penerangan sekitar jalan mulai menyala.

Namanya Jaeha. Kim Jaeha. Ia adalah siswi yang baru akan naik ke kelas sembilan sekitar dua bulan lagi di International Junior High School. Sebuah sekolah elit yang berjarak dua puluh kilometer dari rumahnya.

Sekolah dimana hanya para para keluarga menengah ke atas dan anak yang berperestasi tinggi yang bisa masuk ke sekolah tersebut. Dan ia berada di antaranya.

Ia adalah putri dari pasangan miliyuner yang mempunyai banyak perusahaan tersebar di astreo Korea Selatan, dan ia juga adalah anak yang memiliki kepandaian dan ber IQ diatas rata rata

Keheningan yang semula terasa, terpecah tatkala terdengar dering ponsel dari tas ransel putih gading dengan garis garis biru hitam miliknya. ia mencari ponselnya di dalam tasnya yang isi di dalamnya acak acakan.

Setelah menemukan ponselnya lalu ia melihat nama yang tertera di wall ponsel yang ternyata dari Eomma-nya.

"Yopposeo Eomma?...... tidak papa Eomma. Aku tau Eomma sibuk akhir akhir ini... Oh iya Eomma, Kak Joowon pulang jam berapa nanti?.. Nee, Eomma aku akan pulang dengan kak Joowon saja. Bye."

Setelah telefon dimatikan, ia lalu menekan angka tiga pada wall ponselnya untuk menelefon sang kakak yang masih kelas sepuluh – duabelas Satu yang bersekolah di Internasional Senior High School.

Sebuah SMA elit yang menjadi tujuan utama setelah lulus dari International Junior High School, yang berjarak lima kilometer lebih jauh dari sekolahnya. Setelah beberapa kali berdering, telefon tersambung.

"Yopposeo? Ada apa Jaeha?"

"Annyeong kak. Kakak nanti pulang jam berapa?"

"Sepertinya sebentar lagi selesai. Memang ada apa?"

"Itu, aku masih di sekolah dan belum ada yang menjemputku. Eomma dan Appa masih sibuk di kantor, tidak bisa jemput aku. Ahjussi Joon juga sedang nggak bisa jemput, karena menemani putri kembarnya, Le Lia dan Le Nara yang sedang pergi tamasya acara sekolah mereka ke Inchon." Jelas Jaeha panjang lebar

"Oh, Kamu belum di jemput. Kakak kira ada apa"

"Kakak cepat ke sini ya. Soalnya aku sendiri di luar. Sebenarnya masih ada sih banyak temanku yang di dalam sekolah yang sedang dapat atau meminta kelas tambahan di guru pembimbing atau yang masih di ruang ekstra mereka. Tapi hari ini eksta Drawing Artist yang aku ikuti ternyata libur."

"Oh, gitu. Kakak segera ke sana. Tunggu sekitar sepuluh menit oke. Bye."

"Bye kak, hati-hati dijalan." Telefon di matikan dari seberang.

"Yah. Setidaknya menunggu sepuluh menit di sini lagi nggak papa."

"Nungggu kakak sampai. Main game dulu deh. Biar nggak bosan." Ia menggeser layar ponsel Apple yang berwarna gold silver limited edition yang ber wallpaper kan fotonya dan kakaknya saat bermain speedboat di pantai seminggu yang lalau.

Jaeha menggeser layar ponselnya  dan memilih folder yang berisi berbagai game RPG multiplayer online yang dimilikinya.

Akhirnya pilihannya jatuh pada satu game yang baru beberapa kali ia coba mainkan, ia memilih game pertempuran antar dua kerajaan, ia menjadi pemeran tokoh sang putri raja pertama yang bernama Kaella yang sangat mahir bermain pedang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A forgotten promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang