Pheromone VI - Together

39 3 16
                                    

Señorita (English: Young Lady) adalah lagu oleh penyanyi Kanada Shawn Mendes dan penyanyi Kuba-Amerika Camila Cabello. Album dirilis sebagai single melalui Island Records pada 21 Juni 2019. Lagu ini ditulis oleh Mendes, Cabello, Charli XCX, Ali Tamposi, Jack Patterson dari Clean Bandit. Produser Andrew Watt, Benny Blanco, dan Cashmere Kucing.

Backsound : Shawn Mendes and Camila Cabello from the album Shawn Mendes genre latin released June 21, 2019.

🌷

Erlangga membanting pintu mobilnya, tergesa memasuki lokasi dimana seseorang yang dikhawatirkannya sedari pagi tak kunjung memberi kabar. Langit mulai gelap saat ia mendapati beberapa orang sibuk dengan pekerjaan meskipun petunjuk CLOSE tampak jelas tergantung di pintu kaca. Tapi, lelaki ini tidak melihat sosok yang dicarinya. Segera melanjutkan langkah menuju lantai dua setelah menerima isyarat telunjuk mengarah ke atas oleh pegawai di sana.

Pintu geser tampak terbuka lebar setibanya di lantai dua. Seorang gadis duduk menyandar dengan ibu jari mengelus bibir bawah, kertas sketsa berserakan dan tidak biasanya meja kerja tak tertata seperti ini.

"Sesibuk itukah?"

Gadis itu mendongak, "Kak Erlang? Kapan pulang?"

"Dimana ponselmu?" bukannya menjawab, Erlangga justru bertanya kembali.

"Ponsel?"

Wajah cantik itu panik, teringat akan benda pipih berwarna putih yang entah dimana langsung ia raih swagger back dan menemukan ponsel dalam pocket.

"Ooh.. Pantas saja."

"Ada apa, Kak?" tanya sang gadis dengan tatapan polos, lalu pandangan teralih pada ponsel. Betapa terkejutnya kala berpuluh pesan juga panggilan dari Erlangga sudah ia abaikan, raut wajah bersalah menatap kembali lelaki di hadapannya. "Maaf, Kak. Aku tak akan membela diri."

Sang gadis bangkit, Erlangga menghadang merasa kehadirannya tidak diharapkan oleh Kanaya. "Mau kemana, Nay?"

Kanaya tersenyum setelah mendapat kecupan singkat, raut wajah kekasihnya tak rela dirinya beranjak. "Hanya ingin membuat coklat hangat. Kakak duduk dulu."

Jawaban yang Erlangga dengar cukup melegakan, lelaki ini pun mengikuti langkah kaki Kanaya hingga ke pantry. Kanaya sedikit tersentak ketika kedua tangan Erlangga melingkari pinggangnya, "Ck.. Kakak selalu saja. Jangan seperti ini, aku geli."

"Hmm.."

Jika sudah begini, Kanaya hanya bisa mengalah. Sepertinya Erlangga cukup lelah hingga meletakkan kepala di bahu kanan sang gadis dan beberapa kali menghirup aroma tubuh yang ia rindukan dari sang gadis. Meskipun tahu Kanaya tidak dapat menahan geli, Erlangga masih saja melakukannya.

"Hanya sendiri? Meja lain sepertinya tak berpenghuni."

"Naka ke Singapore. Sepertinya dia akan sering ke sana setelah ini. Bunda ke tempat lama kami, tempatku 'mencuri' ilmu dulu.." gelak Kanaya mengingat tingkah laku ketika beranjak remaja. Seorang remaja aktif dengan keingintahuan besar setelah menemukan arsip sang bunda yang tak pernah ia lihat. Sejak itu, Kanaya belajar otodidak mengenai desain pakaian tanpa sepengetahuan bundanya.

"Mungkin jalan ini yang membuatku bertemu denganmu lagi.." lirih Kanaya sambil menyeduh coklat.

"Kau mengucapkan sesuatu?" tanya Erlangga langsung dijawab gelengan kepala juga tepukan pelan pada lengan kekarnya yang melingkari pinggang gadis dalam rengkungannya ini. Hembusan napas Erlangga semakin terasa hangat di leher Kanaya, disertai gumaman pelan. Pikiran lelaki ini menerawang tanpa sadar, seperti ada sesuatu yang memang belum sempat ia lakukan. Dirinya belum pernah bertemu juga meminta ijin pada orangtua Kanaya.

PHEROMONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang